Requirement Workflow Inception Phase Fase Permulaan

Eksekutif menganalisa pemohon berdasarkan kriteria Database Calon peserta Formulir Calon Peserta RumahKoe Syariah Admin memasukkan data calon peserta Laporan calon peserta Database terintegrasi simpan Menghasilkan laporan SPK menghitung nilai calon peserta Agen dan Calon peserta Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan

4.1.2.2 Identifikasi Ruang Lingkup Sistem

Pada tahap ini dijelaskan kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam proses penilaian calon peserta asuransi. Kriteria-kriterianya adalah : a. Status Rumah Status rumah, menunjukkan hak kepemilikan rumah yang akan diasuransikan. b. Sifat Rumah Sifat rumah, menunjukkan komponen pembangun rumah. Semakin bagus komponennya, maka akan besar pula kesempatan untuk dapat diterima sebagai peserta c. Luas rumah Luas rumah, merupakan luas bangunan yang akan dijadikan obyek asuransi. Dengan melihat luas tumah, dapat juga menentukan paket yang pantas untuk peserta. d. Lingkungan rumah Kriteria ini dimaksudkan untuk melihat apakah lingkungan rumah memiliki akses kendaraan yang memadai untuk dilalui kendaraan pemadam kebakaran ataupun kendaraan dari pihak berwajib jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran, kerusuhan dan lain-lain. e. Harga jual bangunan Kriteria ini juga sebagai acuan dalam pembayaran premi dan klaim terhadap rumah peserta. Semakin besar harga jual rumah maka akan semakin besar klaim yang akan dibayarkan oleh pihak asuransi dan semakin besar pula premi yang harus dibayarkan peserta di setiap periodenya.

4.1.2.3 Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem

Dalam penelitian ini akan dibahas analisis persyaratan sistem yang terbagi ke dalam dua bagian, yaitu persyaratan fungsional dan persyaratan non- fungsional.

A. Persyaratan Fungsional

Persyaratan fungsional diidentifikasikan dengan adanya input, proses, output dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan sistem. Adapun input dalm sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Data calon peserta Data berfungsi untuk mengetahui secara jelas data-data yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan. 2. Data kriteria rumah calon peserta Ditujukan untuk mengetahui nilai-nilai kulaitas dari kriteria calon peserta beradasarkan kriteria yang digunakan. 3. Matriks perbandingan berpasangan Berfungsi mengetahui konsistensi keputusan dari perhitungan yang terjadi dalam sistem Proses yang terjadi dalam sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Penyimpanan data ke dalam database Biodata calon peserta yang telah diinput dengan sukses, maka sistem akan menyimpan data tersebut ke dalam database calon peserta. 2. Penghapusan data calon peserta Data yang telah disimpan ke dalam database dapat dilakukan penghapusan data jika terdapat kesalahan-kesalahan. 3. Penyimpanan matriks perbandingan Ketika kepala cabang memasukkan nilai perbandingan berpasangan, maka sistem akan melakukan penyimpanan data tersebut untuk dijadikan sumber bagi perhitungan Yager selanjutnya. Selain itu juga disimpan hasil normalisasi yaitu unutk mendapatkan nilai vektor bobot. 4. Perhitungan Yager Hasil perbandingan yang telah disimpan, maka sistem akan menghitung nilai setiap kriteria rumah dari calon peserta dengan prosedur Yager. 5. Perhitungan nilai akhir kriteria calon peserta Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai keseluruhan dari seorang calon peserta. Sedangkan output dari sistem ini adalah sebagai berikut: 1. Data calon peserta Digunakan untuk mengetahui berapa banyak calon peserta yang terdaftar serta data-data terkait dengan calon peserta tersebut 2. Nilai prioritas vektor bobot Digunakan saat penghitungan untuk mendapatkan nilai setiap kriteria rumah calon peserta 3. Rasio konsistensi Diperlukan untuk mengetahui apakah matriks perbandingan yang dimasukkan pada tabel matriks termasuk konsisten atau sebaliknya. 4. Hasil perhitungan akhir Merupakan output berupa hasil akhir yang telah dihitung oleh sistem. Output yang dihasilkan berupa angka, yaitu skor akhir dari semua nilai kualitas criteria 5. Laporan Merupakan output berupa diagram lingkaran dan print-out yang menyatakan calon layak diterima atau tidak sebagai peserta asuransi. Data dalam database pada sistem ini diberi nama database spkrs, yang tediri dari beberapa entitas, diantaranya: 1. User, user yang diperbolehkan menggunakan sistem. 2. Agen, berisikan nama-nama agen di perusahaan 3. Calon peserta, adalah data-data calon peserta RumahKoe Syariah. 4. Hasil hitung konsistensi merupakan data yang berisi nilai hasil matriks perbandingan dilanjutkan dengan nilai prioritas hasil normalisasi dari matriks perbandingan awal. 5. Hasil hitung yager, merupakan data yang berisi hasil hitung dengan model Yager 6. Vektor bobot, merupakan nilai prioritas dari kriteria-kriteria yang ada.

