Tabel 3 Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut:
4
11
r Keterangan
0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,20 – 0,40
Reliabilitas rendah 0,40
– 0,70 Reliabilitas sedang
0,70 – 0,90
Reliabilitas tinggi 0,90
– 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, diperoleh
hitung
r
sebesar 0,81 lampiran 9. Dengan nilai reliabilitas demikian, maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan memenuhi
persyaratan instrumen yang baik.
3. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa
yang kurang pandai. Pengujian daya pembeda soal menggunakan rumus
5
:
Keterangan: J
= jumlah peserta tes
A
J = banyaknya peserta pada kelompok atas
B
J = banyaknya peserta pada kelompok bawah
4
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009. Cet.Ke-3Hal. 181.
5
Subana, …, Hal. 134.
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D
A
B = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
B
B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
A
P = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B
P = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut: D 0
: sangat jelek D = 0,00
– 0,19 : jelek
D = 0.20 – 0,39
: cukup D = 0,40
– 0,69 : baik
D = 0,70 – 1,00
: baik sekali Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda, diperoleh 3 butir
soal termasuk dalam kategori jelek, 9 butir soal termasuk dalam kategori cukup, dan 1 soal termasuk dalam kategori baik lampiran 10.
Pengujian taraf kesukaran soal ditujukan untuk mengetahui apakah soal termasuk ke dalam kategori sukar, sedang, atau mudah. Soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut
indeks kesukaran difficulty index. Untuk mengukur taraf kesukaran soal digunakan rumus
6
:
Keterangan: P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
6
Subana, …, Hal. 133.
P =
JS B
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: IK = 0,00
: soal terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30
: soal sukar 0,30 IK ≤ 0,70
: soal sedang 0,70 IK ≤ 1,00
: soal mudah IK 1,00
: soal terlalu mudah Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran, diperoleh 4 butir
soal termasuk dalam kategori mudah, 7 butir soal termasuk dalam kategori sedang, dan 2 butir soal termasuk dalam kategori sukar lampiran 11.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap butir soal, dapat dibuat rekapitulasi analisis butir
soal sebagai berikut: Tabel 4
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
No.Soal Validitas
Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan
1a Valid
Mudah Cukup
Digunakan 1b
Valid Sedang
Cukup Digunakan
2 Valid
Sedang Cukup
Tidak digunakan 3
Valid Mudah
Cukup Tidak digunakan
4a Valid
Mudah Cukup
Digunakan 4b
Tidak Valid
Sedang Jelek
Tidak digunakan 5
Valid Sedang
Jelek Tidak digunakan
6 Valid
Mudah Cukup
Tidak digunakan 7
Valid Sedang
Cukup Digunakan
8 Valid
Sedang Cukup
Digunakan 9
Valid Sukar
Jelek Digunakan
10 Valid
Sukar Cukup
Digunakan 11
Valid Sedang
Baik Digunakan
Dari 13 butir soal yang telah diuji cobakan, diperoleh 10 butir soal yang valid. Namun, peneliti hanya menggunakan 8 butir soal sebagai
instrumen. Hal ini didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut: pertama, proporsi tingkat kesukaran soal yang digunakan peneliti adalah
mudah 25, sedang 50, dan sulit 25. Kedua, proporsi soal untuk keterwakilan masing-masing indikator, butir soal nomor 2 tidak digunakan
karena untuk indikator menggambar grafik fungsi sudah diwakilkan oleh butir nomor 7. Untuk indikator menggunakan konsep menghitung nilai
fungsi untuk memecahkan masalah diwakilkan dengan butir soal nomor 8 sehingga butir nomor 6 tidak digunakan. Butir soal nomor 3 tidak
digunakan karena untuk indikator menentukan bentuk fungsi sudah diwakilkan oleh soal nomor 11. Sedangkan soal nomor 4 yang memiliki
daya pembeda yang berkategori jelek tetap digunakan karena tidak ada butir soal lain yang mewakili indikator menentukan banyaknya fungsi,
hanya saja kalimat pada butir soal nomor 9 mengalami sedikit perbaikan agar menjadi lebih jelas.
F. Teknik Analisis Data