Tahap-tahap dalam Mengelola Program Tanggung Jawab Sosial

37 b. CSR Assessement Merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk mambangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. c. CSR Manual Building Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif, dan efisien. 2. Tahap Implementasi Dalam memulai implementasi pada dasarnya ada tiga pertanyaan yang mesti dijawab. Siapa orang yang mesti dijawab. Siapa orang yang akan menjalankan, apa yang harus dilakikan, serta bagaimana cara melakukan sekaligus alat apayang diperlukan. Dalam istilah manajemen populer, pertanyaan tersebut diterjemahkan menjadi: a. Pengorganisasi organizing dumber daya yang diperlukan b. Penyusunan staffing untuk menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas atau pekerjaan yang harus dilakukannya c. Pengarahan directing yang terkait dengan bagaimana cara melakukan tindakan 38 d. Pengawasan atau koreksi controlling terhadap pelaksanaan e. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana penilaian f. Penilaian evaluating untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan 3. Tahap Evaluasi Setelah program CSR diimplementasikan, langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evalauasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. Evaluasi bukan tindakan untuk mencari-cari kesalahan, atau mencari kambing hitam. Evaluasi justru dilakukan untuk pengambilan keputusan. Misalnya, keputusan untuk menghentikan, melanjutkan atau memperbaiki dan mengembangkan aspek-aspek tertentu dari program yang telah diimplementasikan. Evaluasi juga bisa diakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan audit implementasi atau praktik CSR yang telah dilakukan. Langkah ini tak terbatas pada kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur operasi standar tetapi juga mencakup pengendalian resiko perusahaan. Evaluasi dalam bentuk assessement audit atau scoring juga dapat dilakukan secara mandatori misalnya seperti yang diterapkan di lingkungan BUMN, untuk beberapa aspek penerapan CSR. Evaluasi tersebut juga dapat membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan situasi serta pencapaian perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan. 39 4. Pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi selain berfungsi untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholder lainnya yang memerlukan.

7. Penerapan Corporate Social Responsibilty di Indonesia

Salah satu yang menonjol dari praktik CSR di Indonesia adalah penekanan pada aspek pemberdayaan masyarakat community development. Meskipun CSR bukan semata-mata merupakan Community Development, namun hal ini memang sangat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat kita, yang masih bergelut dengan kemiskinan serta pengangguran. Data pemerintah menyebutkan jumlah kemiskinan serta penggangguran di indonesia lebih dari 30 populasi, sedangkan pengangguran sudah mencapai 40 juta orang. Belum lagi rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan yang menjadi penyebab utama sulitnya memutus rantai kemiskinan Jackie Ambadar, 2008:7. Belum adanya „aturan main„ bagi perusahaan secara umun, memaksa pemerintah dan DPR melahirkan sebuah Undang-Undang baru tentang PT Perseroan Terbatas yang didalamnya masuk pasal tentang kewajiban manjalankan CSR. Perdebatan tentang regulasi CSR terus bergulir. Pihak yang pro terhadap regulasi CSR, menyatakan bahwa belum 40 semua perusahaan melakukan CSR, sehingga perlu ada payung hukum yang “memaksa” agar mereka mau melakukannya. Tidak hanya itu, dengan adanya regulasi tentang CSR, maka akan memberikan keseragamanstandarisasi dalam aplikasi CSR. Pandangan ini dilatarbelakangi oleh beragamnya definisi CSR, sehingga beraneka ragam pula aplikasinya di lapangan. Dengan adanya standarisasi ini, maka akan memudahkan dalam pelaksanaan audit sosial perusahaan terhadap lingkungan intrernal dan eksternalnya. Pada sisi yang lain, ada pandangan yang menganggap regulasi CSR merupakan hal yang mubadzir. Ini muncul karena CSR merupakan kegiatan yang bersifat discretionary, yang mendorong perusahaan untuk mau tidak mau melaksanakan CSR. Jika CSR tidak dilakukan maka perusahaan sendirilah yang akan mengalami kerugian akibat dampak sosial yang muncil. Dengan kata lain, CSR bukanlah suatu hal yang perlu dipaksakan, mengingat ini adalah sebuah keberpihakan bisnis yang bersifat sukarela untuk membangun mayarakat dan lingkungannya. Secara etimologi, CSR berarti tanggung jawab sosial, bukan kewajiban sosial perusahaan. Pengertian ini berimplikasi bahwa dalam pelaksanaan CSR, perusahaan tidak dapat dibebani dengan biaya tambahan yang akan muncul akibat peraturan secara formal. CSR merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan perusahaan, dan akan menjadi rancu dengan kewajiban atas pajak. Belum lagi, dengan mempertimbangkan potensi penyimpangan yang ada di

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 85 100

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas perusahaan. studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.

2 15 109