Pendekatan Dasar Corporate Social Responsibility
33 menutupi pelanggaran yang dilakukan. Sedikit organisasi yang
mengambil apa yang disebut sebagai sikap obstruktif obstructionist stance terhadap tanggung jawab sosial yang biasanya melakukan usaha
seminimal mungkin untuk memecahkan masalah-masalah sosial atau lingkungan. Apabila mereka menghadapi batasan etis atau legal yang
memisahkan praktik yang dapat diterima dari praktik-praktik yang tidak dapat diterima, tanggapan mereka biasanya adalah menolak atau
menyembunyikan tindakan mereka. Perusahaan yang menganut pendapat ini tidak terlalu peduli dengan perilaku etis dan umumnya
sedapat mungkin akan menyembunyikan tindakannya yang salah. IBP di Amerika Serikat,pengolahan daging terkemuka, mempunyai rekor
yang panjang dan tidak mencolok dalam hal menerobos undang- undang proteksi lingkungan, tenaga kerja, dan undang-undang
pengolahan makanan
dan kemudian
nmenyembunyikan pelanggarannya.
2. Sikap defensif Pendekatan tanggung jawab sosial yang ditandai dengan perusahaan
hanya memenuhi
persyaratan hukum
secara minimum
atas komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam lingkungan
sosialnya. Dalam sikap defensif defensive stance, organisasi akan
melakukan apa saja yang dipersyaratkan oleh peraturan hukum tetapi tidak lebih dari itu. Pendekatan itu merupakan yang paling dengan
tanggung jawab sosial korporasi. Para manager yang mengambil sikap
34 defensif itu merasa pekerjaan mereka adalah untuk menghasilkan laba.
Perusahaan seperti itu, misalnya, akan memasang peralatan pengendali polusi sesuai dengan yang disyaratkan oleh undang-undang, tetapi tidak
akan memasang peralatan yang berkualitas tinggi walaupun alat tersebut dapat lebih membatasi polusi. Perusahaan tembakau biasanya
mengambil posisi itu dalam usaha pemasaran mereka. Di Amerika Serikat, mereka secara legal diminta untuk mencantumkan peringatan
kepada para perokok dalam produk-produknya dan untuk membatasi iklan di media cetak. Di dalam negeri, mereka mengikuti peraturan itu
tetapi menggunakan metode pemasaran yang agresif di negara-negara yang tidak mempunyai peraturan seperti itu. Di banyak negara Asia dan
Afrika, rokok sangat dipromosikan, mengandung kandungan tar dan nikotin yang lebih tinggi daripada yang dijual di Ameriak Serikat, dan
mencantumkan sedkit label peringatan kesehatan atau sama sekali tidak mencantumkannya. Perusahaan yang mengambil posisi itu biasanya
juga berusaha menutupi kesalahannya, umumnya akan mengakui kesalahan, dan mengambil tindaan perbaikan yang sesuai.
3. Sikap akomodatif Pendekatan tanggunh jawab sosial yang diterapkan suatu perusahaan,
dengan melakukannya, apabila diminta, melebihi persyaratan hukum minimum dalam komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam
lingkungan sosialnya. Sikap akomodatif accomodative stance memenuhi persyaratan hukum dan etisnya tetapi juga mau bertindak
35 lebih jauh pada saat-saat tertentu. Perusahaan seperti itu sukarela setuju
untuk berpatisipasi dalam program-program sosial, tetapi pencari sumbangan harus terlebih dahulu meyakinkan mereka bahwa program
tersebut bermanfaat bagi mereka. Baik Shell maupun IBM, misalnya, akan memberikan sumbangan terhadap beberapa program pilihan.
Banyak organisasi di Amerika Serikat menanggapi permintaan untuk menyumbang pada Little League, Girl Scouts, program sepakbola
Anda, dan lain-lainnya. Akan tetapi, intinya seseorang harus menemui mereka dan meminta: Organisasi yang menerapkan sikap akomodatif
ini tidak perlu atau tidak secara proaktif mencari kesempatan untuk menyumbang.
4. Sikap proaktif Pendekatan tanggung jawab sosial yang diterapkan suatu perusahaan,
yaitu secara aktif mencari peluang untuk menyumbang demi kesejahteraan kelompok dan individu dalam lingkungan sosialnya.
Tingkatan tertinggi tanggung jawab sosial yang dapat diperlihatkan suatu perusahaan adalah sikap proaktif proactive stance. Perusahaan
yang menerapkan pendekatan itu sungguh-sungguh melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Mereka melihat dirinya sebagai warga
masyarakat dan
secara proaktif
mencari kesempatan
untuk menyumbang. Cara yang paling umum dan langsung untuk
melaksanakan sikap itu adalah dengan cara mendirikan yayasan yang
36 dapat menyalurkan dukungan finansial langsung bagi berbagai program
sosial.
Tingkatan terendah Tingkatan tertinggi Tanggung jawab sosial tanggung jawab sosial
Simber: Amin Widjaja Tunggal Business Ethics dan CSR, 2008:66
Gambar 2.1 Tingkatan Tanggungjawab Sosial