105
Dari beberapa pendapat para pakar tentang definisi audit internal, dapat disimpulkan bahwa audit internal adalah sebuah penilaian yang
sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan pengendalian yang berbeda dalam organisasi untuk menentukan apakah :
a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan.
b. Resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi.
c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti. d.
Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi. e.
Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis serta f.
Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
2. Kode Etik Audit Internal
Profesi audit internal memiliki kode etik profesi yang harus ditaati dan dijalankan oleh segenap auditor internal. Kode etik tersebut memuat
standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal. Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal
23
telah menetapkan kode etik bagi para auditor internal adalah sebagai berikut :
23
Konsorsium Organisasi Profesi ini terdiri dari 1 Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Internal FKSPI. Forum ini awalnya bernama FKSPI BUMNBUMD karena anggotanya para auditor
internal yang bekerja pada Satuan Pengawasan Intern SPI di BUMNBUMD. Sehubungan dengan keanggotaan yang terbuka bagi auditor intern yang bekerja di sektor perusahaan swasta, multi nasional
maupun asing, maka berubah menjadi FK SPI, 2 Perhimpunan Auditor Internal Indonesia PAII. Organisasi ini menghimpun para auditor internal yang telah memiliki gelar qualified internal auditor
QIA, dan 3 Asosiasi Auditor Internal AAI. Anggota AAI ini tersebar di seluruh Indonesia baik yang berasal dari BUMNBUMDSwasta. AAI juga membuka keanggotaan dengan auditor internal
dari Perguruan Tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara dan perusahaan baik BUMNBUMD maupun private.
106
a. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, obyektivitas dan
kesanggupan dalam melaksanakan tugas serta memahami tanggung jawab profesinya.
b. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau
terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian, auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang
atau melanggar hukum. c.
Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau
mendiskreditkan organisasinya. d.
Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya atau kegiatan-
kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung
jawab profesinya secara obyektif. e.
Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok atau pun mitra bisnis organisasinya,
yang dapat atau patut diduga dapat mempengaruhi pertimbangan profesinya. f.
Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.
g. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa
memenuhi standar profesi audit internal.
107
h. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam
menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak boleh menggunakan informasi rahasia untuk
mendapatkan keuntungan pribadi secara melanggar hukum yang dapat menimbulkan kerugian terhadap organisasinya.
i. Dalam
melaporkan hasil
pekerjaannya, auditor
internal harus
mengungkapkan semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat 1 mendistorsi laporan atas
kegiatan yang direview dan 2 menutupi adanya praktek-praktek yang melanggar hukum.
j. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi dan
efektivitas serta kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan.
Menurut Sofyan S. Harahap, ada beberapa hal yang diatur dalam etika profesi audit internal seperti sikap independent, perlunya menjaga
kerahasiaan, pengaturan tentang publikasi dan promosi, aturan tentang surat penugasan, aturan tentang pergantian akuntan, penentuan feehonorarium,
kewajiban kepada pihak ketiga, perilaku yang tidak boleh dilakukan kepada langganan, kewajiban manajemen dan auditor serta hubungan istimewa
dengan langganan.
24
24
Sofyan S. Harahap, Auditing Dalam Perspektif Islam, h. 225 - 226
108
Selama ini profesi audit internal memang memiliki standar etika profesi yang terus menerus dipelihara, direvisi dan ditekankan dalam setiap
pendidikan, pelatihan buku teks maupun standar lainnya. Namun etika profesi yang selama ini hanya didasarkan pada filsafat rasionalisme dan materialisme,
sehingga yang sering terjadi adalah auditor masih melakukan hal-hal yang tidak terpuji sehingga merusak nama baiknya.
25
Oleh sebab itu, profesi audit internal memang dituntut untuk memiliki kode etik.
Agar kode etik itu efektif, maka harus ada penekanan moral yang solid dan legitimate sebagai dasar dari prinsip dan etika yang dibuat. Sejauh
ini kode audit internal didasarkan kepada pemikiran manusia yang diatur oleh pola pikir rasionalisme. Penegakan kode etik ini tergantung pada organisasi
atau komitmen pribadi saja yang dikontrol oleh publik. Dengan adanya kode etik ini, diharapkan para auditor internal tidak lagi melakukan hal-hal yang
tidak terpuji, sehingga dapat menjaga nama baik dan profesinya secara keseluruhan.
3. Konsep Dasar Audit Internal