memperbaiki diri”. Jadi setelah dia kontak ke Allah SWT, dia mengakui kesalahannya padahal awalnya dia mau cerai, tapi setelah dia mediasi, tidak
ada keinginan lagi untuk bercerai.
21. Apakah proses mediasi selalu dilakukan tertutup?
Ya pada hakekatnya kita terbuka saja tapi tergantung pasiennya, tergantung orang yang ingin melaksanakan mediasi, apakah dia siap untuk
dilihat orang lain, didengar orang lain. Karena biasanya mediasi itu dia nangis tersedu-sedu karena batinnya itu sudah kontak kepada Allah. Jadi bisa
tertutup, bisa terbuka tergantung orangnya, kita maunya bagaimana.
22. Bagaimana pendekatan BapakIbu saat klien salah satunya tidak datang
untuk melaksanaka mediasi?
Tetap dilaksanakan, tapi kembali lagi apakah dia mau atau tidak.
23. Bagaimana pendekatan BapakIbu jika kedua klien tidak datang untuk
melaksanakan mediasi?
Ya ini kan membuktikan dia tidak ingin memperbaiki dirinya. Jadi pada hakekatnya begini, “ hai orang-orang yang beriman peliharlah dirimu dan
keluargamu dari api neraka”. Jadi pada hakekatnya kita ingin memperbaiki
diri kita. Kalaupun misalkan yang tadi awalnya saya bilang kita beramal ma’ruf nahi munkar, hakekatnya pun untuk diri kita bukan untuk orang lain
makanya tadipun saya bilang kan, bagaimana kita ini bisa dijadikan contoh, bukan hanya memberi contoh. Kita berdakwah didalam rumah tangga, di
dalam rumah tangga, “Nak sholat”, kita nya harus sholat, “nak ngaji”, kitanya harus ngaji. Kita hanya bisa memberikan contoh dan juga bisa dijadikan
contoh, maka janji Allah, “dosa besar bagi orang yang mengajarkan tapi dia sendiri tidak melaksanakan.
24. Apa yang BapakIbu lakukan jika usaha mendamaikan menemui jalan
buntu?
Jadi tergantung niatnya dia, kalau niatnya dia kuat untuk memperbaiki, apalagi kita hubungkan langsung ke Allah pasti dia akan baik. Apalagi dia
menjalankan sedekahnya, sholatnya pasti dijamin sama Allah. Jangan kan itu, kita banyak istighfar saja, Allah janji le
wat lisannya Rasulullah SAW, “ barang siapa yang memperbanyak istighfar, mohon ampun kepada Allah
maka Allah akan memberikan jalan keluar dari segala kesempitan, Allah memberikan kelapangan dari setiap jangkauan dan Allah memberikan
kelapangan dari segala kesedihan, Allah akan memberikan rizki dari arah yang kita tidak sangka-
sangka”. Orang yang datang kesini biasanya permasalahan ekonomi, solusinya istighfar nanti Allah akan berikan rezeki
lalu sedekah, ditambah lagi rezekinya. Jadi insya’allah hubungan kita ke Allah pasti tidak ada jalan buntu.
25. Apa saja yang sudah BapakIbu lakukan dalam membantu klien untuk
mediasi?
Ya itu tadi memberikan jalan pemecahan melalui pendekatan religius. Jika diperlukan saya pun memberikan zIkir-zikir yang bisa dibaca dalam
memecahkan masalah tersebut. Ya kita hanya bisa berdoa, semoga ditunjukkkan solusi yang terbaik
26. Bagaimana respon klien saat menjalani proses mediasi?
Biasanya bertambah batinnya tenang, dadanya lega, dia menyerahkan permasalahannya kepada Allah. Jadi lapang yang tadinya sempit banyak dosa
karena dia istighfar mungkin Allah ampuni, jadikan yang bikin sempit itu banyak dosa, sempit dadanya walaupun hartanya banyak tapi sempit tidak
bisa bersedekah, rumahnya besar tapi sempit, banyak yang seperti itu karena dosa. Nah kalau habis mediasi, kalau dia misalkan benar-benar tulus, ikhlas
insya Allah lapang dadanya, tenang bawaannya bahkan maunya berdzikir kan gitu.
27. Kapan sebaiknya pelaksanaan mediasi dapat dilaksanakan?
Pada hakekatnya kapan saja yang penting tidak mengganggu, artinya kapan siapnya dia, kapan saja tidak masalahnya. Pada hakekatnya tidak harus
dipandu, sendiri pun bisa.
28. Faktor-faktor apa yang menyebabkan klien tidak dapat di damaikan?
Biasanya karena ego ya, jadi biasanya egonya masing-masing.
29. Apa hasil yang telah dicapai dari kegiatan mediasi tersebut?
Biasanya orang-orang yang telah mediasi tidak balik lagi, jadi yang sudah-
sudah itu tidak balik lagi. Karena setelah mediasi, “pak saya pasrah