Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
57 kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi penyandang dananya
juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Tingkat
profitabilitas dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi karena untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan atas perusahaan tersebut. Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan
adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya.
Misalnya profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan melalui perbandingan laba
dengan investasi yang digunakan dalam investasi Triatmodjo, 2009:11. Untuk mengukur seberapa efektif perusahaan yang beroperasi
sehingga menghasilkan keuntungan atau mencapai tujuan profit keseluruhan, terutama dalam hubungannya dengan sumber-sumber yang
diinvestasikan digunakan rasio profitabilitas yang terdiri dari return on assets ROA, dan return on Equity ROE. Rasio return on asset ROA
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Nilai rasio ROA yang positif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total akiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian.
58 Dengan demikian, keterkaitan antara ROA dengan CSR dapat
dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha1: Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Rasio return on equity ROE merupakan rasio keuntungan bersih
sesudah pajak terhadap modal sendiri, yang mengukur tingkat hasil pengembalian dari modal pemegang saham modal sendiri yang
diinvestasikan ke dalam perusahaan. Dengan demikian, keterkaitan antara ROE dengan CSR dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai
berikut: Ha2: Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap ROE
2. CSR dan Reputasi Perusahaan Reputasi adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai reputasi. Setiap perusahaan mempunyai reputasi
sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai reputasi perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial,
bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai
pandangan terhadap perusahaan Ardianto dan Sumirat, 2006:2.
59 Disebutkan, bagi suatu perusahaan, reputasi dan citra korporat
merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai harganya. Oleh karena itu segala upaya, daya dan biaya digunakan untuk memupuk, merawat
serta menumbuhkembangkannya. Beberapa aspek yang merupakan unsur pembentuk citra reputasi perusahaan antara lain; 1 kemampuan
finansial, 2 mutu produk dan pelayanan, 3 fokus pada pelanggan, 4 keunggulan dan kepekaan SDM, 5 reliability, 6 inovasi, 7 tanggung
jawab lingkungan, 8 tanggung jawab sosial, dan 9 penegakan Good Corporate Governance GCG News Of PERHUMAS, 2005.
Massey 2003 dalam Nor Rahman 2006 menyatakan bahwa perusahaan yang fokus terhadap core businessnya akan lebih sukses. Hal
tersebut merefleksikan core competencies yang dipunyai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi positif lebih memungkinkan untuk
menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar yang luas, menerapkan harga yang tinggi dan lebih menarik minat investor.
Dengan kata lain, reputasi perusahaan yang baik memberikan perusahaan keunggulan kompetitif.
Becchetti et al. 2009 melakukan analisis empiris mengenai pengaruh dan relevansi program CSR pada kondisi pasar modal, dengan
sampel data dari tahun 1990 hingga 2004. Dan hasil penelitian mereka menyimpulkan dua penemuan utama yaitu tren meningkat yang signifikan
dalam nilai absolut dari pengembalian yang tidak wajar abnormal return
60 dan efek negatif signifikan dalam pengembalian yang tidak wajar setelah
pengumuman melalui Domini Index. Martin 2008 melakukan analisis mengenai maksimalisasi nilai
pemegang saham dengan adanya kebijakan CSR. Martin menggunakan beberapa variabel program CSR dan menyimpulkan bahwa aktivitas CSR
akan bernilai jika manajemen membantu mengembangkan reputasi perusahaan dalam setiap grup stakeholder, seperti pemasok, pelanggan,
karyawan, dan komunitas. Dan jika reputasi tersebut ada, maka perusahaan berdiri menjadi lebih ”bermakna”, sehingga menarik investor dan
meningkatkan nilai saham mereka. Adi
2008 melakukan
penelitian mengenai
pengaruh pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi
investor, sebuah studi kasus pada perusahaan high profile yang terdaftar di BEJ. Dengan sampel sebanyak 26 perusahaan. Hasil dari penelitian
tersebut menyimpulkan bahwa pengaruh dari pengungkapan sosial terhadap laporan tahunan kurang signifikan, sehingga tidak ada pengaruh
pengungkapan sosial terhadap reaksi investor. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pengungkapan sosial yang menggambarkan citra atau
reputasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas, harga saham dapat dijadikan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur variabel reputasi
61 perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah
:
Ha3: Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan berpengaruh signifikan terhadap reputasi perusahaan.