Konsep Dasar Rancang Bangun Konsep Dasar Asuransi dan Asuransi Syariah

2.2.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa komponen yaitu hardware , software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan komunikasi data Kadir, 2003: 1. Perangkat keras hardware: mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak software: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras dalam memproses data. 3. Prosedur procedure: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosessan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. 4. Orang brainware: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Basis data database: sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dangan penyimpanan data. 6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.3 Konsep

Decision Support System DSS DSS pertama kali dikemukakan oleh Scott- morton pada tahun 1971 yang digunakan sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas para pengambil keputusan. DSS atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan SPK ditujukan untuk keputusan- keputusan yang memerlukan penilaian atau untuk keputusan- keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma dan menunjang keputusan- keputusan yang relatif tidak terstruktur. SPK meluas dengan cepat, dari sekedar alat pendukung personal menjadi komoditas yang dipakai bersama Turban et al. 2005.

2.3.1 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan di antara berbagai alternatif untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan Turban et al. 2005. Pengambilan keputusan terdiri atas Kusrini, 2007 : 1. Masalah Masalah merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian-kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Tindakan memberi respons terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya disebut pemecahan masalah. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya, yaitu apakah pemecahan masalah tersebut bisa menekan sebanyak mungkin kemungkinan kerugian atau memperoleh sebesar mungkin kemungkinan keuntungan. 2. Keputusan Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Ciri-ciri keputusan adalah: a. Banyak pilihan alternatif b. Ada kendala atau syarat c. Mengikuti suatu pola atau model tingkah laku d. Banyak input variabel e. Ada faktor resiko f. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan

2.3.2 Dalil Al- Quran terkait pengambilan keputusan

Dalam Al- Quran pun masalah pengambilan keputusan ini turut dibahas. Kedua surat di bawah ini menjelaskan bahwa untuk membuat keputusan ada hal yang harus dipertimbangkan. Tidak serta merta mengambil keputusan hanya dengan tangan sendiri, perlu ada campur tangan. Jika dilihat ke dalam penelitian ini, sistem adalah hal yang ikut campur dalam pengambilan keputusan dengan memberikan analisis terhadap kriteria-kriteria yang ada pada objek rumah yang diasuransikan peserta asuransi. Berikut adalah dalil Al-Quran yang memuat tentang pengambilan keputusan :

1. QS. An- naml 32-33

                          Artinya: Berkata dia Balqis: Hai para pembesar berilah Aku pertimbangan dalam urusanku ini Aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelisku. Mereka menjawab: Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat dalam peperangan, dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan. 2. QS. Al-baqarah 213                                                      Artinya : Manusia itu adalah umat yang satu. Setelah timbul perselisihan, Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

2.3.3 Pengertian Decision Support System DSS

Menurut Little 1970, Decision Support System adalah sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian untuk membantu para manajer dalam mengambil keputusan Turban et al. 2005. Maryan Alavi dan H. Albert Napier mendefinisikan DSS sebagai suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif Daihani, 2001. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas Kusrini, 2007. DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model- model yang tersedia Kusrini, 2007.

2.3.4 Komponen DSS

Aplikasi DSS terdiri dari 4 empat komponen atau subsistem yaitu Turban et al. 2005: 1. Data Management Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang mengandung data yang relevan untuk suatu situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System DBMS. Elemen-elemen yang terdapat dalam data management adalah DSS database sistem pendukung keputusan, DBMS, direktori data dan query facility. 2. Model Management Paket perangkat lunak yang memasukkan model financial, statistic, management science atau berbagai model kuantitatif lainnya yang memberikan kemampuan analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak ini sering disebut Model Base Management System MBMS. Elemen-elemen yang terdapat dalam susbsistem ini adalah model base, model base management system , bahasa pemodelan, direktori model dan eksekusi model. 3. User interface Subsistem ini memungkinkan user dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Subsistem ini dikelola oleh software yang disebut User Interface Management System UIMS. 4. Knowledge Management Subsistem ini dapat menyediakan keahlian yang diperlukan untuk memecahkan beberapa masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan operasi komponen DSS yang lain. Manajemen data Model eksternal Manajemen model Subsistem berbasis pengetauan Antarmuka pengguna Manajer Pengguna Basis pengetahuan organisasional Sistem lainnya yang berbasis komputer Internet, intranet, ekstranet Data eksternal dan internal Gambar 2.1 Skematik DSS Turban et al. 2007

