2. Implementation Workflow
Menjelaskan tentang integration build plan yang merupakan daftar tentang urutan pembangunan modul-modul dalam sistem pendukung
keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah. 3.
Test workflow Menjelaskan tentang test procedure yang berisi modul apa saja yang akan
diuji, bagaimana menguji menu-menu tersebut dan siapa yang melakukan pengujian terhadap menu-menu tersebut.
3.2.3 Fase Konstruksi Construction Phase
Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam tahap ini untuk pembangunan sistem dalam skripsi ini, yaitu:
1. Implementation Workflow
Membuat aplikasi sistem Informasi Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta RumahKoe Syariah.
2. Test Workflow
Membuat alpha testing terhadap aplikasi sistem informasi pendukung keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah dengan
menggunakan metode black box testing, dimana penulis melakukan input data pada sistem dengan melihat output-nya apakah telah sesuai dengan
proses bisnis yang diharapkan.
3. Deployment Workflow
Membuat arsitektur fisik sistem menggunakan Deployment Diagram.
3.2.4 Fase Transisi Transition Phase
Dalam tahapan ini, kegiatan dalam pembangunan sistem yang dilakukan adalah Deployment Workflow. Deployment Workflow dilakukan dengan
pembuatan user manual yang digunakan oleh pengguna dan administrator dalam memanfaatkan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta Asuransi
RumahKoe Syariah dan menanggulangi masalah-masalah yang mungkin nantinya akan ditemukan dalam pengoperasian sistem atau saat penggunaan sistem.
Dengan selesainya tahap ini, maka berakhirlah proses pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta Asuransi RumahKoe
Syariah pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok.
3.3 Model Yager
Model Yager akan menghasilkan penilaian berdasarkan metode tersebut. Metode ini juga membantu dalam pengambilan keputusan, siapa yang layak
untuk diterima sebagai peserta asuransi RumahKoe Syariah. Model Yager dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk
setiap kriteria dan nilai angka diubah kedalam bentuk bilangan fuzzy lalu dilakukan pengelompokan untuk diubah ke dalam bentuk bilangan crisp atau
bilangan angka dan selanjutnya dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.