108
Selama ini profesi audit internal memang memiliki standar etika profesi yang terus menerus dipelihara, direvisi dan ditekankan dalam setiap
pendidikan, pelatihan buku teks maupun standar lainnya. Namun etika profesi yang selama ini hanya didasarkan pada filsafat rasionalisme dan materialisme,
sehingga yang sering terjadi adalah auditor masih melakukan hal-hal yang tidak terpuji sehingga merusak nama baiknya.
25
Oleh sebab itu, profesi audit internal memang dituntut untuk memiliki kode etik.
Agar kode etik itu efektif, maka harus ada penekanan moral yang solid dan legitimate sebagai dasar dari prinsip dan etika yang dibuat. Sejauh
ini kode audit internal didasarkan kepada pemikiran manusia yang diatur oleh pola pikir rasionalisme. Penegakan kode etik ini tergantung pada organisasi
atau komitmen pribadi saja yang dikontrol oleh publik. Dengan adanya kode etik ini, diharapkan para auditor internal tidak lagi melakukan hal-hal yang
tidak terpuji, sehingga dapat menjaga nama baik dan profesinya secara keseluruhan.
3. Konsep Dasar Audit Internal
Audit internal atau yang biasa disebut Sistem Pengendalian Internal SPI merupakan bagian dari praktek Good Corporate Governance dan
praktek manajemen yang di dalamnya mencakup pengawasan yang memadai, etika bisnis, independensi, pengungkapan yang akurat dan tepat waktu,
25
Sofyan S. Harahap, Auditing Dalam Perspektif Islam, h. 226
109
akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan perusahaan serta mekanisme untuk memastikan adanya tindak lanjut yang
seksama jika terjadi pelanggaran dalam perusahaan. Jadi sistem pengendalian internal yang merupakan salah satu elemen dari praktek Good Corporate
Governance dan praktek manajemen adalah konsep dari audit internal.
Audit internal sendiri memiliki tugas melakukan penilaian kepatuhan, dan saat ini fungsinya berkembang layaknya konsultan dengan memberikan
masukan-masukan dalam hal strategi, implementasi kebijakan, dan lain-lain guna mendukung peningkatan kinerja perusahaan. Sedangkan kriteria
penilaiannya berdasarkan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
26
Pelaksanaan audit internal dilakukan oleh auditor internal yang meneliti prosedur perusahaan untuk memastikan apakah berjalan
sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Untuk itu, selain memiliki tugas sebagai penilaian kepatuhan, juga melakukan pengawasan terhadap
suatu perusahaan. Dengan demikian konsep dasar auditor internal selain pengungkapan permasalahan yang akurat dan tepat waktu, juga melakukan
kontrol terhadap berbagai perusahaan dan institusi perbankan. Pada perbankan syari’ah, audit dan kontrol merupakan lapisan
pertama dan utama yang dilakukan terhadap setiap karyawan, sehingga peran bagian sumber daya insani dalam memilih karyawan yang tepat merupakan
26
Tanya Jawab dengan Asosiasi Auditor Internal AAI pada tanggal 20 Maret 2008 melalui Infoauditor.internal.com
110
syarat mutlak adanya peran lapisan kontrol secara optimal. Oleh sebab itu, setiap pengelola perbankan harus memahami apa yang dimaksud dengan
pengendalian internal. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SPAP, pengendalian
internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan yagn
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini seperti keadaan pelaporan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku.
27
Dengan demikian, konsep dasar audit internal adalah melakukan pengawasan dan pengendalian yang memadai untuk
meyakinkan adanya penyimpangan dalam suatu perusahaan termasuk dunia perbankan.
4. Efektivitas Fungsi Audit Internal