darah  dan  perinatal, proporsi  pada  jenis  kelamin  laki-laki masing-masing  secara bermakna lebih  besar  dibandingkan  pada  jenis  kelamin  perempuan  72,7  vs  27,3;
96,2 vs 3,8; 81,8 vs 18,2; χ2 = 18,368; p = 0,000. Menurut penelitian Libertina data 2004-2006 di RSUP H. Adam  Malik Medan
bahwa  proporsi  penderita  HIVAIDS  dengan  faktor  risiko  penularan  melalui  hubungan seksual, paling banyak tertular pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 81,8.
34
6.4.5. Tingkat Pendidikan Berdasarkan Faktor Risiko Penularan
Proporsi  tingkat  pendidikan  berdasarkan  faktor  risiko  penularan  penderita HIVAIDS  di  Pusyansus  Klinik  VCT  RSUP  H.  Adam  Malik  Medan  Tahun  2006-2007
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Tingkat Pendidikan Berdasarkan Faktor  Risiko Penularan
5 . 3 3 .8
6 3.6 8 7 . 1
85
2 7 . 3 7 . 6
1 1 . 2 9 . 1
10 20
30 40
50 60
70 80
90 1 00
S e k s u al IDU
L a i n - l a i n
P ro
p o
rs i
P e n d i d i ka n  D a s ar P e n d i d i ka n  M e n en gah
P e n d i d i ka n  T i n ggi
Gambar 6.14.  Diagram Bar Proporsi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Faktor Risiko Penularan  Pada Penderita HIVAIDS Di Pusyansus Klinik
VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007
Dari  gambar  6.14  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  proporsi  tingkat pendidikan berdasarkan  faktor  risiko  penularan  HIVAIDS  adalah  sebagai  berikut  :  dengan  faktor
risiko  penularan  yang  berasal  dari  hubungan  seksual  heteroseksual  dan  homoseksual, 87,1 terdapat pada yang berpendidikan menengah SLTA, 7,6 terdapat pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
pendidikan  tinggi  AkademiPT,  dan  5,3  pada  tingkat  pendidikan  dasar  Tidak sekolah,  SD  dan  SLTP.  Demikian  halnya  dengan  faktor  risiko  penularan  yang  berasal
dari  IDU,  85,0  terdapat  pada  tingkat  pendidikan  menengah  SLTA,  11,2  terdapat pada  tingkat  pendidikan  tinggi  AkademiPT  dan  3,8  pada  tingkat  pendidikan  dasar
Tidak sekolah, SD dan SLTP. Sedangkan dari  faktor risiko penularan yang berasal dari lain-lain  transfusi  darah  dan  perinatal,  63,6  terdapat  pada  tingkat  pendidikan  dasar
Tidak  sekolah,  SD  dan  SLTP,  27,3  terdapat  pada  tingkat  pendidikan  menengah SLTA, dan 9,1 pada tingkat pendidikan tinggi AkademiPT.
Berdasarkan  hasil  uji  statistik  Chi-Square diperoleh  bahwa  ada  perbedaan  yang bermakna  antara  tingkat  pendidikan  berdasarkan  faktor  risiko  penularan.  Hal  ini  berarti
bahwa  penderita  HIVAIDS pada  faktor  risiko  penularan  seksual  dan  IDU  ,  masing- masing  proporsi  pada  tingkat  pendidikan  menengah  secara  bermakna  lebih  besar
dibandingkan  pada  tingkat  pendidikan  tinggi  dan  pendidikan  dasar  87,1  vs  7,6  vs 5,3;  85,0  vs  11,2  vs  3,8  ; χ2  =  52,927;  p  =  0,000.  Penderita  HIVAIDS  pada
faktor risiko  lain-lain transfusi darah dan perinatal, proporsi  yang  berpendidikan dasar secara  bermakna  lebih  besar  dibandingkan  pada  tingkat  pendidikan  menengah  dan
pendidikan tinggi 63,6 vs 27,3 vs 9,1; χ2 = 52,927; p = 0,000. Dari  gambar  di  atas  juga  dapat  dilihat  bahwa  sebagian  besar  faktor  risiko
penularan  berada pada tingkat pendidikan  menengah SLTA, kecuali pada  faktor risiko yang  berasal  dari  lain-lain  transfusi  darah  dan  perinatal.  Hal ini  disebabkan  karena  7
penderita  63,6  dari  faktor  risiko  lain-lain  yaitu  transfusi  darah  dan  perinatal  terjadi pada  anak-anak  yang  masih  berada  pada  tingkat  pendidikan  dasar  termasuk  belum
bersekolah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  data  hasil  penelitian  didapat  bahwa  terdapat  6  penderita  karena faktor  risiko  perinatal  pada  tingkat  pendidikan  dasar  yang  berusia    20  tahun,yaitu
masing-masing  1  penderita  berusia  0  tahun,  1  tahun,  4  tahun,  7  tahun,  dan  2  penderita berusia 3 tahun, sedangkan dari faktor risiko transfusi darah, 1 penderita berusia 12 tahun
Tingkat  pendidikan  seseorang  mendasari  pemahamannya  dan  meningkatkan pegetahuan, tetapi tingkat pendidikan  yang tinggi dapat saja  belum  menjamin seseorang
untuk bertindak yang benar karena juga dipengaruhi oleh perilakunya sendiri.
6.4.6. Status Perkawinan Berdasarkan Faktor Risiko Penularan