2.3.5 Manfaat DSS

Ada beberapa alasan penting digunakannya DSS dalam sebuah organisasi antara lain Turban et al. 2005: 1. Perusahaan berada pada keadaaan yang tidak menentu tidak stabil. 2. Kesulitan melacak operasi bisnis. 3. Diperlukannya analisis khusus terhadap profitabilitas dan efisiensi. 4. Sistem yang sudah ada tidak mendukung pengambilan keputusan. 5. Diperlukannya informasi yang akurat. 6. Adanya informasi yang umurnya dibatasi oleh waktu Juga terdapat 6 enam alasan penting lainnya, yaitu: 1. DSS memiliki kualitas keputusan yang lebih tinggi 2. DSS merupakan organisasi yang unggul organizational winner 3. Diperlukan informasi yang baru 4. DSS mampu me-manage orang-waktu 5. DSS dapat mengurangi biaya Dari alasan- alasan yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan manfaat DSS secara umum yaitu: 1. Memiliki kemampuan mendukung pemecahan masalah yang kompleks. 2. Bereaksi cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan pada kondisi yang berubah karena DSS melakukan analisis kuantitatif dengan sangat cepat dan menghemat waktu. 3. Memiliki kemampuan dengan mencoba berbagai strategi dengan tepat dan cepat. 4. Belajar dan mengembangkan program baru dengan menggunakan pola analisis “what if” apabila, merupakan sarana dalam pelatihan manajer. 5. Membangun jembatan komunikasi, sehingga pengumpulan data dan pemecahan masalah merupakan alat yang dapat meningkatkan kerjasama tim. 6. Meningkatkan pengendalian pengukuran dan meningkatkan kinerja organisasi. 7. Menghemat biaya pembuatan atau menghemat biaya akibat keputusan yang salah. 8. Keputusan lebih objektif dan konsisten dibandingkan dengan mengambil keputusan hanya menggunakan intuisi. 9. Meningkatkan efektivitas manajerial dengan menghemat waktu kerja pada bidang analisis, perencanaan dan pelaksanaan. 10. Meningkatkan produktivitas dari analisis. 11. DSS mampu menyajikan berbagai alternatif. 12. DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga memperkuat posisi pengambilan keputusan.

2.3.6 Karakteristik DSS

Karakteristik dari DSS yang akan dipaparkan berikut ini memungkinkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten dalam satu cara yang dibatasi oleh waktu. Berikut adalah karakteristik dan kemampuan yang diharapkan dari DSS Turban et al. 2005: 1. Dukungan untuk pengambilan keputusan semi terstruktur dan tidak terstruktur. 2. Dukungan bagi manajer pada berbagai tingkat. 3. Dukungan bagi kelompok atau perorangan. 4. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial. 5. Dukungan pada semua fase proses pengambilan keputusan. 6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Adaptasi sepanjang waktu DSS harus bersifat fleksibel. 8. User mampu merasakan seperti berada di rumah. 9. Efektifitas bukan efisiensi. 10. Manusia mengendalikan mesin bukan menggantikan mesin. 11. Penggunaan berkembang. 12. Memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda. 13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe. 14. Dapat digunakan sebagai standaloneoleh seorang pengambil keputusan pada suatu lokasi.

2.3.7 Tujuan DSS

Ada beberapa tujuan DSS yang dikemukakan oleh Turban 2005 : 1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer. 3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil oleh manajer. 4. Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah. 5. Peningkatan produktivitas dan mendukung serta meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. 6. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan. 7. Mengatasi keterbatsan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

2.3.8 Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam DSS.

Tahapan dalam proses pengambilan keputusan mencakup berbagai hal sebagai berikut Kusrini, 2007: 1. Identifikasi masalah atau faktor-faktor yang berpengaruh. 2. Pemilihan metode pemecahan masalah. 3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut. 4. Mengimplementasikan model. 5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada. 6. Terapkan model terpilih.

2.4 Konsep Dasar

Fuzzy MADM Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subjektif, pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subjektif objektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subjektifitas dari pengambil keputusan Wibowo et al. 2009. Secara umum, FMADM memiliki suatu tujuan tertentu yang dapat diklasifikasikan dalam 2 dua tipe yaitu menyeleksi alternatif dengan atribut kriteria dengan ciri-ciri yang terbaik dan mengklasifikasikan alternatif berdasarkan peran tertentu. Untuk menyelesaikan masalah FMADM, dibutuhkan 2 dua tahap, yaitu: 1. Membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan derajat kecocokan pada semua kriteria. 2. Merangking semua alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik. Cara yang dapat digunakan dalam perangkingan ini adalah dengan defuzzy atau dengan relasi preferensi fuzzy.

2.4.1 Konsep Dasar Fuzzy MADM Model Yager

Fuzzy ini merupakan bentuk standar dari fuzzy MADM. Misalkan A = {a 1 , …, a n } adalah himpunan alternatif, dan atribut dipresentasikan dengan himpunan fuzzy Ĉ j , j= 1,…, m. Bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan atribut ke- j dinotasikan dengan w j . Nilai capaian alternatif a i terhadapa atribut Ĉ j diekspresikan dengan derajat keanggotaan m C x i . Keputusan akhir diambil berdasarkan interseksi dari semua atribut fuzzy. Alternatif optimal didefinisikan sedemikian rupa sehingga alternatif tersebut memberikan kontribusi derajat keanggotaan tertinggi pada Ď.

