Konsep Corporate Social Responsibility
24 perencanaan strategis dan operasional. Dengan kata lain, perusahaan harus
dapat menciptakan strategi untuk menyampaikan produk dan jasa mereka sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan nilai yang lebih besar untuk
pelanggan. Senjata itu disebut dengan manajemen strategis strategic management, yang meliputi pengembangan rencana bisnis sebagai
penuntun perusahaan sewaktu berjuang untuk mencapai misi, tujuan, dan cita-cita serta mempertahankan arah pertumbuhan perusahaan yang sehat
Ambadar, 2008:28. Tiga prespektif terkait dengan CSR dibedakan menjadi tiga tipe,
yaitu, Kapital reputasi, eko dan hak-hak pihak lain Samuel dan Saarf dalam Reza Rahman, 2009:15.
1. Kapital reputasi Memandang penting reputasi untuk memperoleh dan mempertahankan
pasar. CSR dipandang sebagai strategi bisnis yang bertujuan untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan
menjaga kepercayaan stakeholder. 2. Ekososial
Memandang stabilitas dan keberlanjutan sosial dan lingkungan sebagai strategi untuk menjaga keberlanjutan bisnis korporat.
3. Hak-hak pihak lain Memandang konsumen, pekerja, komunitas yang terpengaruh
bisnisnya dan pemegang saham, memiliki hak untuk mengetahui tentang korporat dan bisnisnya.
25 Menurut WBCSD dalam Widjaja dan Pratama 2008: 19 tidak
melaksanakan CSR dapat berakibat terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dalam kegiatan usaha, diantaranya:
1. Boikot konsumen 2. Serangan terhadap aset tetap seperti tanah perkebunan dan bangunan
3. Kegagalan untuk menarik karyawan yang berkualitas dan kehilangan dukungan dari karyawan
4. Pengeluaran ekstra untuk memperbaiki kesalahan dimasa lalu 5. Pengalihan perhatian manajemen dari aktivitas inti perusahaan
6. Pembatasan operasi perusahaan seperti adanya peraturan baru 7. Halangan untuk menaikkan keuangan dan asuransi
8. Kesulitan dengan siklus hidup perusahaan konsumen akhir dan pemasok
CSR sering disalahartikan sebagai kegiatan donasi perusahaan atau sekedar ketaatan perusahaan pada hukum dan aturan yang berlaku
misalnya taat pada aturan mengenai standar upah minimum, tidak memperkerjakan tenaga kerja dibawah umur, dan lain-lain. Padahal,
kegiatan donasi philantrophy dan ketaatan perusahaan pada hukum tidak dapat dikatakan sebagai CSR. Kegiatan donasi dan ketaatan perusahaan
pada hukum hanya syarat minimum agar perusahaan dapat beroperasi dan diterima oleh masyarakat Widjaja dan Pratama, 2008:19-20.
Dengan melaksanakan tanggung jawab sosialnya, ada beberapa manfaat yang akan dirasakan oleh perusahaan. Pertama, perusahaan akan
26 terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan, yang hanya mengejar
keuntungan jangka pendek tanpa memperdulikan akibat dari perilaku buruknya. Kedua, kerangka kerja etis yang kokoh dapat memandu para
manajer dan karyawan menghadapi masalah seperti permintaan lapangan kerja dari lingkungan sekitarnya. Ketiga, perusahaan etis mendapat rasa
hormat dari kelompok inti masyarakat yang sangat membutuhkan perusahaan ini eksis, terutama pelanggan dan karyawannya. Terakhir yang
keempat, banyak perusahaan yang sadar bahwa perilaku etis membuat perusahaan aman dari gangguan lingkungan sekitar, sehingga dapat
beroperasi dengan lancar. Utamanya tentu juga untuk menjamin keberlanjutan usaha. Jadi pelaksanaan tanggung jawab sosial bukan hanya
sekedar menjaga atau menjalin hubungan harmonis, antara perusahaan dan masyarakat sekitarnya, tetapi bermakna jauh lebih besar lagi Ambadar,
2008. CSR akan menjadi strategi bisnis yang inhern dalam perusahaan
untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merk produk loyalitas atau citra perusahaan. Kedua hal
tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari
konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang.
Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang
27 menguntungkan semua pihak true win-win situation. Konsumen
mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke
tangan masyarakat secara tidak langsung Widjaja dan Pramana, 2008:52. Menurut Untung 2008:6, manfaat CSR bagi perusahaan antara
lain: 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan 2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan 4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional perusahaan
5. Membuka peluang besar yang lebih besar 6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembungan limbah
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator 9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan. Chotib 2008 mengemukakan konsep piramida CSR yang
dikembangkan oleh Archie B. Caroll. Konsep ini memberi justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR bagi
masyarakat disekitarnya.