Reputasi Perusahaan Teori Corporate Social Responsibility

49 Massey 2003 dalam Nor Rahman 2006 menyatakan bahwa perusahaan yang fokus terhadap core businessnya akan lebih sukses. Hal tersebut merefleksikan core competencies yang dipunyai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi positif lebih memungkinkan untuk menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar yang luas, menerapkan harga yang tinggi dan lebih menarik minat investor. Dengan kata lain, reputasi perusahaan yang baik memberikan perusahaan keunggulan kompetitif. Becchetti et al. 2009 melakukan analisis empiris mengenai pengaruh dan relevansi program CSR pada kondisi pasar modal, dengan sampel data dari tahun 1990 hingga 2004. Dan hasil penelitian mereka menyimpulkan dua penemuan utama yaitu tren meningkat yang signifikan dalam nilai absolut dari pengembalian yang tidak wajar abnormal return dan efek negatif signifikan dalam pengembalian yang tidak wajar setelah pengumuman melalui Domini Index. Martin 2008 melakukan analisis mengenai maksimalisasi nilai pemegang saham dengan adanya kebijakan CSR. Martin menggunakan beberapa variabel program CSR dan menyimpulkan bahwa aktivitas CSR akan bernilai jika manajemen membantu mengembangkan reputasi perusahaan dalam setiap grup stakeholder, seperti pemasok, pelanggan, karyawan, dan komunitas. Dan jika reputasi tersebut ada, maka perusahaan berdiri menjadi lebih ”bermakna”, sehingga menarik investor dan meningkatkan nilai saham mereka. Menurut penelitiannya menjelaskan 50 bahwa perusahaan memiliki reputasi yang baik dengan kinerja saham yang baik. Adi 2008 melakukan penelitian mengenai pengaruh pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor, sebuah studi kasus pada perusahaan high profile yang terdaftar di BEJ. Dengan sampel sebanyak 26 perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengaruh dari pengungkapan sosial terhadap laporan tahunan kurang signifikan, sehingga tidak ada pengaruh pengungkapan sosial terhadap reaksi investor. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pengungkapan sosial yang menggambarkan citra atau reputasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.

11. Profil Perusahaan

Sifat dan jenis industri suatu perusahaan telah diidentifikasi sebagai faktor yang potensial menentukan praktek pengungkapan sosial. Menurut Dieker dan Preston 1977 dalam Khoirunnisa 2006 berpendapat bahwa perusahaan yang aktifitas eksternal mengolah lingkungan, lebih cenderung mengungkapkan informasi tentang pengaruh aktifitasnya terhadap lingkungan daripada industri lainnya sehubungan dengan jumlah pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Patten 1991 dan Robert 1992 dalam Khoirunnisa 2006 telah menemukan 51 hubungan yang positif antara high profile industri dengan jumlah pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Untuk membedakan kedua jenis industri dalam high profile dan low profile, Utomo 2000 dalam Khoirunnisa 2006 mendefinisikan perusahaan high profile dan perusahaan low profile sebagai berikut : a. Robert 1992 dalam Khoirunnisa 2006 mendefinisikan perusahaan high profile sebagai perusahaan yang memiliki consumer visibility, tingkat resiko dan tingkat kompetensi yang tinggi. Cowen et.all dalam Khoirunnisa 2006 menambahkan bahwa perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan akan lebih memperhatikan pertanggungjawaban sosialnya kepada masyarakat karena hal ini dapat meningkatkan citra perusahaan dan mempengaruhi tingkat penjualan. b. Diekers dan Preston dalam Khoirunnisa 2006 menggambarkan industri high profile sebagai perusahaan-perusahaan yang aktivitas ekonominya memodifikasi lingkungan, misalnya industri ekstraktif yang lebih sering mengungkapkan informasi tentang dampak-dampak lingkungannya daripada industri lain. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, perusahaan yang terklarifikasi dalam kelompok industri high profile antara lain: Patten 1991 dalam Khoirunnisa 2006 mengklasifikasikan perusahaan perminyakan, pertambangan lain, kimia, dan kertas sebagai industri high profile. Sementara Robert 1992 dalam Khoirunnisa 2006 mengklasifikasikan perusahaan otomotif, penerbangan, dan industri

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 85 100

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan. studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.

2 15 109