2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Yager

Dipilihnya Fuzzy MADM model Yager sebagai model analisis dalam penelitian ini dikarenakan metode-metode MADM klasik seperti AHP, SAW, Electre, TOPSIS dan Weight Product memiliki beberapa kelemahan, yaitu Kusumadewi, 2006: 1. Tidak cukup efisien untuk menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak jelas dan tidak pasti . 2. Biasanya diasumsikan bahwa keputusan akhir terhadap alternatif- alternatif diekspresikan dengan bilangan riil, sehingga tahap perangkingan menjadi kurang mewakili beberapa permasalahan tertentu, dan penyelesaian masalahhanya terpusat pada tahap agregasi. Tidak hanya melihat kekurangan yang ada pada model analisis lain. Pada model Yager pun terdapat beberapa kelemahan di samping kelebihan yang dimilikinya. Berikut akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan dari model Yager. a. Kelebihan Model Yager  mampu membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi derajat kecocokan pada semua kriteria Kusumadewi, 2006  Memiliki bentuk matematis yang sederhana dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan Kusumadewi, 2006.  Mampu menilai dari aspek objektif dan subjektif Pematasari, 2010.  Mampu menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak pasti dan tidak jelas Pematasari, 2010.  Memberikan kemudahan dalam proses perangkingan yang didasarkan atas bilangan crisp Pematasari, 2010.  Mampu mengukur tingkat subjektifitas dari pengambilan keputusan Pematasari, 2010. b. Kekurangan Model Yager  Memilki kemiripan dengan model Baas Kwakernak dalam penghitungan Kusumadewi, 2006.  Jika dilakukan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subjektifitas dari pengambil keputusan Pematasari, 2010.  Jika dilakukan pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Perankingan secara bebas ini, menyebabkan hasil keputusan menjadi tidak akurat dan tidak tepat sasaran Pematasari, 2010.

2.4.3 Perhitungan Model Yager

Langkah-langkah penyelesaian untuk model Yager ini adalah sebagai berikut Zimmaermann dalam Kusumadewi, 2006: 1. Tetapkan matriks perbandingan berpasangan antar atribut, M, berdasarkan prosedur hierarki Saaty. Untuk analisis skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan Intensitas kepentingan Definisi 1 O i dan O j sama penting 3 O i sedikit lebih penting daripada O j 5 O i kuat tingkat kepentingannyadaripada O j 7 O i sangat kuat tingkat kepentingannya daripada O j 9 O i mutlak lebih penting daripada O j 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai intermediate Sumber: Kusumadewi, 2006 Keterangan: O i = kriteria ke- i O j = kriteria ke- j 2. Tentukan bobot w j prioritas yang konsisten untuk setiap atribut. 3. Hitung nilai konsistensi CR= Consistency Ratio dengan mencari lamda maks ƛ maks, CI Consistency Index setelah itu CR dapat diperoleh.  ƛ maks = � ℎ ℎ � � � � ℎ �  CI= ƛ maks-n n-1  CR= CI IR Untuk nilai IR dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi Ukuran matriks Nilai IR 1 dan 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59 4. Hitung nilai: Ĉ j x i wj C j = nilai kualitas kriteria ke- j dari objek wj = nilai vektor bobot masing-masing kriteria x i = nilai objek 5. Tentukan interseksi dari semua Ĉ j x i wj sebagai: Ď = {x i , min j μ Cj x i wj |i= 1,…,n; j= 1,…,m} D= objek 6. Pilih x i dengan derajat keanggotaan terbesar dalam Ď, dan tetapkan sebagai alternatif optimal.

2.5 Konsep Dasar Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

2.5.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Desain sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi dengan analisis sistem yang merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap Whitten, et al, 2004.

2.5.2 Pendekatan-pendekatan Analisis Sistem

Secara mendasar, analisis sistem berbicara mengenai pemecahan masalah. Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, dilakukan pendekatan-pendekatan yang dipandang mampu menjadi alternatif untuk bersaing competing alternatives. Adapun pendekatan-pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut Whitten, 2004: 1. Analisis Terstruktur structured Analysis, merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru atau keduanya. 2. Teknik Informasi Information Engineering, merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisa, dan mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem. 3. Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan persyaratan-persyaratan tersebut. 4. Rapid Architected analysis , merupakan sebuah pendekatan yang mencoba untuk memperoleh model-model sistem dari sistem-sistem yang ada atau discovery prototypes. 5. Analisis Berorientasi Objek Object Oriented Analysis adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOAObject Oriented Analysis adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek.

