135
A. Sejarah Singkat PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang
Pada mulanya Bank DKI merupakan Bank Pembangunan Daerah BPD DKI Jakarta yang beroperasi berdasarkan Akta No. 30 tertanggal 11 April 1961 yang
dibuat di hadapan notaries Eliza Pondang, SH di Jakarta dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta Raya yang disingkat BPD JAYA.
Landasan hukum Pendirian Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta adalah Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1955 tentang Pengawasan Lembaga Perkreditan
dan izin usaha dari Menteri Keuangan No. BUN 9 – 2 – 24 tanggal 11 April 1961. Modal dasar saat didirikan sebesar Rp. 2.500.000,- yang terdiri dari 250 lembar
saham. Pemegang saham pada waktu itu adalah Pemerintah DKI Jakarta sebanyak 200 lembar saham dan 50 lembar saham dimiliki oleh Asuransi Bumiputera 1912
dengan jumlah modal disetor Rp. 2.500.000,- Untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 1962 tentang
ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sebagai Pelaksana Undang-Undang tersebut, maka diterbitkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1978
tentang Bank Pembangunan DKI Jakarta. Dalam peraturan tersebut, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp. 1.000.000.000,- yang berupa kekayaan Pemerintah Daerah
dipindahkan dengan jumlah modal disetor Rp. 1.000.000.000,- Bentuk badan hukum berubah dari Perseroan Terbatas menjadi Perusahaan Daerah.
136
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam transaksi luar negeri, berdasarkan persetujuan Bank Indonesia No. 2567KEPDIR
tertanggal 30 November 1992, Bank Pembangunan DKI Jakarta resmi menjadi Bank Devisa dan nama panggilan berubah dari BPD JAYA menjadi Bank DKI.
Sejalan dengan langkah kebijaksanaan Pemerintah RI untuk menyehatkan sistem perbankan nasional pada bulan Mei 1999, Bank Pembangunan DKI Jakarta
diikutsertakan sebagai salah satu bank yang mendapat bantuan modal dari Pemerintah Pusat melalui Program Rekapitulasi Perbankan. Bank Pembangunan DKI Jakarta
merubah bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1999 dan akta pendirian No. 4 Tahun
1999 yang dibuat Notaries Harun Kamil, SH dan modal dasar Bank DKI ditingkatkan menjadi Rp. 700.000.000.000,-
Pada hari ulang tahunnya yang ke-41, tanggal 11 April 2002, PT. Bank DKI Jakarta menggunakan motto : “Terpercaya Membangun Usaha”. Pada bulan April
2003, telah berhasil menyelesaikan Program Rekapitulasi Perbankan yaitu dengan cara membeli kembali saham Pemerintah Pusat oleh Pemerintah DKI Jakarta
sebanyak Rp. 172.695.000.000,- ditambah dengan premi sebesar bunga Obligasi Pemerintah Pusat selama tiga tahun sebesar Rp. 72.673.896.231,- sehingga saham
Bank DKI menjadi 99,79 milik pemerintah DKI Jakarta dan 0,21 milik Perusahaan Daerah Pasar Jaya.
61
Untuk mengembangkan usahanya secara syari’ah, maka PT. Bank DKI Jakarta membuka unit usaha syari’ah.
61
Diakses pada tanggal 7 September 2008 dari www.bankdki.co.id
dan www.bankdki-
syari’ah.com
137
Sejak tahun 2002 Bank DKI Jakarta mempersiapkan izin usaha syari’ah, mulai dari menyiapkan sumber daya, studi kelayakan, pengkajian dan workshop bank
syari’ah hingga membentuk Dewan Pengawas Syari’ah. Meskipun demikian, efektif beroperasinya Bank DKI Syari’ah adalah sejak diterimanya surat dari Bank Indonesia
No. 639DPBS tanggal 13 Januari 2004 dan pelaksanaan operasi bank syari’ah ini dimulai pada bulan Maret 2004 dengan menempatkan satu cabang penuh dan satu
cabang pembantu yang terletak di Jl. KH Wahid Hasyim No. 153 Jakarta sebagai pengembangan pelayanan bagi para nasabahnya.
62
Melihat letaknya yang cukup strategis berada pada pusat perdagangan pasar Tanah Abang yang dikelola oleh PD Pasar Jaya, Bank DKI Syari’ah memiliki potensi
perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini terkait dengan kepemilikan saham PD Pasar Jaya yang pada akhirnya menjadi rekan bisnis dalam pengembangan usahanya.
