Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
tingkat pertumbuhan perceraian selama empat lima terakhir mengalami kenaikan hingga tahun 2012 dan ditahun tersebut sebesar 20,52.
Pada data tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan perceraian mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012 meskipun ditahun 2010 kasus cerai talak sempat mengalami penurunan dan kasus cerai gugat ditahun 2011 juga mengalami
penurunan. Hal ini menunjukan bahwa laju pertumbuhan angka perceraian perlu diperhatikan lebih lanjut, mengingat tiap tahunnya terus mengalami
kenaikan. Dengan tingginya angka perceraian tersebut tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian.
Adapun faktor perceraian disebabkan banyak hal, mulai dari selingkuh, ketidakharmonisan, sampai karena persoalan ekonomi. Faktor
ekonomi merupakan penyebab terbanyak dan yang unik adalah 70 yang mengajukan cerai adalah istri dengan alasan suami tidak bisa memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga. Data diatas memberikan gambaran bahwa, tingkat perceraian secara nasional cukup tinggi.
4
Perselisihan suami istri yang memuncak dapat membuat rumah tangga tidak harmonis, sehingga akan mendatangkan kemudaratan. Oleh karena itu,
Islam membuka jalan berupa perceraian. Perceraian merupakan jalan terakhir yang ditempuh suami istri, bila rumah tangga mereka tidak dapat
dipertahankan lagi. Persengketaan suami istri tidak serta-merta menjadi alasan yang memutuskan hubungan perkawinan, tetapi mengandung proses
mediasi dan rekonsiliasi, agar rumah tangga mereka dapat dipertahankan. Al-
4
http:edukasi.kompasiana.com20110901inilah-penyebab-perceraian-tertinggi-di- indonesia
Qur’an mengingatkan agar perceraian sebaiknya dihindari, dan diupayakan agar tetap dapat dipertahankan, karena dampak perceraian bukan hanya
dirasakan oleh pihak suami istri, tetapi juga anak-anak mereka, bahkan secara lebih luas berdampak juga pada keluarga besar dari kedua belah pihak.
5
Al- Qur’an mengharuskan adanya proses peradilan maupun
nonperadilan dalam menyelesaikan sengketa keluarga, baik untuk kasus syiqaq maupun nusyuz. Syiqaq adalah kasus percekcokan atau perselisihan
yang meruncing antara suami istri yang diselesaikan oleh dua orang juru damai hakam. Nusyuz adalah tindakan istri yang tidak patuh kepada
suaminya atau suami yang tidak menjalankan hak dan kewajibannya terhadap istri dan rumah tangganya, baik yang bersifat lahir maupun batin. Al-
Qur’an menawarkan pola mediasi tersendiri terhadap penyelesaian sengketa keluarga
terutama syikak. Pengutusan hakam bermaksud untuk berusaha mencari jalan keluar terhadap kemelut rumah tangga yang dihadapi oleh suami istri.
6
Proses penyelesaian sengketa melalui pihak ketiga yang dikenal dengan hakam didasarkan pada Al-
Qur’an surat an-Nisa’ ayat 35:
7
لْهأ ْ م اً كح هلْهأ ْ م اً كح ا ثعْباف ا نْيب اقش ْمتْخ ْ إ اديري ْ إ ا
اًريبخ اً يلع اك هَللا َ إ ا نْيب هَللا ِف ي اًحاْصإ
“Dan jika kamu khawatir ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan keluarga
perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscahaya Allah memberi taufiq kepada suami istri, Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
5
Syahrizal Abbas. Mediasi: Dalam Perspektif, Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, hlm. 181.
6
Sayhrizal Abas. Mediasi: Dalam Perspektif, Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, hlm. 184-185.
7
Sayhrizal Abas. Mediasi: Dalam Perspektif, Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, hlm. 185.
Ayat ini menganjurkan adanya pihak ketiga atau mediator yang dapat membantu pihak suami istri dalam mencari jalan penyelesaian sengketa
keluarga mereka. Proses perceraian melibatkan rasa emosional
yang tinggi, menimbulkan proses hukum yang rumit, serta metode yang digunakan
berhasil untuk menyelesaikan masalah perceraian. Mediasi perceraian memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin mempertahankan
pernikahan untuk
membuat keputusan
dalam rangka
membantu terselesaikannya masalah yang ada di pernikahan.
Secara etimologi bahasa, mediasi berasal dari bahasa latin mediare yang berarti berada di tengah, karena seorang yang melakukan mediasi
mediator harus berada di tengah orang yang bertikai. Dari segi terminologi istilah terdapat banyak pendapat yang memberikan penekanan yang berbeda
tentang mediasi. Meski banyak yang memperdebatkan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan mediasi, namun setidaknya ada beberapa
batasan atau definisi yang bisa dijadikan acuan. Salah satu diantaranya adalah definisi yang diberikan oleh the National Alternative Dispute Resolution
Advisory Council yang mendefinisikan mediasi sebagai berikut:
8
“Mediation is a process in which the parties to a dispute, with the assistance of a dispute resolution practitioner the mediator, identify
the disputed issues, develop options, consider alternatives and endeavour to reach an agreement. The mediator has no advisory or
determinative role in regard to the content of the dispute or the outcome of its resolution, but may advise on or determine the process
of mediation whereby resolution is attempted
”. David Spencer, Michael Brogan, 2006:9
8
http:wmc-iainws.com
Mediasi merupakan sebuah proses dimana pihak-pihak yang bertikai, dengan bantuan dari seorang praktisi resolusi pertikaian mediator
mengidentifikasi isu-isu yang dipersengketakan, mengembangkan opsi-opsi, mempertimbangkan alternatif-alternatif dan upaya untuk mencapai sebuah
kesepakatan. Dalam hal ini mediator tidak memiliki peran menentukan dalam kaitannya dengan isi atau materi persengketaan atau hasil dari resolusi
persengketaan tersebut, tetapi ia mediator dapat memberi saran atau menentukan sebuah proses mediasi untuk mengupayakan sebuah
resolusipenyelesaian.
9
Salah satu lembaga yang selama ini berfungsi menangani dan memediasi pasangan suami istri yang mempunyai permasalahan di dalam
rumah tangganya adalah BP4. BP4 Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan adalah badan yang dibentuk oleh Departemen
Agama, untuk mendamaikan atau memediasikan para pihak yang beragama Islam yang ingin bercerai.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No. 3 Tahun 1975 Pasal 28 Ayat 3 menyebutkan bahwa:
10
“Pengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan,
Perselisihan dan Perceraian BP4 agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tangga”.
9
http:wmc-iainws.com
10
Nurnaningsih Amriani. Mediasi: Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdatadi Pengadilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 134.
Berdasarkan permasalah tersebut penulis tertarik untuk memilih judul penelitian,
“Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4 dalam Mencegah Kasus Perceraian Di Kantor Urusan Agama KUA
Kec. Cipayung Jakarta Timur ”.