2.6 Object Oriented

2.6.1 Pengertian Object Oriented

Yang dimaksud dengan berorientasi objek adalah bahwa mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek-objek diskrit yang bekerja sama antara informasi atau struktur data dan perilaku behaviour yang mengaturnya Sholiq, 2006. Objek adalah segala sesutau yang ada di sekitar kita yang memiliki atribut dan perilaku sebagai suatu operasi pengaturnya. Objek-objek yang mempunyai atribut dan operasi yang sama dapat dikelompokkan dalam sebuah kategori yaitu kelas Sholiq, 2006. Pada pemrograman, berorientasi objek didefinisikan sebagai suatu cara membuat program yang mempunyai beberapa keuntungan yang menggunakan pendekatan component-based dalam pengembangan perangkat lunak, dimana hal pertama yang dilakukan adalah membuat sebuah sistem yang merupakan kumpulan objek-objek Sholiq, 2006. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pemodelan sistem informasi berorientasi objek. Berikut adalah aspek penting tersebut Munawar, 2005. 1. Abstraksi abstraction adalah proses memfilter atribut dan operasi pada suatu obyek, sehingga hanya atribut dan operasi yang dibutuhkan saja yang tinggal. 2. Pewarisan sifat inheritance adalah konsep dimana metode dan atau atribut yang ditentukan di dalam sebuah objek class dapat diwariskan atau digunakan lagi oleh objek class lainnya. Dengan demikian apapun atribut dan operasi dari class akan dimilki pula oleh semua obyek yang di-inherit diturunkan dari class tersebut. 3. Banyak bentuk polymorphism adalah suatu operasi dengan nama yang sama, tetapi jika diberikan pada objek yang berbeda akan mengakibatkan operasi yang berbeda. 4. Pembungkusan encapsulation atau yang sering disebut dengan penyembunyian informasi information hiding adalah menyembunyikan kompleksitas dari luar dan hanya membuka operasi-operasi yang diperlukan saja terhadap objek-objek yang lain. 5. Pengiriman pesan message sending diperlukan sebagai alat komunikasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Suatu objek mengirim sebuah pesan kepada objek lain untuk menjalankan sebuah operasi dan objek yang menerima akan memberikan respon untuk menjalankan operasi tersebut. 6. Asosiasi association adalah hubungan antar objek yang saling membutuhkan. Hubungan ini bisa satu arah ataupun lebih dari satu arah. Di dalam konsep asosiasi terdapat sebuah aspek penting yaitu multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dari suatu objek atau class untuk satu kejadian tunggal dari objek atau class yang terkait. 7. Agregasi aggregation adalah bentuk khusus dari asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek yang lain.

2.6.2 Keuntungan Manfaat Object Oriented

Object oriented memberikan bebrapa manfaat atau keuntungan dalam pengembangan sistem, diantaranya Munawar, 2005: 1. Dapat mendeskripsikan kebanyakan fenomena yang diekspresikan dengan bahasa natural alami. Sebagai contoh, objek dapat disamakan dengan benda atau yang menunjukkan sesuatu seperti orang atau persediaan barang. Atribut dapat dikatakan sebagai sifat yang memberi karakter pada suatu objek. Sedangkan behaviour mendekati kata kerja atau mendeskripsikan aksi atau pengaruh. 2. OO memberikan kejelasan informasi dalam konteks sistem. 3. Sangat dekatnya hubungan antara OO analysis, OO design, OO user interface dan OO programming. Saat tahap analisis, pengembang menggunakan objek untuk menetukan kebutuhan sistem. Saat perancangan, pengembang menggunakan objek-objek ini untuk mendeskripsikan sistemnya sendiri. Pengembang juga menggunakan objek-objek tersebut sebagai konsep sentral saat pemrograman.

2.6.3 Keterbatasan Object Oriented

Ada aplikasi yang tidak cocok dikembangkan dengan metode object oriented , yaitu Munawar, 2005: 1. aplikasi yang sangat berorientasi pada database. 2. aplikasi yang membutuhkan banyak algoritma.

2.7 Metode

Rational Unified Process RUP Rational Unified Process RUP merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak Agus et al. 2005. Rational Unified Process RUP adalah sebuah proses pembangunan sistem meliputi seluruh lifecycle pembangunan perangkat lunak. RUP menyediakan suatu pendekatan untuk membantu tugas dan tanggung jawab suatu pembangunan organisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan pemroduksian aplikasi sistem dengan kualitas tinggi yang mempertemukan keinginan pengguna Kruchten, 2003. RUP adalah suatu petunjuk bagaimana menggunakan Unified Modelling Language UML secara efektif untuk perancangan. UML mendeskripsikan rancangan yang dibutuhkan, mengapa kita membutuhkannya dan bagaimana mengkonstruksikannya Kruchten, 2003. Rational Unified Process menangkap banyak best practices cara terbaik di pembangunan perangkat lunak modern di suatu format yang pas untuk cakupan luas dari suatu proyek dan organisasi. Best practices RUP adalah Kruchten, 2003: 1. Pembangunan software secara iterative. 2. Pengelolaan kebutuhan. 3. Menggunakan arsitektur berbasis komponen. 4. Memvisualisasikan model perangkat lunak. 5. Memverifikasi kualitas perangkat lunak secara berkesinambungan. 6. Mengendalikan perubahan perangkat lunak.

2.7.1 Fase-Fase RUP

RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language UML. Melalui gambar 2.2 di bawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu : Agus et al. 2005.

1. Dimensi Horizontal

Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari fase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration, Construction dan Transition.

