Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Majalah Noor adalah majalah wanita yang terbit bulanan, dimana di dalam majalah ini terdapat beberapa rubrik yang dapat menjadi inspirasi bagi para pembacanya seperti info kesehatan, perjalanan, karier, kecantikan dan berbagai hal menarik di dalamnya. Majalah yang m empunyai tagline “Yakin Cerdas Bergaya” ini merupakan majalah yang bernafaskan Islam. Konten yang terdapat didalamnya terdiri dari 11 rubrik. Salah satu rubrik yang menarik dan membedakan majalah Noor dengan majalah lainnya adalah rubrik Topik Kita. Rubrik topik kita merupakan rubrik tentang pengetahuan yang didalamnya terdapat pandangan Islam. Rubrik topik kita hadir di setiap edisi majalah Noor dengan ulasan tema yang berbeda-beda setiap bulannya. Salah satu tema yang dihadirkan dalam rubrik topik kita yaitu tentang fenomena koruptor perempuan pada majalah Noor edisi Vol X th. XI2013. Dalam rubrik edisi tersebut membahas tentang persoalan politik yang kian ramai diperbincangkan. Dan tidak hanya dituliskan tentang fenomena yang sedang terjadi, tetapi dijelaskan juga mengenai pandangan dalam Islam terhadap perempuan. Perempuan merupakan makhluk yang sangat dimuliakan. Hal tersebut yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, dimana beliau sangat menghormati ibunya. Pada hakikatnya, perempuan tercipta untuk menjadi makmum orang yang berdiri di belakang imam, tetapi seiring berkembangnya zaman, perempuan tidak hanya menjadi seorang pengikut laki-laki dan berproses menjadi seorang pemimpin layaknya kaum pria. Dalam fikih siyasah politik maupun fikih munakahah pernikahan, kaum perempuan dipandang tak berhak menjadi pemimpin sebagai kepala pemerintahan maupun kepala keluarga. 5 Realitanya, banyak kaum perempuan yang didaulat sebagai seorang pemimpin. Dimulai dari hal kecil, kedudukan ketua kelas yang semula hanya dipimpin oleh kaum lelaki, sekarang perempuan pun bisa menjadi seorang ketua kelas. Dalam sejarah politik Indonesia, tercatat Indonesia pernah memiliki seorang pemimpin Negara dari kaum perempuan yaitu Megawati Soekarno Putri. Dan kini semakin marak perempuan yang mencalonkan dirinya sebagai pemimpin penyalur aspirasi rakyat Indonesia. Menjadi seorang pemimpin bukan hal yang mudah karena bertanggung jawab atas banyak jiwa. Tetapi banyak diantara pemimpin wanita yang mencalonkan dirinya untuk menunggang popularitas saja. Dalam suatu Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan: “Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin keluarga, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Isteri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam mengelola harta tuannya, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Oleh karena itu, kalian sebagai pemimpin akan dimintai 5 Nasarudin Umar, Fikih Wanita untuk Semua, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2010, h.169 pertanggungjawaban kalian atas kepemimpinannya .” 6 Dalil tersebut menjelaskan bahwa apabila sudah diberi amanat berupa jabatan yang baik lalu tidak dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik seperti berbuat curang yaitu dengan melakukan tindak pidana korupsi, maka Allah akan meminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Meskipun tindak korupsi merupakan tindakan terlarang baik secara hukum maupun agama, tidak sedikit pemimpin yang melakukannya. Fenomena koruptor di Indonesia kian merajalela, dan pelakunya bukan hanya dari kalangan pria, tetapi juga wanita. Wanita yang terdaftar sebagai koruptor di Indonesia, beberapa diantaranya ialah Angelina Sondakh, Miranda Goeltom, Nunun Nurbaeti, Siti Hartati Murdaya,dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Menurut survey yang dilakukan oleh pihak Transparency International Indonesia TII, Indonesia menempati urutan ke-118 dalam urutan Negara terkorup. Pihak TII juga melansir Indonesia berada di empat Negara terbawah dalam urutan tingkat korupsi dengan kondisi yang semakin memburuk. 7 Kondisi tersebut membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi-institusi Negara dalam upaya pemberantasan korupsi menurun. Melihat realitas yang ada, menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk meneliti fenomena koruptor perempuan di Indonesia dalam rubrik 6 Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid Satu, Jakarta: Pustaka Amani, 1999, h. 604. 7 Pusat Studi Agama dan Peradaban PSAP Muhammadiyah, Membasmi Kanker Korupsi, Jakarta Pusat, T. Np, 2005, h. 223. topik kita di majalah Noor yang akan diteliti dengan cara mencari makna tersembunyi latent pada suatu teks di media yang menjadi rujukan utama dalam penelitian. Untuk menganalisis sebuah makna yang terkandung dalam sebuah teks dapat diteliti melalui sebuah studi analisis data kualitatif, berupa analisis wacana. Penelitian ini difokuskan pada pemberitaan mengenai koruptor perempuan tentang Fenomena Koruptor Perempuan dan Agar Perempuan Tak Rentan edisi Desember 2013, karena melihat pada bulan tersebut isu ini sedang ramai diperbincangkan. Maka Penelitian ini mengangkat judul “Feminisme Liberal dalam Wacana Fenomena Koruptor Perempuan Pa da Rubrik “Topik Kita” di Majalah Noor.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar lebih fokus dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah Analisis wacana pada fenomena koruptor perempuan pada majalah Noor yaitu dalam rubrik Topik kita di majalah Noor edisi Vol X th. XI2013. Terdapat kurang lebih tiga berita mengenai hal ini dalam majalah Noor pada bulan Desember 2013. Namun, peneliti fokus pada dua berita. Dari pembatasan masalah tersebut perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana teks yang dibangun oleh majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan? 2. Bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan? 3. Bagaimana konteks sosial yang melatarbelakangi wacana dalam pemberitaan fenomena koruptor perempuan di majalah Noor?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang tertulis di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui makna teks yang terdapat pada rubrik topik kita di majalah Noor tentang fenomena koruptor perempuan di Indonesia. 2. Untuk mengetahui kognisi sosial ditinjau dari analisis wacana terhadap majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan dalam rubrik topik kita. 3. Untuk mengetahui konteks sosial ditinjau dari analisis wacana terhadap majalah Noor mengenai fenomena koruptor perempuan dalam rubrik topik kita

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan wacana keilmuan tentang gejala sosial yang tengah terjadi di masyarakat. Seperti hal-hal yang enggan dan dianggap tabu untuk diberitakan, sama halnya dengan apa yang terjadi ditengah masyarakat Indonesia khususnya dalam kancah politik.

2. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif khususnya pada bidang ilmu komunikasi, terutama dalam konteks analisis wacana, serta rubrik yang terkait dengan bidang sosial, ekonomi dan politik.

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi peneliti, praktisi komunikasi, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tim redaksi majalah, dan berbagai konten masyarakat lainnya bahwa dalam produksi suatu berita, teks tidak berdiri secara netral. Namun, banyak aspek yang ikut mempengaruhi di dalam memproduksi sebuah berita. Termasuk kondisi kognisi wartawan dan pandangan masyarakat dalam melihat suatu isu yang ditampilkan oleh suatu media. Penelitian ini juga guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam mempelajari praktik karya jurnalistik.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan. Paradigma kritis bersumber pada bagaimana berita tersebut diproduksi dan bagaimana kedudukan wartawan