29
bagaimana teks diproduksi dan dipahami. Fairclough membuat tiga level analisis pada sociocultural practice: level situasional, institusional dan
sosial.
12
Praktik sosial budaya melihat bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat, di mana dimensi ini melihat konteks di
luar teks, antara lain sosial, budaya, atau situasi saat wacana itu dibuat.
13
B. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik
Penggunaan bahasa jurnalistik dalam surat kabar, tabloid, buletin, majalah, radio, televisi, atau media on line, tidak bisa bersifat tiba-tiba atau
hadir begitu saja. Bahasa jurnalistik suatu media dipilih melalui proses perencanaan dan bahkan hasil kajian yang sangat panjang. Setiap media
biasanya memiliki buku pedoman atau panduan masing-masing dalam penetapan bahasa jurnalistik. Buku pedoman tersebut harus berpijak pada
empat faktor: filosofi media, visi media, misi media dan kebijakan redaksional.
14
1. Pengertian Bahasa Jurnalistik
a. Bahasa yang tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok yang
terdapat dan melekat dalam definisi jurnalistik. Susunan kalimat
12
Ibid., h. 320-322.
13
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 263.
14
AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 21.
30
jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang pas untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya.
15
b. Bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau
bahasa jurnalistik. Bahasa pers ialah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas,
lugas dan menarik
16
Dengan berpijak pada uraian di atas, pengertian bahasa jurnalistik dapat didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh wartawan, redaktur, atau
pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar,
aktual, penting dan menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.
2. Fungsi Bahasa Jurnalistik
Karena sifat khalayak anonim dan heterogen, maka bahasa jurnalistik yang dipilih tentu harus memenuhi asas anonim heterogenitas.
Dasar dan motif pertumbuhan bahasa itu dalam garis besarnya adalah: a.
Alat untuk menyatakan ekspresi, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita.
15
AM. Dewabrata, Kalimat Jurnalistik, Panduan Mencermati Penulisan Berita Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004, h. 23.
16
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi Jakarta: Pradnya Paramitta, 1991, h. 1.
31
b. Alat komunikasi, dengan komunikasi kita dapat menyampaikan
semua yang kita rasakan, pikirkan, dan kita ketahui kepada orang lain.
c. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, bahasa
memungkinkan manusia untuk memanfaatkan pengalaman, mempelajari
dan mengambil
bagian dalam
pengalaman- pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang lain.
d. Alat mengadakan kontrol sosial, semua kegiatan sosial akan
berjalan dengan baik karena dapat diatur dengan mempergunakan bahasa.
17
e. Fungsi pemersatu, menghubungkan semua penutur berbagai dialek
bahasa, dan mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa, serta meningkatkan proses identifikasi penutur dengan
masyarakat itu. f.
Fungsi pemberi kekhasan, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan. Yang
jelas bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu. g.
Fungsi pembawa kewibawaan, pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan
dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat perolehan bahasa baku sendiri.
17
AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Profesional Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005, h. 8-9.
32
h. Fungsi sebagai kerangka acuan, bagi pemakaian bahasa dengan
adanya norma dan kaidah yang dikodifikasikan yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian
bahasa seorang atau golongan.
18
i. Fungsi instrumental, menggunakan bahasa untuk memperoleh
sesuatu. j.
Fungsi regulatori, menggunakan bahasa untuk mengontrol perilaku orang lain.
k. Fungsi interaksional, menggunakan bahasa untuk menciptakan
interaksi dengan orang lain. l.
Fungsi personal, menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan dan makna.
m. Fungsi heuristik, menggunakan bahasa untuk belajar dan
menemukan makna. n.
Fungsi imajinatif, menggunakan bahasa untuk menciptakan dunia imajinasi.
o. Fungsi
representasional, menggunakan
bahasa untuk
menyampaikan informasi.
19
Sebagai pegangan pokok, bahasa jurnalistik hanyalah salah satu ragam bahasa, bahasa jurnalistik merujuk dan tunduk kepada kaidah bahasa baku,
18
Hasan Alwi, Soedjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2000, h. 14-16.
19
Furqanul Azies dan A Chaedar Alwasiah, Pengajaran Bahasa Komunikatif , Teori dan Praktek Bandung: PT Rosdakarya, 2000, h. 17-18.
33
dan bahasa jurnalistik tidak dimaksudkan sebagai suatu bentuk bahasa baru yang sifatnya berbeda apalagi menggantikan bahasa-bahasa yang lain,
termasuk dan terutama bahasa nasional, bahasa Indonesia. Jika dikatakan dan disimpulkan fungsi bahasa seluas samudera, maka seluas itu juga fungsi yang
diemban bahasa jurnalistik.
C. Kebijakan