2. Dimensi Vertikal

Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Management, Project Management, Environtment. Gambar 2.2 Arsitektur Rational Unified Process Kruchten, 2003

2.7.2 Struktur Dinamis RUP

Struktur dinamis berhubungan dengan lifecycle atau dimensi waktu dari sebuah proyek. RUP menyediakan sautu pendekatan berstruktur ke pengembangan iterative, membagi satu proyek ke dalam empat fase: Inception, Elaboration , Construction, dan Transition. 1. Inception Dibangun dari satu pemahaman yang baik mengenai sistem apa untuk dibangun dengan cara mendapatkan pemahaman taraf tinggi dari semua kebutuhan dan membangun ruang lingkup sistem. Mengurangi beberapa resiko bisnis, menghasilkan kasus bisnis untuk pembangunan sistem, dan memperoleh pembelian dari semua stakeholder pada apa yang diperoleh dengan proyek. 2. Elaboration Mengambil beberapa peran yang paling sulit secara teknis: desain, implementasi, tes, dan garis dasar suatu arsitektur eksekusi, meliputi subsistem, antarmuka, komponen kunci, dan mekanisme arsitektural, seperti bagaimana cara menguraikannya dengan komunikasi inter proses atau persistensi. Menyebutkan resiko teknis utama seperti resiko sumber daya yang diperlukan, resiko kinerja, dan resiko jaminan keamanan data, oleh pengimplementasian dan validasi kode nyata. 3. Construction Banyak melakukan implementasi seperti bergerak dari satu arsitektur eksekusi ke operasional pertama versi dari sistem anda. Menyebarkan beberapa pelepasan internal dan alfa untuk memastikan bahwa sistem adalah yang dapat dipakai dan pengguna alamat butuhkan. Fase terakhir dengan menyebarkan sepenuhnya versi beta fungsional dari sistem, meliputi dokumentasi instalasi dan pendukung dan materi pelatihan walau sistem mungkin masih memerlukan penyetelan dari kemampuan, kinerja, dan mutu keseluruhan. 4. Transition Memastikan perangkat lunak itu mewakili kebutuhan dari pengguna user. Meliputi tes produk dalam mempersiapkan rilis dan membuat penyesuaian kecil berlandaskan pengguna umpan balik. Dalam posisi ini pada lifecycle, fokus umpan balik pengguna sebagian besar pada penyetelan produk yang lebih baik, konfigurasi, instalasi, dan masalah penggunaannya; semua permasalahan struktural yang utama harus telah banyak diselesaikan lebih awal pada proyek lifecycle.

2.7.3 Struktur Statis RUP

Struktur statis terbagi dengan bagaimana memproses elements, activities, disciplines , artifacts, dan roles yang secara logika digolongkan ke dalam disiplin proses inti. Satu proses mendeskripsikan who is doing what, how, and when. Empat model unsur kunci RUP: 1. Roles : who Role seperti topi individu atau grup digunakan selama satu proyek. Seseorang mungkin memakai banyak topi berbeda. Ini adalah satu titik penting karena ini alami untuk memikirkan suatu role peran sebagai individual pada tim, atau sebagai satu judul pekerjaan tetap, tapi pada RUP role hanya mendefinisikan bagaimana individu harus lakukan pekerjaan, dan mereka menetapkan kemampuan dan tanggungjawab untuk memainkan role peran individu. Seseorang biasanya melaksanakan satu atau lebih role peran, dan beberapa orang dapat melaksanakan role peran yang sama. 2. Activities : how Aktivitas dari satu peran spesifik adalah bahwa satu satuan-kerja peran perorangan mungkin diminta untuk laksanakan. Aktivitas yang punya satu penggunaan, biasanya mengekspresikan dalam kaitan dengan pembuatan atau update beberapa artifact, seperti sebuah model, komponen, atau rencana. Masing-masing aktivitas ditugaskan ke satu peran spesifik. Suatu aktivitas umumnya mengambil beberapa jam untuk melengkapi dalam beberapa hari, biasanya melibatkan seseorang, dan mempengaruhi satu atau hanya satu angka kekecilan dari artifact. Suatu aktivitas harus dapat diganakan sebagai satu unsur perencanaan dan kemajuan; jika hal ini terlalu kecil, akan diabaikan, dan jika hal ini terlalu besar, kemajuan akan harus diekspresikan dalam kaitan dengan satu bagiannya aktivitas. Aktivitas mungkin diulangi beberapa kali pada artifact yang sama, khususnya ketika menjalankan sati iterasi ke lainnya, menyaring dan memperluas sistem, oleh peran yang sama, tapi tidak perlu oleh individu yang sama. 3. Artifacts : what Artifact adalah masing-masing keterangan yang dihasilkan, dimodifikasi, atau digunakan oleh satu proses. Artifact adalah unsur proyek yang dapat diukur : hal-hal yang dihasilkan proyek atau digunakan saat mengerjakan ke arah produk akhir. Artifact digunakan sebagai input oleh role untuk melaksanakan satu aktivitas dan hasil atau keluaran dari aktivitas lain. 4. Workflows arus kerja : when Arus kerja merupakan sebuah kegiatan berkelanjutan yang menghasilkan suatu gambaran alur yang dapat nilai yang dapat dilihat. Pada UML, suatu arus kerja dapat diekspresikan sebagai satu sequence diagram, collaboration diagram atau activity diagram. Proses inti dari workflow dibagi menjadi enam inti workflow pembangunan dan tiga workflow pendukung. Proses workflow inti pembangunan adalah sebagai berikut : a. Business modeling workflow arus kerja pemodelan bisnis. Tujuan utama dalam business modeling di sini adalah untuk memungkinkan adanya komunikasi dan pengertian yang lebih baik dari business engineering dan software engineering. b. Requirement workflow arus kerja kebutuhan Requirement adalah suatu kondisi atau kemampuan dimana system akan menyelaraskan pada kondisi tersebut. Terdapat dua kebutuhan system yaitu functional requirement dan nonfunctional requirement c. Analysis and design workflow arus kerja analisis dan rancangan. Tujuan dalam tahap ini adalah untuk menunjukkan bagaimana project akan diwujudkan dalam fase implementasi kelak. Hasil dari tahap ini adalah model design. d. Implementation workflow arus kerja pengimplementasian, Tujuan dari implementasi di sini adalah mendefinisikan pengkodean secara terorganisasi, mengimplimentasikan classes dan objects dalam bentuk komponen-komponen, menguji perkembangan komponen-komponen dalam bentuk kesatuan, dan mengintegrasikan hasil-hasil dari tiap-tiap kelompok yang mengerjakan project. e. Test workflow arus kerja pengujian. Ditujukan untuk menilai kualitas produk. f. Deployment workflow arus kerja penyebaran. Tujuannya adalah untuk menghasilkan release produk dengan sukses dan menyerahkan perangkat lunak pada pengguna akhir Sedangkan proses workflow pendukung yaitu : a. Project management workflow arus kerja pengelolaan proyek. Merupakan seni menyeimbangkan tujuan, mengelola resiko dan menanggulangi pemaksaan kepentingan antara pembangun dan pengguna. b. Configuration and change management workflow arus kerja pengkonfigurasian dan perubahan pengelolaan. Mendeskripsikan bagaimana mengawasi banyaknya artifak yang dihasilkan oleh banyak orang yang bekerja pada suatu proyek c. Environment workflow arus kerja lingkungan, bagian ini terfokus pada aktivitas-aktivitas yang penting terkait dengan proses konfigurasi sebuah software. Terkait dengan aktivitas yang diperlukan dalam usaha mengembangkan aturan-aturan yang mendukung sebuah software.

