110
syarat mutlak adanya peran lapisan kontrol secara optimal. Oleh sebab itu, setiap pengelola perbankan harus memahami apa yang dimaksud dengan
pengendalian internal. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SPAP, pengendalian
internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan yagn
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini seperti keadaan pelaporan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
27
Dengan demikian, konsep dasar audit internal adalah melakukan pengawasan dan pengendalian yang memadai untuk
meyakinkan adanya penyimpangan dalam suatu perusahaan termasuk dunia perbankan.
4. Efektivitas Fungsi Audit Internal
Dalam dunia perbankan audit internal merupakan sebuah fungsi yang independent yang tugas utamanya adalah melakukan penilaian berkelanjutan
melalui penyusunan laporan yang menganalisis metodologi, prosedur dan proses yang terdapat dalam manajemen resiko bank. Dalam perannya ini,
sudah umum apabila departemen audit internal mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Presiden Direktur Bank.
28
27
Amin Widjaja Tunggal, Memahami Internal Auditing, Jakarta: Harvarindo, 2008, h. 77
28
Modul Manajemen Resiko Perbankan, Pentingnya Regulasi Perbankan. Artikel diakses pada tanggal 26 Agustus 2008 dari
http:www.manajemenresiko.blokspot.com
111
Dipandang dari sudut audit yang independent, fungsi audit internal adalah sebagai teknik pengendalian internal yang konvensional. Departemen
Audit Internal harus dianggap sebagai bagian yang terpadu dari sistem pengendalian internal perusahaan, dan begitulah pandangan auditor
independent pada waktu melakukan tinjauan ulang dan evaluasi atas sistem pengendalian internal. Apabila tinjauan ulang dan evaluasi ini menunjukkan
adanya fungsi audit internal yang kuat, maka biasanya auditor independent itu sedikit banyak boleh mengandalkan pekerjaan staf audit internal.
29
Fungsi audit internal merupakan sumber informasi dan assurance bagi komite audit untuk aktivitas pengendalian finansial intern dan manajemen
resiko.
30
Fungsi audit internal ini mencakup departemen audit internal dan departemen lainnya, aktivitas atau outsource jasa yang memenuhi peranan
audit internal. Fungsi audit internal yang baik memiliki proses untuk menilai
efektivitas mereka sendiri. Mereka menggunakan hasil, bersama dengan umpan balik dari auditor eksternal dan stakeholders yang lain, untuk
memonitor kewenangan sepanjang waktu dan mencapai perbaikan berkesinambungan dan praktek serta kinerja.
31
Ini merupakan salah satu peran dari audit internal.
29
Marianus Sinaga, Norma dan Prosedur Auditing, Jakarta: Erlangga, 1996, h. 156
30
Amin Widjaja Tunggal, Memahami Internal Auditing, h. 45
31
Amin Widjaja Tunggal, Memahami Internal Auditing, h. 47
112
Dengan adanya fungsi audit internal yang efektif, maka dapat tercipta mekanisme pengawasan untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada
dalam perusahaan telah digunakan secara ekonomis dan efektif, dan pengendalian yang ada dalam perusahaan dapat memberikan kepastian lebih
tinggi bahwa informasi yang dihasilkan dapat dipercaya menurut versi audit internal.
Audit internal juga menjadi barometer standar penilaian yang berlaku di perusahaan melalui aktivitas pengawasan yang dilakukan secara
berkesinambungan, sehingga dapat mendorong terciptanya iklim kerja yang efisien. Seiring dengan perbaikan dalam proses internal tersebut, keyakinan
investor termasuk kreditur terhadap proses pengelolaan perusahaan akan semakin meningkat. Meningkatnya keyakinan investor terhadap proses
pengelolaan perusahaan, merupakan salah satu bukti dari kerja keras para auditor internal.
Di Indonesia, fungsi audit internal sering dilihat sebagai penambahan beban bagi perusahaan. Sedangkan di negara lain, keberadaan fungsi audit
internal dianggap sangat penting, antara lain terlihat adanya peraturan dari beberapa Bursa Efek yang mengharuskan agar perusahaan yang terdaftar
harus memiliki fungsi audit internal, baik secara in-house maupun outsource, serta munculnya Sarbanes Oxley di Amerika yang mengharuskan manajemen
untuk memastikan efektivitas dari pengendalian internalnya.
113
Berkaitan dengan peran audit internal, acuan yang digunakan antara lain adalah standar audit internal yang dikeluarkan oleh The Institute of
Internal Auditor , dengan melakukan penyesuaian agar selaras dengan
peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia. Ketiadaan acuan yang baku terkadang menimbulkan beberapa permasalahan, terutama bagi
organisasi yang mengadopsi praktek corporate governance internasional tanpa menyesuaikan dengan struktur di Indonesia. Kendala-kendala yang
dihadapi fungsi audit internal di Indonesia antara lain terkait dengan hubungan pekerjaan dengan komite audit, penentuan obyek audit dan
pengawasan serta tindak lanjut dari temuan audit. Dengan demikian, fungsi audit internal merupakan salah satu fungsi
terpenting dalam suatu perusahaan, karena audit internal memiliki peran strategis dalam membawa kepentingan perusahaan, dan bahkan pemegang
saham untuk memastikan bahwa setiap unit dalam perusahaan berjalan dengan baik. Selain itu, audit internal merupakan aktivitas independent yang
mencakup pemberian asersi obyektif serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai dan mempelajari operasi organisasi.
Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan menggunakan metode yang sistematis disertai disiplin dalam
mengevaluasi dan memperbaiki efektivitas dari proses manajemen resiko, pengendalian internal dan governance. Audit internal melakukan penela’ahan
terhadap seluruh fungsi yang ada di organisasi, dan memberikan tingkat
114
keyakinan kepada manajemen dan komite audit mengenai kehandalan pengendalian resiko, melakukan penilaian yang independent dan obyektif
terhadap struktur dan proses governance dan juga berperan sebagai katalis perubahan, memberikan input untuk perbaikan terhadap struktur dan proses
governance .
5. Mekanisme Pelaksanaan Audit Internal