Implementasi Good Corporate Governance Pada PT. Bank DKI Syari’ah

154 Syari’ah Cabang Tanah Abang khususnya, akan lebih maju dan tampil sebagai pioneer terdepan dalam upaya pelaksanaan audit internal.

B. Implementasi Good Corporate Governance Pada PT. Bank DKI Syari’ah

Cabang Tanah Abang Dewasa ini tuntutan terhadap terwujudnya Good Corporate Governance di setiap perusahaan sudah semakin penting. Rendahnya kualitas penerapan Good Corporate Governance akan berpengaruh kepada kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Dikatakan bahwa para ekonomi masih kurang pemahaman terhadap Good Corporate Governance, maka konsekuensinya dalam praktek bisnis terjadi Bad Governance. Bad governance dari pihak manajemen menyebabkan kerugian yang sangat besar sehingga terjadi kebangkrutan pada setiap perusahaan termasuk pada perbankan syari’ah. Sebagai suatu unit usaha dari Bank DKI, maka penerapan Good Corporate Governance pada PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang mengacu kepada penerapan Good Corporate Governance pada Bank DKI. Dalam hal ini, Bank DKI telah berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara baik dan benar. Komitmen tersebut dituangkan dalam suatu slogan yang diciptakan untuk memudahkan karyawan dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam kegiatan sehari-hari. Slogan Bank DKI untuk penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dikenal dengan sebutan TARIF. 72 72 Adi Sukmanto, Internal Audit PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancara Pribadi , Jakarta, 5 September 2008 155 Sebagai salah satu komitmen dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance , maka manajemen Bank DKI telah meningkatkan struktur dan kerangka Good Corporate Governance sesuai dengan perkembangan terkini di dunia perbankan baik lokal maupun internasional seperti rekomendasi Basel II tentang manajemen resiko bank, Sarbanes-Oxley Act tentang standar keterbukaan laporan keuangan, blue print Arsitektur Perbankan Indonesia dari Bank Indonesia serta International Financial Reporting Standards . Implementasi Good Corporate Governance pada PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia yang meliputi : 1. Pemenuhan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi beserta pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini ditunjukkan oleh adanya Komisaris Independen yang sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006 yang mengatur bahwa sedikitnya 50 dari anggota Komisaris merupakan Komisaris Independen, kebijakan bahwa Dewan Komisaris tidak boleh memiliki kepemilikan saham yang mencapai 5 atau lebih, baik pada Bank DKI maupun pada bank umum dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam ataupun di luar negeri serta tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota direksi dan atau pemegang saham pengendali, kebijakan dan tidak boleh rangkap jabatan. 2. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komite-komite yaitu komite audit, komite pemantau resiko dan komite remunerasi serta nominasi. 3. Pelaksanaan fungsi kepatuhan, audit internal dan audit eksternal. 156 4. Pelaksanaan fungsi manajemen resiko. 5. Pemenuhan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar. 6. Penyusunan rencana strategis bank sesuai dengan ketentuan mengenai rencana bisnis bank. 7. Pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. 8. Penyusunan buku pedoman kerja dan dewan komisaris dan buku pedoman kerja direksi. 9. Penerapan visi dan misi serta nilai budaya kerja perusahaan yang terdiri dari tujuh nilai KTPP DKI yaitu komitmen, teamwork, profesional, pelayanan, disiplin, kerja keras dan integritas. 10. Penunjukkan direktur kepatuhan dan pembentukan satuan kerja kepatuhan, satuan kerja manajemen resiko dan satuan kerja audit internal serta penetapan fungsi pengelola Good Corporate Governance pada satuan kerja kepatuhan, group manajemen resiko dan kepatuhan. Salah satu bentuk dari implementasi Good Corporate Governance tersebut dapat dilihat dari transparansi yang dilakukan oleh manajemen dengan menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang remunerasi yang diterima oleh dewan direksi dan dewan komisaris. Semua informasi tersebut dapat dilihat oleh seluruh masyarakat melalui annual report perusahaan. Dengan adanya annual report pada perusahaan, biasanya dapat diketahui hasil audit internal pada suatu perusahaan, termasuk institusi perbankan. 157 Hasil audit internal pada tahun 2007 menunjukkan bahwa terdapat 31 sanksi yang telah dikeluarkan oleh manajemen yang berupa sanksi teguran lisan yang paling banyak dikeluarkan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tingkat penyimpangan yang terjadi masih relatif ringan. Penyimpangan seperti ini dapat diketahui karena adanya penerapan Good Corporate Governance. Untuk mengukur tingkat implementasi Good Corporate Governance, manajemen Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang secara rutin melaksanakan self assessment tentang pelaksanaan Good Corporate Governance dengan menggunakan metode assessment yang telah baku dan diakui oleh dunia usaha. Berdasarkan assessment tahun 2007, Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang memperoleh predikat baik dengan nilai komposit akhir sebesar 1,81 dengan 9 area masalah yang perlu dicermati dan ditindaklanjuti oleh manajemennya 73 oleh pihak PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance . Saat ini, Good Corporate Governance dianggap begitu penting, terutama bagi PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang. Karena Good Corporate Governance diharapkan dapat memperbaiki citra perbankan yang sempat terpuruk beberapa waktu lalu. Hal ini mengingat dalam Good Corporate Governance terkandung lima prinsip yang anggap positif bagi pengelolaan sebuah perbankan. Prinsip keterbukaan atau transparansi misalnya, bank harus memberikan informasi secara tepat waktu, 73 Irwan Abdullah, et.al., “Analisa Perusahaan PT. Bank DKI Unit Syari’ah”, Makalah Mata Kuliah Manajemen Keuangan Islam . Makalah ini diakses pada tanggal 4 November 2008 dari http:www.scribd.com 158 memadai, jelas, akurat dan dapat dibandingkan. Informasi tersebut juga harus mudah diakses stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip akuntabilitas, berarti bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari setiap komponen organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perbankan. Setiap komponen organisasi memiliki kompetensi sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Mereka harus dapat memahami perannya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance. 74 Dengan demikian, implementasi Good Corporate Governance pada PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan, yang dapat membantu tercapainya kesinambungan perbankan melalui pengelolaan berdasarkan asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Oleh sebab itu, banyak manfaat yang diambil dari penerapan Good Corporate Governance yang salah satunya adalah dapat meningkatkan kualitas struktur pengelolaan dan pola kerja perusahaan, tak terkecuali PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa implementasi Good Corporate Governance bagi perkembangan bank syari’ah bukan sekedar mengikuti peraturan tertulis yang terlanjur dikeluarkan oleh pemerintah. Lebih dari itu, Good Corporate Governance pada hakekatnya merupakan standar etis di mana perbankan syari’ah tidak hanya dituntut untuk memenuhi pencapaian-pencapaian laba materil, 74 Adi Sukmanto, Internal Audit PT. Bank DKI Syari’ah Cabang Tanah Abang, Wawancara Pribadi 159 tetapi juga mengemban tanggung jawab etis vertikal dan sosial-horizontal. Untuk itu, penerapan Good Corporate Governance perlu dijadikan sebagai bagian dari kultur perbankan, bukan sekedar Good Corporate Governance, tetapi juga Good Corporate Culture .

C. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance di PT. Bank DKI Syari’ah