2.8 Unified Modelling Language UML

2.8.1 Definisi UML

Unified Modelling Language UML adalah sebuah sekumpulan konvensi pemodelan yanag digunakan untuk menentukan atau menggambarkansebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek Whitten et al. 2004. UML dikembangkan oleh tiga sekawan yang bekerja pada Rational Software Corporation yaitu Grady Booch, James Rumbough dan Ivar Jacobson yang berfokus pada standarisasi dan perbaikan ulang UML. Perbaikan dilakukan karena notasi UML pada dasarnya adalah kolaborasi dari metode Booch, notasi OMT Object Modelling Technique. Pada akhir tahun 1995, Unified method versi 8 diperkenalkan dan setelah itu diubah menjadi UML pada tahun 1996 dan pada tahun 1997 UML versi 1.1 disahkan dan diberikan pada Object Technology Group OTG Sholiq, 2006. Hingga saat ini, UML banyak digunakan di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat blue print atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk sharing dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain Munawar, 2005.

2.8.2 Tujuan UML

Menurut Suhendar dan Gunadi, 2002 bahwa tujuan utama UML adalah: 1. Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. 2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. 3. Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam permodalan.

2.8.3 Model dan Diagram pada UML

Model merupakan fokus utama dalam analisis dan perancangan. Model menggambarkan pandangan yang lengkap tentang suatu sistem pada suatu tahapan dan perspektif tertentu. Sebuah model bisa saja mengandung satu atau lebih diagram. Dengan adanya model, ada beberapa hal yang dapat dipresentasikan. Hal ini disebabkan karena: 1. Model mudah dan cepat dibuat 2. Model bisa digunakan sebagai simulasi untuk mempelajari lebih detil tentang sesuatu 3. Model bisa dikembangkan sejalan dengan pemahaman tentang sesuatu 4. Bisa memberikan penjelasan lebih rinci tentang sesuatu dengan model 5. Model bisa mewakili sesuatu yang nyta maupun tidak nyata Selain model, alat bantu yang sering digunakan dalam analisis dan perancangan adalah diagram. Diagram menggambarkan atau mendokumentasikan beberapa aspek dari sebuah sistem. Diagram digunakan untuk : 1. Mengkomunikasikan ide 2. Melahirkan ide dan peluang baru 3. Menguji ide dan membuat prediksi 4. Memahami struktur dan relasi-relasinya