B. Persyaratan Non- Fungsional

Persyaratan non fungsional yang dimaksud adalah tenggang waktu yang diperlukan, biaya serta hal-hal lain yang tidak termasuk fungsi teknis dari sistem yang dibangun. Masalah waktu hanya menyangkut dengan waktu yang digunakan untuk penelitian yaitu pda tanggal 1 Desember 2010 hingga 19 Januari 2011 saat PKL dan tanggal 14- 18 Maret 2011 Maret saat melakukan riset skripsi. Sedangkan untuk persyaratan biaya tidak dijelaskan karena penelitian ini ditujukan untuk tugas akhir bukan untuk komersial. Sedangkan unutk keamanan data, penelitian ini tidak membahasnya.

4.1.2.4 Estimasi

Resiko Setelah pembangunan sistem ini, akan terdapat beberapa hambatan dalam penggunaan sistem atau beberapa resiko yang mungkin akan dihadapi oleh user dan perusahaan. Untuk dapat meminimalisir resiko-resiko yang mungkin akan muncul, maka yang harus dilakukan sebelum pembangunan sistem adalah mengestimasi resiko dengan cara mengetahui dampak dari resiko tersebut sehingga dapat mengetahui strategi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi resiko tersebut. Tabel 4.1 menjelaskan perkiraan resiko yang akan terjadi dan solusi yang dihadapi dalam pembangunan sistem pendukung keputusan ini. Tabel 4.1 Estimasi Resiko Sistem No. Resiko Solusi Peringanan Resiko 1 Pengguna tidak familiar terhadap sistem yang baru Pelaksanaan training 2 Kurangnya komputer pada bagian terkait Pengadaan komputer

4.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem

Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana perbedaan antara sistem yang telah berjalan dengan sistem yang diusulkan baik kekurangan maupun kelebihan masing-masing dari sistem.

a. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan

Untuk kelebihan dan kekurangan sistem yang berjalan pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok, Margonda dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan Kelebihan Kekurangan 1. Sudah tersedia sistem database yang menyimpan data calon peserta. 1. Keputusan yang diambil bersifat subjektif dan masih manual 2. Penilaian kualitas berlangsung lama, karena proses analisa penilaian masih secara manual.

b. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan

Tujuan dibuatnya sistem usulan adalah untuk memperbaiki sistem lama walaupun dalam sistem usulan ini masih terdapat sedikit kekurangan. Untuk kelebihan dan kekurangan sistem usulan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan Kelebihan Kekurangan 1. Kriteria yang ditetapkan cukup mewakili terhadap kualitas calon peserta. 1. User membutuhkan pelatihan terlebih dahulu sebelum menggunakan sistem. 2. Pengolahan data lebih cepat dan lebih akurat, karena sudah terkomputerisasi. 3. Hasil keputusan bersifat objektif bukan subjektif 4. Proses pengambilan keputusan lebih cepat dilakukan.

c. Perbandingan Sistem Keseluruhan

Setelah menganalisis perbedaan dari masing-masing sistem, dapat disimpulkan perbedaan secara keseluruhan dari kedua sistem ini, yaitu: Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan Sistem Berjalan Sistem Usulan 1. Sistem belum terkomputerisasi 1. Sistem terkomputerisasi, sehingga pengolahan data menjadi lebih baik 2. Sistem belum memiliki metode perhitungan penilaian khusus dalam penilaian calon peserta 2. Sistem telah memiliki metode perhitungan penilaian khusus dalam proses penilaian calon peserta 3. Proses pengambilan keputusan berlangsung lebih lama. 3. Proses pengambilan keputusan lebih cepat 4. hasil keputusan biasanya bersifat subjektif 4. Hasil dari keputusan yang diambil lebih bersifat obyektif

4.2 Elaboration Phase Fase Pembangunan

Merupakan tahap yang digunakan untuk mematangkan tahap-tahap yang telah dilakukan pada tahap inception. Pembangunan yang dilakukan bukanlah pembangunan sistem secara fisik, namun untuk menganalisis dan merancang seperti apa sistem akan dibuat. Perancangan yang akan dilakukan menjadi acuan untuk tahap selanjutnya.

4.2.1 Analysis and Design Workflow

Melakukan pemodelan dengan model Yager dan design model dengan pemodelan object oriented. Serta merancang bagaimana tampilan yang akan disajikan kepada pengguna sistem.

4.2.1.1 Model Yager

Ada 5 lima kriteria yang menjadi dasar penilaian rumah calon peserta asuransi RumahKoe Syariah yaitu Status Rumah, Sifat Rumah, Luas Rumah, Lingkungan Rumah dan Harga Jual Bangunan. Penilaian terhadap kriteria ini juga berbeda-beda yaitu Sangat Mendukung SM, Mendukung M, Cukup Mendukung CM, Kurang Mendukung KM dan Tidak Mendukung TM. Rating ini dipresentasikan secara linguistik dengan: Sangat Mendukung = SM = 1 Mendukung = M = 0.8 Cukup Mendukung = CM = 0.6 Kurang Mendukung = KM = 0.4 Tidak Mendukung = TM = 0.2 Dari rating di atas, pengambil keputusan dapat memberikan bobot untuk setiap kriteria yang dimiliki oleh rumah calon peserta. Penjelasan untuk setiap penilaian dari kriteria adalah sebagai berikut.