9
Indonesia. Begitu berani penulisan dan gaya bahasa yang digunakan oleh Media Indonesia, khususnya pada rubrik editorial, sehingga tidak jarang menuai
kontroversi dari berbagai kalangan. Berangkat dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
menyajikan sebuah skripsi yang berjudul
“Analisis Wacana Bahasa Rubrik Editorial
Media Indonesia Edisi Desember 2000
.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah dan fokus, maka peneliti memberi batasan penelitian terhadap bahasa jurnalistik Editorial Media Indonesia
edisi Desember 2000. Peneliti meneliti Editorial Media Indonesia pada setiap minggunya di bulan Desember 2000, terdapat lima editorial yang
dijadikan sebagai data utama penelitian. Alasan peneliti memilih kelima sampel tersebut adalah dilihat dari segi isi, sejauhmana bahasa yang
dikemas dengan sangat lugas, berani dan menarik oleh editorial dalam menuliskan sosok Abdurrahman Wahid.
Minggu pertama diambil pada edisi Minggu, 3 Desember 2000. Minggu kedua diambil pada edisi Rabu, 6 Desember 2000. Minggu
ketiga diambil pada edisi Jumat, 15 Desember 2000. Minggu keempat
10
diambil pada edisi Rabu, 20 Desember 2000. Terakhir, minggu kelima diambil pada edisi Sabtu, 30 Desember 2000.
Sejauh mana penggunaan dan penempatan kaidah bahasa jurnalistik pada sebuah produk jurnalistik non berita, pada penelitian ini
adalah Editorial Media Indonesia. Titik perhatian besar penelitian ini lebih menelusuri bagian judul
editorial dan isi editorial dari aspek kebahasaan, yaitu bahasa jurnalistik. Selain itu agar penelitian ini mendapatkan hasil yang optimal dan akurat,
peneliti menggunakan analisis wacana model Norman Fairclough. Fairclough mengaitkan analisis level teks tingkat analisis mikro dengan
analisis level discourse practice tingkat analisis messo yang menjelaskan kaitan tentang produksi teks dan konsumsi teks. Peneliti
tidak memasuki wilayah sociocultural practice tingkat analisis makro yang ada pada wilayah analisis Norman Fairclough secara utuh atau oleh
Fairclough disebut ”dimensi wacana”.
Pada tingkat mikro teks, peneliti akan meneliti pemakaian bahasa pada kelima Editorial Media Indonesia edisi Desember 2000.
Penelitian pada level teks dilihat secara keseluruhan, yaitu judul dan isi pendahuluan, pembahasan, dan penutup editorial Media Indonesia.
Di tingkat messo, peneliti akan meneliti pada dua level yaitu produksi teks dan konsumsi teks. Level produksi teks, peneliti
melakukan wawancara dengan salah satu Tim Penulis Editorial
11
Media Indonesia yang juga sebagai Dewan Redaksi Media Group, Djadjat Sudradjat. Wawancara dilakukan sebagai salah satu bentuk
penelusuran data dan fakta. Sedangkan pada level konsumsi teks, peneliti melakukan wawancara dengan seorang informan yang
dipilih berdasarkan teknik sampling purposive. Lebih spesifik lagi, informan bernama Edy A Effendi dipilih sesuai dengan ketepatan
relasi antara judul penelitian dengan kredibilitas serta kapabilitas informan itu sendiri.
2. Rumusan Masalah