Unit usaha syari’ah ini bertujuan memberikan pelayanan berbagai kebutuhan konsumen, baik dalam berinteraksi, tabungan maupun pembiayaan secara syari’ah.
Modal awal untuk Bank DKI Syari’ah ini adalah sebesar Rp. 2.000.000.000,- yang dikeluarkan secara penuh oleh Bank DKI. Secara entitas bisnis Bank DKI
Syari’ah adalah bagian dari unit syari’ah Bank DKI Syari’ah. Pada sisi lain, legalitas Bank DKI Syari’ah mengikuti legalitas Bank DKI sebagai suatu entitas usaha
perbankan.
63
Dengan demikian, pembahasan mengenai sejarah singkat berdirinya
62
www.bankdki-co.id dan
www.bankdki-syari’ah.com
63
Adi Sukmanto, Internal Audit Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancara Pribadi
, Jakarta, 5 September 2008
138
Bank DKI Syari’ah tidak terlepas dari sejarah Bank DKI sebagai bank umum devisa milik Pemerintah DKI Jakarta.
Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang yang secara resmi dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Bapak Sutiyoso, pada tanggal 16 Maret 2005 merayakan
MILAD-nya yang pertama. Pada perkembangannya selama tiga tahun ini, Bank DKI Syari’ah mampu memberikan nuansa baru pada perkembangan perbankan syari’ah.
Bersama dengan bank-bank syari’ah lainnya, Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang berusaha untuk mengembangkan potensi yang ada di masyarakat secara
optimal.
64
Dalam usianya yang masih sangat tergolong muda, pada akhir tahun 2004 Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang mencatat aset sebesar Rp. 31,12 milyar,
pencapaian biaya sebesar Rp. 17,62 milyar dan pemenuhan dana pihak ketiga sebesar Rp. 14,14 milyar. Dalam menghadapi tantangan dan persaingan antar sesama pelaku
perbankan yang semakin kompetitif, Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang menyusun suatu rencana kerja strategis yaitu melakukan pemenuhan sarana
pelayanan nasabah secara cepat dan tepat serta melakukan ekspansi pembiayaan ke perusahaan-perusahaan dan badan-badan usaharitel yang dinilai memiliki potensi
yang besar, sehingga Bank DKI Syari’ah menjadi salah satu bank yang dapat dipercaya dalam melakukan transaksi secara syari’ah.
65
64
Adi Sukmanto, Internal Audit Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancara Pribadi
,
65
Adi Sukmanto, Internal Audit Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancara Pribadi
139
Hingga saat ini Bank DKI Syari’ah telah memiliki 36 kantor layanan syari’ah yang ada di cabang pembantu Bank DKI konvensional. Sebanyak 15 kantor layanan
syari’ah cabang pembantu Bank DKI konvensional yang antara lain kantor cabang pembantu Abdul Muis, kantor cabang pembantu Ancol, kantor cabang pembantu
Cakung, kantor cabang pembantu Cipulir, kantor cabang pembantu Glodok, kantor cabang pembantu Gunadarma, kantor cabang pembantu Gunung Sahari, kantor
cabang pembantu Jatibaru, kantor cabang pembantu Klender, kantor cabang pembantu Muara Angke, kantor cabang pembantu Pluit, kantor cabang pembantu
Samsat Gunung Sahari, kantor cabang pembantu Samsat Polda Metrojaya, kantor cabang pembantu Senen, kantor cabang pembantu Trunojoyo dan kantor cabang
pembantu Tanah Abang. Hal ini dilakukan dalam rangka perluasan jaringan kantor Bank DKI Syari’ah yang sebelumnya telah dilakukan sebanyak 21 kantor layanan
syari’ah.
66
Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang sebagai salah satu bank syari’ah yang memperoleh penghargaan sebagai unit bank syari’ah terbaik kategori aset di
bawah Rp. 100 milyar dalam ajang penghargaan Syari’ah Award 2006 dari majalah investor. Penghargaan secara resmi ini diberikan pada hari Senin tanggal 9 Oktober
2006 bertempat di Four Season Hotel. Semoga saja dengan diperolehnya Syari’ah Award 2006, menjadi langkah awal dalam menjadikan Bank DKI umumnya dan PT.
Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang khususnya sebagai bank terbaik dan sekaligus membanggakan.
66
Adi Sukmanto, Internal Audit Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancaar Pribadi
140
B. Tujuan Pendirian PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang