163
interaksi ekonomi, bisnis dan sosial berjalan dengan aturan permainan dan best practice
yang berlaku.
D. Tanggung Jawab Audit Internal PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah
Abang Dalam Mewujudkan Good Governance
Dalam Pasal 2 ayat 1 PBI dijelaskan, bahwa bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan, usahanya pada
seluruh tingkatan atau jenjang. Dalam ayat 2 lebih diperinci lagi tentang implementasinya dalam perbankan antara lain pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
dewan komisaris dan direksi dalam pelaksanaan audit internal. Pelaksanaan tanggung jawab audit internal atau yang lebih sering disebut
sebagai Satuan Pengawas Internal PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang dalam membantu meningkatkan implementasi Good Corporate Governance telah
dilakukan secara efektif. Hal ini disebabkan Satuan Pengawas Internal PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang telah mengikuti Peraturan Bank Indonesia No.
16PBI1999. Kegiatan audit internal yang dilaksanakan Satuan Pengawas Internal PT.
Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang adalah assurance dan consulting. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara independent dan obyektif, sehingga dapat
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasional PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang.
76
76
Adi Sukmanto, Internal Audit PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancara Pribadi
164
Salah satu tanggung jawab yang merupakan ruang lingkup utama bagi Satuan Pengawas Internal ialah meliputi pemeriksaan dan penilaian kecukupan serta
efektivitas sistem pengendalian internal. Setiap harinya Satuan Pengawas Internal melakukan pemeriksaan dan penilaian apakah pengendalian internal sudah
dilaksanakan dengan baik dan apakah manajemen resiko, pengawasan dan proses Good Corporate Governance
sudah berjalan efektif. Satuan Pengawas Internal PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang
menilai sistem pengendalian internal dengan maksud untuk mengetahui resiko utama yang dihadapi pengelolanya sesuai dengan proses yang sedang berjalan. Penilaian
pengendalian internal tersebut setidaknya dapat memastikan bahwa : 1.
Resiko telah teridentifikasi dan dikelola secara tepat. 2.
Informasi penting keuangan, manajerial dan operasional telah disajikan secara akurat, handal dan tepat waktu.
3. Seluruh aktivitas bank telah sesuai dengan kebijakan, standar, prosedur serta
peraturan danatau perundang-undangan yang berlaku. 4.
Program-program dan tujuan-tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 5.
Kualitas dan perbaikan yang berkesinambungan selalu terpelihara dengan tetap memperhatikan aspek internal kontrol sistem.
Dalam penanganan untuk mengurangi resiko, evaluasi terpisah selalu dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal sesuai dengan rencana audit tahunan yang
telah disepakati bersama sebelumnya pada awal tahun. Segala isu yang berkaitan dengan kecukupan pengendalian internal dilaporkan kepada direksi, dan langkah-
165
langkah rekomendasi yang diperlukan semata-mata hanya untuk meminimalkan resiko yang ada.
Laporan audit internal tentang temuan-temuan audit beserta rekomendasi yang diperoleh selama melakukan audit diberikan kepada komite audit, yang pada
akhirnya komite audit akan mengawasi dan mengkaji laporan dari audit internal atau Satuan Pengawas Internal.
Meskipun demikian, tugas audit internal dan komite audit tidak menjamin kebenaran data laporan, disebabkan karena hal itu merupakan tugas manajemen.
Audit internal dan komite audit tidak bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan manajemen, karena dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas audit internal
dan komite audit. Internal audit dan komite audit hanya membantu manajemen dalam mencapai
tujuannya yang salah satunya adalah membantu manajemen memiliki suatu sistem agar pelaporan manajemen tidak melanggar undang-undang yang berlaku serta data
yang disajikan reliable, terutama yang terjadi pada laporan keuangan. Hal ini perlu dilakukan, karena merupakan bentuk dari sebuah pertanggungjawaban.
Salah satu contoh dari bentuk pertanggungjawaban sosial PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang yang menarik adalah memberikan pinjaman lunak
yang disebut dengan istilah qard dan pinjaman kebajikan yang dikenal dengan sebutan qardul hasan. Jika nasabah memang tidak dapat mengembalikan
pinjamannya dengan alasan yang dapat dibenarkan oleh pihak bank, maka nasabah diperkenankan untuk tidak mengembalikan pinjaman tersebut. Dana untuk menutupi
166
pinjaman tersebut dapat diambil dari dana zakat, infaq dan shadaqah yang ada dalam Bait al-Maal
PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang.
77
Bila tanggung jawab audit internal sampai kepada pemahaman seperti yang dipaparkan di atas, bukan
mustahil PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang akan dapat mewujudkan Good Corporate Governance
pada bank yang bersangkutan.
77
Adi Sukmanto, Internal Audit PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancara Pribadi
167
A. Kesimpulan