Penderita HIVAIDS Dari Jumlah Kunjungan Di Pusyansus Klinik VCT Faktor Risiko Penularan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Penderita HIVAIDS Dari Jumlah Kunjungan Di Pusyansus Klinik VCT

RSUP H. Adam Malik Medan Penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 dari jumlah kunjungan penderita dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Penderita HIVAIDS dari Jumlah Kunjungan Penderita 780 2481 202 320 500 1000 1500 2000 2500 3000 2006 2007 Tahun J u m la h Jumlah kunjungan Penderita HIVAIDS Gambar 6.1. Diagram Bar Penderita HIVAIDS Dari Jumlah Kunjungan Penderita Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 Dari gambar 6.1. dapat dilihat bahwa penderita HIVAIDS dari jumlah kunjungan di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 bervariasi dalam dua tahun tersebut. Jumlah penderita terbanyak ditemukan pada tahun 2007 yaitu sebanyak 320 penderita dan kemudian tahun 2006 yaitu sebanyak 202 penderita. Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 yang tertinggi ada pada tahun 2007 yaitu sebanyak 2481 penderita dan kemudian pada tahun 2006 yaitu sebanyak 780 penderita. Hal ini disebabkan karena penderita HIVAIDS dapat lebih dari satu kali Universitas Sumatera Utara datang berkunjung ke Pusyansus Klinik VCT, dan berkemungkinan untuk datang sampai pada tahun-tahun berikutnya.

6.2. Proporsi Sosiodemografi Penderita HIVAIDS

6.2.1. Umur

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 6.2. Diagram Pie Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Umur Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 Dari gambar 6.2. di atas dapat dilihat bahwa proporsi yang tertinggi pada penderita HIVAIDS adalah penderita pada kelompok umur 20-39 tahun yaitu sebesar 86,7 dan yang terendah adalah pada penderita dengan kelompok umur 20 tahun yaitu sebesar 3,1. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurviana data 2005-2007 di RSU Dr. Pirngadi Medan yang menemukan bahwa penderita HIVAIDS Umur Penderita HIVAIDS 86.7 10.2 3.1 20-39 tahun ≥40 tahun 20 tahun Universitas Sumatera Utara berada pada kelompok umur 20-29 tahun yaitu sebesar 47,4 dan kelompok umur 30-39 tahun yaitu sebesar 39,5. 13 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan laporan dari Departemen Kesehatan RI sampai dengan 30 September 2007 bahwa proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun 53,8 disusul kelompok umur 30-39 tahun 27,9. 10

6.2.2. Jenis Kelamin

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Jenis Kelamin Penderita HIVAIDS 81.0 19.0 Laki-laki Perempuan Gambar 6.3. Diagram Pie Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Jenis Kelamin Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIVAIDS yang tertinggi adalah penderita dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 81,0 sedangkan proporsi yang terendah adalah penderita dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 19,0. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan laporan dari Dirjen PP PL 2005 bahwa proporsi kasus HIVAIDS berdasarkan jenis kelamin terbanyak ada pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 82,3. 7 Hal ini bukan menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih rentan untuk terinfeksi HIVAIDS, tetapi karena memang jumlah penderita yang datang berkunjung adalah kebanyakan laki-laki daripada perempuan. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 226 penderita, terdapat 183 penderita 81,0 yang berjenis kelamin laki-laki.

6.2.3. Suku

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Suku P enderita HIVAIDS 42 .5 8.8 2.2 1.3 0.9 15 .5 4 .0 24.8 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Batak Jaw a Me la yu Mina ng N ias Tio ngh oa Lain-lain Tida k Te rca ta t P o rp o rs i Gambar 6.4. Diagram Bar Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Suku Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006- 2007 Dari gambar 6.4. di atas dapat dilihat bahwa penderita HIVAIDS berdasarkan suku yang tertinggi adalah suku Batak yaitu 42,5 dan terendah adalah suku Nias yaitu Universitas Sumatera Utara sebesar 0,9. Hal ini menunjukkan bukan karena suku Batak berisiko untuk menderita HIVAIDS, tetapi hal ini berhubungan dengan jumlah pengunjung yang datang di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan paling banyak adalah suku Batak, dimana berdasarkan laporan bulanan tercatat bahwa dari 226 penderita yang datang, ada sebanyak 96 penderita yang bersuku Batak termasuk di dalamnya Toba, Karo, Mandailing dan Simalungun. Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa penderita HIVAIDS pada etnis Tionghoa yaitu sebesar 15,5. Hal ini juga menunjukkan bahwa bukan karena etnis Tionghoa berisiko untuk menderita HIVAIDS, tetapi hal ini juga berhubungan dengan RSUP H. Adam Malik Medan yang merupakan rumah sakit rujukan baik dari rumah sakit lain, klinik penyakit kulit dan kelamin, Puskesmas serta sebagai salah satu pusat pelayanan kesehatan khusus HIVAIDS di Sumatera Utara yang memungkinkan setiap orang dapat dirujuk tidak terkecuali etnis Tionghoa.

