Dalam majalah Noor terbagi atas berapa rubrik? Dan apa saja rubrik Bagaimana kebijakan pihak redaksi majalah Noor dalam

13. Berdasarkan pemberitaan yang terdapat dalam rubrik topik kita

mengenai perempuan yang terlibat kasus korupsi, bagaimana majalah Noor memandang permasalahan ini? Majalah Noor, khususnya saya pribadai dalam hal ini, memandang bahwa permasalahan ini bisa saja terjadi karena mungkin perempuan yang seharusnya berada di rumah tidak dibiarkan untuk berkreasi dalam menjalankan perannya di luar rumah. Dan kurangnya iman yang menjadikan manusia sendiri tidak menjalankan ajaran agama Islam untuk amar ma‟ruf nahi munkar. Permasalahan ini menurut saya adalah isu yang dimunculkan di beberapa media untuk menarik simpati dari rakyat. Tetapi kemudian kami ingin mengemasnya dengan cara berbeda.

14. Informasi seperti apa yang ingin majalah Noor sampaikan kepada

publik perihal kasus korupsi yang menimpa sejumlah perempuan di Indonesia? Saya ingin masyarakat tetap memandang baik perempuan, karena memang saya akui perempuan adalah pelaku konsumtif kelas satu, tapi yang perlu diketahui, perempuan merupakan harapan bangsa yang seharusnya dapat berfikir dengan cerdas ketika akan melakukan sesuatu, terlebih sesuatu itu banyak manfaat atau mudharatnya. Lampiran. 4 TRANSKIP WAWANCARA Redaktur Ahli dan Wartawan Penulis Rubrik Topik Kita, Badriyah Fayumi Kantor Redaksi Majalah Noor16 Juni 2014

1. Aspek apa yang melatarbelakangi terciptanya tema tentang

perempuan yang belakangan ini diisukan terjerat kasus korupsi? Itu memang ada latarbelakang sosiologis, ada latarbelakang poloitis, ada juga latarbelakang agama. Latarbelakang sosiologisnya, perempuan kan sering dianggap sebagai orang yang bisa membebaskan sejumlah bangsa dan negara dari korupsi. Itu terbukti di beberapa negara di negara-negara makmur di dunia itu, keterwakilan perempuan di parlemen itu menciptakan tingkat korupsi yang rendah. Tapi justru fenomenanya di Indonesia, banyak perempuan yang terlibat dalam korupsi. Sehingga pada tahun 2004, 2009, itu kita mengkampanyekan sebuah gerakan perempuan politik di Indonesia dalam kampanye untuk memilih perempuan karena suatu tawarannya adalah perempuan dijanjikan akan dapat mensejahterakan bangsa, bisa meminimalisir angka korupsi, tapi ternyata kenyataannya kok berbeda. Perempuan baik di parlemen, di eksekutif, dan di yudikatif itu kok ada saja perempuan yang terjerat kasus korupsi. Hal itu kemudian yang melatarbelakangi saya menulis tema tentang perempuan dan korupsi di majalah ini. Itu latarbelakang sosio-politiknya. Ini menjadikan perjuangan perempuan semakin berat, karena itu seolah-olah menegukkan stigma bahwa perempuan memang mudah tergoda oleh