Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier

Metode ini dilakukan dengan sukarela oleh seseorang untuk diperiksa darahnya tetapi hasilnya diketahui hanya oleh petugas kesehatan tertentu dan petugas ini harus merahasiakan hasil pemeriksaan tersebut.

2.6.4. Mandatory

Metode ini dilakukan terhadap semua orang yang mempunyai maksud tertentu. Pemeriksaan ini dilandasi suatu dasar hukum, sehingga tidak ada yang bisa menghindar dari pemeriksaan ini. 2.6.5. Compulsatory Metode ini biasanya dilakukan kepada kelompok masyarakat yang umumnya kemerdekaannya dibatasi, misalnya seperti narapidana, pusat rehabilitasi narkotika, para resosialisasi PSK. Kelompok ini biasanya diwajibkan untuk mengikuti pemeriksaan anti HIV.

2.7. Pencegahan HIVAIDS

Pencegahan terhadap HIVAIDS digolongkan berdasarkan tiga kategori, yaitu :

2.7.1. Pencegahan Primer

Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mengurangi kasus HIVAIDS dengan cara mengendalikan faktor risiko dan cara transmisinya. Pencegahan primer ini dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain : a. tidak melakukan hubungan seksual abstinence dengan orang lain yang bukan pasangannya dan tidak berganti pasangan dan saling setia be faithful Universitas Sumatera Utara b. menggunakan kondom sewaktu melakukan aktivitas seksual yang berisiko consistently use condom c. menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian kepada orang lain d. semua alat yang menembus kulit dan darah jarum suntik, jarum tato, atau pisau cukur harus disterilisasi dengan cara yang benar e. mengembangkan program pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara penularan HIV 17,27

2.7.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan kepada para penderita dan mengurangi akibat- akibat yang lebih serius dari kasus yang terjadi, yaitu melalui diagnosis dini dan pemberian pengobatan. Pada tahap ini, individu yang beresiko tinggi dapat melakukan tes skrining untuk melihat anti HIV dalam darahnya. 18,27

2.7.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi kemajuan atau komplikasi penyakit yang sudah terjadi dan adalah merupakan sebuah aspek terapeutik dan kedokteran rehabilitasi yang penting sekali. Upaya ini terdiri atas ukuran-ukuran yang dimaksudkan untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan dan membantu penderita untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kondisi yang tidak dapat diobati lagi. 27 Pencegahan ini dapat dilakukan misalnya melalui pendekatan kejiwaan terhadap penderita AIDS, kesiapan keluarga dan masyarakat untuk menerima orang yang hidup Universitas Sumatera Utara dengan AIDS ODHA dengan meniadakan stigma terhadap keberadaan ODHA dan senantiasa mendampingi dan mendukung ODHA melalui perawatan dengan penuh kasih sayang. 17,18 2.8. VCT Voluntary Counseling and Testing 2.8.1. Definisi VCT