6.2.4. Tingkat Pendidikan

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tingkat Pendidikan Penderita HIVAIDS 83.6 8.8 3.1 2.7 1.8 SLTA AkademiPT SLTP Tidak sekolah SD Gambar 6.5. Diagram Pie Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 Dari gambar 6.5. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIVAIDS yang tertinggi adalah penderita dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 83,6 dan yang terendah adalah tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 1,8. Penelitian Nurviana data 2005-2007 di Klinik VCT RSU Dr. Pirngadi Medan juga menemukan bahwa penderita HIVAIDS terbanyak ada pada tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 75,6. 13 Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa penderita HIVAIDS juga terdapat di semua tingkat pendidikan bahkan juga pada tingkat pendidikan akademiPT yaitu sebesar 8,8. Hal ini dapat disebabkan karena pendidikan yang tinggi walaupun telah memiliki pengetahuan yang benar tentang HIVAIDS, tidak dengan sendirinya akan diikuti dengan tindakan positif berupa upaya konkrit mencegah HIVAIDS. 18 Hal ini juga dapat disebabkan karena seks tidak mengenal tingkat pendidikan melainkan berpengaruh terhadap perilaku seseorang yaitu apabila ada kesemapatan, ada uang, dan ada kemauan. Universitas Sumatera Utara

6.2.5. Pekerjaan

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Pekerjaan Penderita HIVAIDS 2.7 35.0 2.2 7.9 4.0 14.6 13.7 19.9 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 P eg aw ai S w as ta W ira sw as ta P N S T N IP en si un an IR T M ah as is w a Pe la ja r La in -la in Ti da k be ke rja Ti da k te rc at at P ro p o rs i Gambar 6.6. Diagram Bar Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Pekerjaan Di Pusyansus KlinikVCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006- 2007 Dari gambar 6.6. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIVAIDS berdasarkan pekerjaan yang tertinggi adalah penderita dengan pekerjaan wiraswasta yaitu sebesar 35,0 dan yang terendah adalah dengan pekerjaan sebagai PNSTNIPensiunan yaitu sebesar 2,2. Gambar di atas juga memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan bervariasi yang disebabkan oleh beragamnya kunjungan penderita HIVAIDS yang datang ke rumah sakit tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Libertina data 2004-2006 di RSUP H. Adam Malik Medan bahwa proporsi penderita AIDS yang tertinggi adalah wiraswata yaitu sebesar 41,4 dan yang terendah adalah PNS yaitu sebesar 1,8. 34 Universitas Sumatera Utara

6.2.6. Status Perkawinan

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Status Perkawinan Penderita HIVAIDS 42.5 41.6 15.9 Kawin Belum kawin Tidak tercatat Gambar 6.7. Diagram Pie Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Status Perkawinan Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 Dari gambar 6.7. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIVAIDS berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah dengan status kawin yaitu sebesar 42,5 dan yang terendah adalah yang tidak tercatat yaitu sebesar 15,9. Dari gambar juga dapat dilihat bahwa sebenarnya proporsi penderita HIVAIDS yang berstatus kawin tidak berbeda jauh dengan status belum kawin yaitu sebesar 0,9. Hal ini dapat disebabkan karena memang penderita HIVAIDS yang datang berada pada Universitas Sumatera Utara golongan umur 20-39 tahun yang merupakan kelompok usia produktif dan muda, sehingga banyak penderita yang sudah kawin ataupun belum kawin.

6.2.7. Daerah Tempat Tinggal

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan daerah tempat tinggal dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Daerah Tempat Tinggal Penderita HIVAIDS 63.3 36.7 Medan Luar Medan Gambar 6.8. Diagram Pie Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 Dari gambar 6.8. di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita HIVAIDS berdasarkan daerah tempat tinggal tertinggi adalah penderita yang bertempat tinggal di wilayah kota Medan yaitu sebesar 63,3 dan yang terendah adalah di luar kota Medan yaitu sebesar 36,7. Hal ini dapat terjadi karena di wilayah kota Medan cenderung memiliki sarana berupa hotel, tempat-tempat hiburan malam, tempat pemijatan, lokalisasi seksual yang memungkinkan masyarakat untuk berhubungan dengan banyak orang dan melakukan Universitas Sumatera Utara hubungan seksual berisiko secara lebih bebas. Berdasarkan laporan bulanan di Pusyansus Klinik VCT, penderita HIVAIDS yang bertempat tinggal di luar kota Medan bervariasi diantaranya bertempat tinggal di Sidikalang, Siantar, Porsea, Langsa, Tanah Karo, Balige dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini sesuai dengan laporan Komisi Penanggulangan AIDS KPA Provinsi Sumatera Utara dimana berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara 2008 yang menyatakan jumlah kumulatif HIVAIDS sampai dengan Maret 2008 meningkat dengan penderita terbanyak berada di wilayah kota Medan yaitu sebanyak 925 kasus 599 kasus HIV+ dan 326 kasus AIDS. 12 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurviana data 2005-2007 di RSU Dr. Pirngadi Medan bahwa proporsi penderita HIVAIDS terbanyak berada di wilayah kota Medan yaitu sebesar 72,4. 13

6.3. Faktor Risiko Penularan

Proporsi penderita HIVAIDS di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2007 berdasarkan faktor risiko penularan dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Faktor Risiko Penularan Penderita HIVAIDS 57.1 35.8 2.7 2.2 1.3 0.9 Heteroseksual IDU Perinatal Transfusi darah Tidak diketahui Homoseksual Gambar 6.9. Diagram Pie Proporsi Penderita HIVAIDS Berdasarkan Faktor Risiko Penularan Di Pusyansus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 Dari gambar 6.9. di atas dapat dilihat bahwa penderita HIVAIDS berdasarkan faktor risiko penularan tertinggi adalah melalui heteroseksual yaitu sebesar 57.1, kemudian melalui IDU yaitu sebesar 35.8 dan yang terendah adalah homoseksual yaitu sebesar 0.9. Berdasarkan laporan dari Departemen Kesehatan RI 2005 bahwa proporsi tertinggi penderita HIVAIDS berdasarkan faktor risiko penularan adalah heteroseksual yaitu sebesar 39,0 dan disusul dengan IDU yaitu sebesar 36,8. 7 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Libertina data 2004-2006 di RSUP H. Adam Malik Medan bahwa proporsi penderita AIDS tertinggi berdasarkan faktor risiko penularan adalah melalui hubungan seksual yaitu sebesar 32,5. 34

6.4. Analisa Statistik