2.8.4 Diagram-diagram pada UML

UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai berbagai aaspek dalam sistemUML. Berikut ini akan dipaparkan diagram- diagram yang digunakan dalam UML. 1. Use case Diagram Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem Whitten et al. 2004. Tabel 2.3 menunjukkan komponen dasar dalam use case diagram . Tabel 2.3 Komponen Dasar Use Case Diagram Komponen Nama komponen Keterangan Actor Sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna dalam interaksinya dengan sistem Use case Serangkaian scenario yang digabungkan bersama-samaoleh tujuan umum pengguna include merupakan stereotype Menunjukkan bahwa sebuah usecase adalah bagian dari use case yang lain extend merupakan stereotype Digunakan untuk membuat use case baru dengan menambahkan langkah-langkah pada use case yang sudah ada. Sumber: Munawar, 2005 2. Activity diagram Activity diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use case atau logika behaviour dari sebuah objek Whitten et al. 2004. 3. Sequence diagram Sequence diagram adalah diagram yang memodelkan logika sebuah use case dengan cara menggambarkan interaksi pesan di antara objek-objek dalam rangkaian waktu Whitten et al. 2004. Sequence diagram digunakan ketika ingin mengetahui perilaku objek pada use case tunggal. Ada beberapa komponen yang terdapat pada sequence diagram yaitu Munawar, 2005: aa. Obyek participant, diletakkan di dekat bagian atas diagram dengan urutan dari kiri ke kanan. Setiap participant terhubung dengan garis titik-titik yang disebut lifeline. Dan di sepanjang lifeline terdapat kotak yang disebut activation. b. Message adalah tanda panah yang menghubungkan suatu lifeline ke lifeline yang lain. Message yang pertama yang terjadi adalah yang paling dekat dengan bagian atas diagram dan yang terjadi belakangan adalah yang dekat dengan bagian bawah. c. Time adalah diagram yang mewakili waktu pada arah vertical. Waktu dimulai dari atas ke bawah. paticipant 1 participant 2 message Participant objek lifeline activation Gambar 2.3 Simbol-simbol yang Tedapat pada Sequence Diagram 4. Collaboration diagram Collaboration diagram merupakan diagram yang memodelkan sebuah use case dengan cara menggambarkan aliran pesan di antara objek-objek dalam rangkaian pesan Whitten et al. 2004. Collaboration diagram adalah bentuk lain dari sequence diagram, yang membedakan hanyalah sequence diagram diorganisir menurut waktu sedangkan collaboration diagram diorganisisr menurut ruang space Munawar, 2005. Gambar 2.4 Contoh Collaboration Diagram Munawar, 2005 5. Class diagram Class diagram merupakan diagram yang menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas tersebut Whitten et al. 2004. Class diagram adalah alat perancangan yang membantu pengembang mendapatkan struktur sistem sebelum menuliskan kode program, membantu memastikan bahwa sistem adalah rancangan terbaik Sholiq, 2006. Notasi class tediri dari class name yang berada pada bagian paling atas dan secara opsional dapat juga dikatakan sebagai stereotype. Bagian tengah digunakan unutk mendeklarasikan attribute sedangkan bagian order order line 1: get quantity product customer 2: get product 3: product 4: get pricing detail 5: calculate price 6: calculate discount 7: get discount info bawah digunakan untuk mendeklarasikan operasi. Gambar 2.5 menunjukkan notasi class. Gambar 2.5 Notasi Class Sholiq, 2006 6. Statechart Diagram Statechart diagram digunakan untuk menggambarkian kombinasi state yang dapat diasumsikan oleh objek selama masa hidupnya, kejadian- kejadian yang memicu transisi antar state, dan aturan yang mengatur dari dan ke state yang mana sebuah objek dapat melakukan transisi Whitten et al. 2004. Simbol UML untuk statechart diagram adalah segi empat yang tiap pojoknya dibuat rounded. Titik awalnya menggunakan lingkaran solid yang diarsir dan diakhiri dengan mata. Untuk notasinya dapat dilihat pada gambar 2.6 Munawar, 2005. Gambar 2.6 Contoh Diagram Statechart Statechart diagram sangatlah penting karena dapat membantu analyst, designer dan developer dalam memahami perilaku objek yang ada pada sistem. state 7. Component diagram Component diagram menunjukkan model secara fisik komponen perangkat lunak pada sistem dan hubungan antara mereka. Ada dua tipe komponen dalam diagram yaitu komponen excutable dan libraries code Sholiq, 2006. Component diagram mempresentasikan dunia riil item yaitu component software yang menetap di komputer bukan di benak para analis. Component dapat diakses melalui interface-nya. Relasi antara component dengan interface disebut dengan realization Munawar, 2005. Untuk diagram komponen disajikan dalam gambar 2.7 berikut ini. Gambar 2.7 Contoh Component Diagram 8. Deployment diagram Deployment diagram menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware Munawar, 2005. Yang menjadi dasar umum dalam deployment diagram adalah node yang merupakan nama umum untuk semua jenis sumber komputasi. Ada 2 tipe node yaitu processor dan device. Processor adalah node yang bisa penjualan obat persediaan obat pembelian obat rekanan mengeksekusi sebuah component, sedangkan device adalah perangkat keras yang tipikalnya menjadi interface dengan dunia luar Munawar, 2005

