Transmisi Seksual Transmisi Non Seksual

menjadi tempat masuknya HIV. Faktor sosial ekonomi, budaya dan agama secara bersama atau sendiri-sendiri sangat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat, baik dalam hal seksual maupun perilaku penggunaan narkotika.

2.4. Transmisi HIVAIDS

Pola transmisi yang berhubungan erat dengan unsur tempat keluar dan masuknya agent adalah :

2.4.1. Transmisi Seksual

Perilaku yang dianggap mempunyai resiko tinggi dan seringkali ada hubungannya dengan infeksi HIV antara lain hubungan seksual secara ano-genital, khususnya bagi mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari seorang pengidap HIV. Mukosa rektum sangat tipis dan mudah sekali mengalami perlukaan saat berhubungan seksual secara ano-genital. Tingkat resiko kedua adalah hubungan oro-genital termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV, dan yang ketiga adalah hubungan genito- genitalheteroseksual. Saat melakukan hubungan seksual, sering terjadi perlukaan yang ukurannya mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan mulut yang bisa menjadi jalan bagi HIV untuk masuk ke aliran darah pasangannya. 18,19 Kegiatan seksual lain yang mungkin dapat menyebabkan terjadinya infeksi HIV antara lain : 25 a. Anilingus yaitu melakukan hubungan intim di daerah anal dengan menggunakan lidah b. Cunnilingus yaitu melakukan hubungan intim di daerah vaginaklitoris dengan menggunakan lidah resiko lebih tinggi saat menstruasi Universitas Sumatera Utara c. Fellatio yaitu melakukan hubungan intim pada daerah genital pria dengan menggunakan lidah dan penghisapan resiko lebih tinggi bila ejakulasi terjadi di dalam mulut d. Fisting yaitu memasukkan atau meletakkan tangan atau lengan bawah ke dalam rektum atau vagina e. Memakai benda-benda seks pada rektumvagina yang dapat menyebabkan robekan pada mukosa, dimana luka yang terjadi dapat merupakan jalan masuk bagi virus

2.4.2. Transmisi Non Seksual

HIV dapat menular melalui transmisi parenteral yaitu akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti alat tindik yang terkontaminasi HIV. Transmisi ini biasanya terjadi akibat penyalahgunaan narkotika suntik dan juga pengunaan jarum suntik yang banyak dipakai oleh petugas kesehatan. Transmisi parenteral lainnya adalah lewat donortransfusi darah yang mengandung HIV. Resiko tertular HIV lewat transfusi darah adalah lebih dari 90, artinya bila seseorang mendapat transfusi darah yang terkontaminasi HIV, maka dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan akan menderita infeksi sesudah itu. 18 Transmisi non seksual yang lain adalah melalui transmisi ibu kepada janin. Seorang ibu yang mengidap HIV bisa menularkan HIV tersebut kepada janin yang dikandungnya. Ini tidak berarti bahwa HIVAIDS adalah penyakit keturunan, karena penyakit keturunan berada di gen-gen manusia, sedangkan HIV menular saat darah atau cairan vagina ibu membuat kontak dengan darah atau cairan anaknya. 19,25 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kedua jenis transmisi yang sangat mempengaruhi masuknya HIV ke dalam darah, ada beberapa transmisi yang masih belum terbukti dan masih menjadi bahan perdebatan para pakar AIDS diantaranya adalah lewat air susu ibu, air liur, air mata, urine, udara, makanan, air, cairan muntahan, kontak yang tak disengaja berpelukan atau berciuman, gigitan serangga, hubungan sosial dan pada orang serumah. 18,25 2.5. Diagnosis 2.5.1. Diagnosis Dini Infeksi HIV