Mempertahankan hubungan relasi konselor-klien yang efektif. Konseling Pra Testing Tes HIV

2.8.3. Prinsip Pelayanan VCT

29 Adapun prinsip pelayanan dalam VCT antara lain :

a. Sukarela dalam melaksanakan testing HIV.

Pemeriksaan HIV hanya dilaksanakan atas dasar kerelaan klien, tanpa paksaan, dan tanpa tekanan. Keputusan untuk dilakukan testing terletak ditangan klien. Kecuali testing HIV pada darah donor di unit transfusi dan transplantasi jaringan, organ tubuh dan sel. Testing dalam VCT bersifat sukarela sehingga tidak direkomendasikan untuk testing wajib pada pasangan yang akan menikah, pekerja seksual, IDU, rekrutmen pegawaitenaga kerja Indonesia, dan asuransi kesehatan.

b. Saling mempercayai dan terjaminnya konfidensialitas.

Layanan harus bersifat profesional, menghargai hak dan martabat semua klien. Semua informasi yang disampaikan klien harus dijaga kerahasiaannya oleh konselor dan petugas kesehatan, tidak diperkenankan didiskusikan di luar konteks kunjungan klien. Semua informasi tertulis harus disimpan dalam tempat yang tidak dapat dijangkau oleh mereka yang tidak berhak. Untuk penanganan kasus klien selanjutnya dengan seizin klien, informasi kasus dari diri klien dapat diketahui.

c. Mempertahankan hubungan relasi konselor-klien yang efektif.

Konselor mendukung klien untuk kembali mengambil hasil testing dan mengikuti pertemuan konseling pasca testing untuk mengurangi perilaku berisiko. Dalam VCT dibicarakan juga respon dan perasaan klien dalam menerima hasil testing dan tahapan penerimaan hasil testing positif.

d. Testing merupakan salah satu komponen dari VCT.

Universitas Sumatera Utara WHO dan Departemen Kesehatan RI telah memberikan pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan testing HIV. Penerimaan hasil testing senantiasa diikuti oleh konseling pasca testing oleh konselor yang sama atau konselor lainnya yang disetujui oleh klien.

2.8.4. Tahapan VCT

Dalam melakukan kegiatannya, VCT memiliki beberapa tahap, yakni : 29

a. Konseling Pra Testing

Adapun yang dilakukan pada saat konseling pra testing antara lain : i. Penerimaan klien ii. Informasikan kepada klien tentang pelayanan tanpa nama anonimus sehingga nama tidak ditanyakan iii. Menjelaskan tentang prosedur VCT iv. Penilaian risiko untuk membantu klien mengetahui faktor risiko dan menyiapkan diri untuk pemeriksaan darah v. Memberikan pengetahuan akan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV

b. Tes HIV

Prinsip tes HIV adalah sukarela dan terjaga kerahasiaanya. Tes dimaksud untuk menegakkan diagnosis. Ada serangkaian tes yang berbeda-beda karena perbedaan prinsip metode yang digunakan. Tes yang digunakan adalah tes serologis untuk mendeteksi Universitas Sumatera Utara antibodi HIV dalam serum atau plasma. Spesimen adalah darah klien yang diambil secara intravena, plasma atau serumnya. Pada saat ini belum digunakan spesimen lain seperti saliva, urine, dan spot darah kering. Penggunaan metode tes cepat rapid testing memungkinkan klien mendapatkan hasil tes pada hari yang sama. Tujuan tes HIV ada 4 yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis, pengamanan darah donor skrining, untuk surveilans, dan untuk penelitian. Hasil tes yang disampaikan kepada klien adalah benar milik klien dan petugas laboratorium harus menjaga mutu dan konfidensialitas dan menghindari terjadinya kesalahan, baik teknis technical error maupun manusia human error dan administratif administrative error. Petugas laboratorium mengambil darah setelah klien menjalani konseling pra testing.

c. Konseling Pasca Tes