tindak pidana korupsi bukan berarti semua perempuan buruk. Dan baik perempuan, maupun laki-laki sama-sama mulia di mata Allah SWT
…”
95
b.Superstruktur; Skematik
Superstruktur menurut Van Dijk terdapat dua kategori skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen antara lain judul
dan lead. Kedua, story, yakni isi berita secara keseluruhan. Story terbagi menjadi dua sub-kategori yakni proses jalannya suatu peristiwa dan komentar yang
dimunculkan dalam teks.
96
Dalam superstruktur terdapat pendahuluan, isi, dan penutup dalam bagian berita yang merupakan urutan kejadian yang diceritakan
dalam sebuah berita. Pendahuluan
– berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, pada Lead penulis menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki senantiasa saling membantu dalam
mengemban amanah sebagai khalifah Allah. “Perempuan dimotivasi oleh Allah agar menjadi pribadi termulia,
bersama laki-laki harus saling membantu karena mengemban amanah yang sama sebagai khalifah Allah…”
97
Bagian Isi - berita ini menjelaskan bahwa tradisi, pandangan, serta relasi
pergaulan sehari-hari menjadi pangkal banyaknya perempuan melakukan korupsi karena hal tersebut membuat perempuan tumbuh dan terpengaruh menjadi
manusia seadanya yang kurang terobsesi untuk menjadi pribadi yang sukses sebagai hamba Allah dan menjadi khalifah Allah dalam mempertahankan
integritas diri tatkala berada di sebuah lingkungan yang mengajak berbuat maksiat seperti tindak pidana korupsi.
95
Wawancara dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Rubrik Topik Kita majalah Noor pada 16 Juni 2014.
96
Eriyanto, Analisis Wacana Yogyakarta: LKIS, 2011, h. 232.
97
Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan Noor, Edisi 310313.
Penutup – pada bagian penutup berita ini berisi pesan dari penulis dalam melihat
realitas yang terjadi terhadap maraknya koruptor perempuan. Penulis menegaskan bahwa dengan kekuatan iman, ilmu, dan akhlak yang baik, perempuan akan
menjadi pribadi yang mampu menjadi mitra kolaborasi laki-laki dalam melakukan kebaikan.
c. Struktur Mikro; Semantik Latar
– Maraknya kasus korupsi yang melibatkan kaum perempuan adalah disebabkan kurangnya iman, dan pengaruh dari lingkungan pergaulan. Hal
tersebut bertentangan dengan Qur‟an Surat at-Taubah9: 71. Seperti yang diberitakan sebagai berikut:
“mukmin dan mukminah harus berkolaborasi dalam melakukan amar ma‟ruf nahi munkar, mendirikan solat, berzakat, dan taat kepada
Allah dan Rasullulah. Mereka yang berkolaborasi untuk melakukan hal- hal inilah yang akan mendapat rahmat Allah, bukan yang berkolaborasi
dalam kemunkaran, seperti korupsi…”
98
Detil – Dalam berita tersebut terdapat beberapa surat Al-qur‟an yang dipaparkan
bersama realitas yang terjadi pada kaum perempuan saat ini dan pada masa kenabian. Seperti berikut ini:
“Khazanah Islam tak kurang teladan dan acuan. Kehebatan perempuan-perempuan mukmin teladan yang kuat iman dan teguh
pendirian seperti Aisyah, istri Fir‟aun, dan Maryam telah disebutkan dalam Al-
Qur‟an surat at-Tahrim66 ayat 11 dan 12. Walau bersuamikan Fir‟aun Raja Diraja yang memiliki segalanya, Aisyah tak terpengaruh
keimanannya…”
99
98
Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 5 Noor, Edisi 311213
99
Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 8 Noor, Edisi 311213
Maksud – Terdapat elemen maksud eksplisit pada berita ini yang menjelaskan
bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama untuk berada di ruang publik dalam menjalankan amanah rakyat. Hal tersebut dijelaskan pada paragraf 1,
“Padahal harapannya, semakin banyak perempuan aktif mengelola negara, negara makin bersih dari korupsi dan Indeks
Pembangunan Manusia meningkat. Seperti yang terjadi di negara-negara Skandinavia; Swiss, Finlandia, Denmark, dan Belgia. Banyaknya jabatan
yang dipegang perempuan di Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif menjadi faktor penting yang mengantarkan negara-negara ini sebagai negara
maju dan makmur di dunia, serta bersih dari korupsi…”
100
Pra-anggapan – Terdapat elemen pra-anggapan pada paragraf 2 berita ini,
“Kalau mau jujur dan dihitung semuanya, pelaku korupsi dan jumlah yang dikorupsi laki-
laki jauh lebih banyak…”
101
Dan terdapat pula pra-anggapan pada paragraf 3, “Jika perempuan kurang berkualitas, atau kurang maksimal
bekerja gender perempuannya pun disebut. Apalagi jika ia korupsi. Padahal, pejabat, pegawai atau pengusaha laki-laki yang rendah kualitas,
malas, dan korup juga banyak. Namun, tidak disebut jenis kelaminnya. Inilah fakta bias gender…”
102
Kalimat-kalimat tersebut seakan menyiratkan adanya ketidaksetujuan penulis terhadap beberapa pemberitaan yang kian marak memojokkan perempuan.
Maka penulis menempatkan dirinya jika berada di posisi tersebut. Karena seperti banyaknya informasi yang beredar di masyarakat, perempuan seakan menjadi
tersangka hanya karena faktor keserakahan saja. Dan saat perempuan tersebut
100
Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 1 Noor, Edisi 311213
101
Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 2 Noor, Edisi 311213
102
Berita berjudul Agar Perempuan Tak Rentan, Paragraf 3 Noor, Edisi 311213