konsep-konsep matematika. Ditambah lagi dengan adanya variasi soal yang dapat memperdalam pemahaman mereka tentang konsep yang
mereka pelajari.
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya adalah:
1. Mustofa Fahmi dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan multimedia terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa penelitian
eksperimen di SMA Dua Mei Ciputat. Berdasarkan hasil penelitian dengan taraf signifikan 5 diketahui bahwa kemampuan komunikasi
matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia lebih tinggi dibandingkan kemampuan matematis siswa yang pembelajarannya
tanpa menggunakan multimedia. 2. Siti Mustasyrifah dalam skripsinya yang berjudul penerapan multimedia
berbasis Macromedia Flash untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah bahwa penerapan multimedia berbasis Macromedia Flash dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika pada
pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung. 3. Sarmadan Noor Daulay dengan skripsi yang berjudul pengaruh
pembelajaran matematika dengan multimedia macromedia flash terhadap hasil belajar geometri ruang siswa. Kesimpulan dari penelitian tersebut
adalah bahwa hasil belajar geometri ruang kelompok siswa yang dalam proses pembelajarannya menggunakan multimedia macromedia flash lebih
tinggi daripada hasil belajar geometri ruang kelompok siswa yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan multimedia macromedia flash.
4. Dr. H. Nanang Priatna, M.Pd, Drs. Bambang Avip Priatna, M.Si, dan Yudi Wibisono, ST dalam penelitian hibah bersaing tahun ke-1 tentang desain
dan pengembangan multimedia matematika interaktif untuk meningkatkan kemampuan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah matematika
siswa SMP. Pembelajaran matematika dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan penalaran, komunikasi, dan
pemecahan masalah matematika siswa.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika adalah siswa paham konsepmateri pembelajaran yang diberikan. Pemahaman
terhadap suatu konsep dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep yang akan dia pelajari selanjutnya. Hal ini disebabkan karena konsep dalam
matematika memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan memahami konsep, siswa akan mudah memahami matematika.
Pada kenyataannya, tujuan penting dalam pembelajaran matematika tersebut belum sepenuhnya tercapai. Siswa belum sepenuhnya memahami
konsep-konsep yang dipelajari atau siswa salah dalam memahami konsep- konsep tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep
siswa belum maksimal. Kesalahan konsep yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh
faktor guru atau siswa. Faktor guru, di antaranya adalah karena guru tidak menguasai pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk
menyampaikan materi. Selain itu, yang menyebabkan kesalahan konsep dalam pembelajaran matematika adalah guru kurang menguasai inti materi yang
diberikan atau guru menggunakan media pembelajaran yang kurang variatif. Sedangkan dari faktor siswa, di antaranya adalah karena siswa kurang
berminat terhadap pelajaran matematika sehingga siswa tidak memperhatikan materi dan akhirnya tidak memahami konsep. Penyebab lainnya adalah karena
siswa hanya menghapal rumus atau konsep, bukan memahaminya. Akibatnya, siswa tidak dapat menggunakan konsep tersebut dalam situasi yang berbeda.
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui suatu
media. Pesan adalah isi materi pembelajaran. Pesan yang disampaikan oleh sumber pesan guru akan ditafsirkan oleh penerima pesan siswa.
Penafsiran pesan oleh siswa adakalanya benar, adakalanya tidak. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi penghambat proses
komunikasi, di antaranya faktor psikologis minat, sikap, pendapat, inteligensi, hambatan fisik, kultural perbedaan adat-istiadat, norma-norma sosial,
kepercayaan dan nilai-nilai panutan, dan lingkungan situasi dan kondisi keadaan sekitar. Kesalahan menafsirkan pesan dalam matematika bisa
merupakan kesalahan memahami konsep. Untuk mengatasi hal tersebut, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang dapat mengurangi verbalisme.
Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK, banyak digunakan media pembelajaran yang berbasis komputer. Salah
satunya adalah multimedia interaktif yang dapat menyajikan konsep matematika dengan tampilan yang menarik. Multimedia interaktif merupakan
gabungan antara teks, suara, animasi, video, dan grafik yang memungkinkan penggunanya berinteraksi dan mengarahkan tampilannya sehingga membantu
siswa memahami konsep sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajarnya. Penggabungan berbagai media ini melibatkan siswa secara auditif, visual, dan
kinetik sehingga konsep yang disampaikan akan mudah dipahami oleh siswa. Dengan demikian, penggunaan multimedia interaktif sebagai media dalam
proses pembelajaran diduga dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
D. Hipotesis Penelitian