2.9 Konsep Dasar Asuransi dan Asuransi Syariah

Asuransi diambil dari bahasa Belanda yaitu assurantie, sedangkan dalam bahasa hukum belanda disebut dengan verzekering dan dalam bahasa inggris disebut dengan insurance Soemitra, 2009. Asuransi adalah merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Dalam bahasa arab, asuransi disebut AttaA’min yang berasal dari kata a’min yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut Anwar, 2007. Dalil Al- Quran yang menyinggung masalah ini terdapat dalam QS. Quraisy ayat 4.        Artinya: “yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. Para ahli fiqih terkini seperti Wabah Az-Zuhaili, mendefinisikan asuransi syariah sebagai at- ta’min at-ta’awuni asuransi yang bersifat tolong menolong yaitu kesepakatan beberapa orang untuk membayar sejumlah uang sebagai ganti rugi ketika salah satu di antara mereka ditimpa musibah. Musibah itu dapat berupa sakit, kecelakaan, kematian, kecurian, kebakaran atau bentuk-bentuk kerugian lain. Pengertian ini paling sesuai dengan surat Al-Maidah ayat 2.                                Artinya: “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalm berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa- Nya.” QS. Al-Maidah: 2. Dalam hidup kita tidak boleh hanya memperhatikan saat ini saja, melainkan memperhatikan hari esok. Dimana kita diwajibkan merencanakan hari esok agar dapat berjalan dengan baik walaupun pada akhirnya kita hanya dapat berserah diri pada Allah SWT, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat Al-Hasyr ayat 18                     Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah. Seseungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. Asuransi memiliki beberapa manfaat untuk peserta asuransi, dimana manfaat tersebut adalah Soemitra, 2009: 1. Asuransi melindungi resiko investasi 2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil 3. Berfungsi sebagai tabungan 4. Alat penyebaran risiko 5. Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan melakukan investasi sesuai dengan syariah atas suatu bidang usaha tertentu. Dalam surat Yusuf ayat 43- 49, Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa yang akan datang. Di dalam ayat 43 dijelaskan Raja Mesir yang bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan tujuh ekor sapi yang kurus. Dia melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang masih mengering tidak berbuah. Ketika peristiwa ini ditanyakan oleh raja Mesir, Nabi Yusuf AS menerangkan takwil dan arti mimpi tersebut. Yusuf AS berkata, “Supaya kamu bertanam tujuh tahun lamanya sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datant tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya tahun sulit, kecuali sedikit dari bibit gandum yang akan kamu simpan. Dari argumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa berasuransi tidak bertentangan dengan qadha dan qadhar Allah SWT. Bahkan Allah sangat menganjurkan adanya upaya-upaya yang menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi sebagaimana yang dikenal dalam mekanisme asuransi Syakir, 2004.

2.10 Konsep Dasar Asuransi RumahKoe Syariah

Asuransi RumahKoe Syariah pada hakikatnya berada di bawah naungan Bumiputera Muda Bumida yang merupakan cabang syariah dari AJB Bumiputera 1912. Perbedaannya, AJB Bumiputera bergerak dalam bidang asuransi yang berkaitan denga jiwa manusia sedangkan Bumida bergerak sebagai asuransi umum. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan AJB Bumiputera untuk menjalankan produk yang terdapat pada Bumida salah satunya produk RumahKoe Syariah. Alasan diambilnya produk ini sebagai bagian dari AJB Bumiputera, karena dalam produk ini terdapat proteksi terhadap jiwa manusia jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap objek asuransi. Seperti, jika terjadi kebakaran terhadap rumah peserta asuransi dan terdapat korban dalam peristiwa itu, maka si korban berhak mendapatkan pembayaran atau santunan jika telah disetujui klaim yang diajukan peserta. Asuransi RumahKoe Syariah ini dirancang khusus untuk memberikan proteksi terhadap objek asuransi dalam hal ini rumah peserta asuransi. Produk ini memberikan paket pelindungan terhadap rumah pesertanya yaitu paket Rumahkoe Idaman, paket Rumahkoe Lux dan paket RumahKoe Asri. Masing- masing paket ini menberikan pelayanan yang sama yaitu jaminan proteksi terhadap bangunan. Untuk perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 2.4.. Tabel 2.4 Paket RumahKoe Lux Ketentuan yang diberlakukan dalam paket ini adalah sebagai berikut: 1. Bangunan bersifat permanen, dinding beton tembok tidak mudah terbakar dan atap genteng asbes seng. 2. Bangunan hanya digunakan untuk tempat tinggal tidak ada usaha lain dengan kanan, kiri, belakang adalah rumah tinggal permanen seperti poin 1 atau kanan, kiri, belakang bukan rumah tinggal dengan jarak minimal 7,5 meter. 3. Untuk santunan sewa diberikan bila rumah tinggal tidak dapat dipergunakan sama sekali karena habis terbakar. 4. Depan rumah terdapat jalan yang dilalui kendaraan roda empat kendaraan pemadam kebakaran. 5. Nilai santunan yang diberikan point 2-6 merupakan nilai maksimal yang dierima nasabah selama 1 tahun periode asuransi. 6. Untuk bangunan tingkat, maka luas bangunan merupakan jumlah dari luas bangunan masing-masing lantai. 7. Untuk penggantian kerugian yang disebabkan karena resiko banjir harus disertai dengan surat keterangan dari kelurahan setempat. Sedangkan yang tidak dijamin dalam paket ini adalah: 1. Bangunan yang tidak digunakan sebagai rumah tinggal 2. Rumah yang berada di daerah provinsi Maluku 3. Pemilik pengguna rumah tinggal sudah memiliki Polis Kebakaran atas Bangunan yang akan diasuransikan Untuk Paket rumahKoe Idaman, dapat dilihat pada Tabel 2.5.