Analisis Level Konteks Sosial

koridornya. Dimana wanita harus dapat memainkan perannya dengan baik. Perannya sebagai seorang istri, seorang ibu, dan seorang yang bisa menjadi manfaat bagi masyarakat banyak. Tetapi, banyak masyarakat yang menganggap bahwa perilaku korupsi yang dilakukan oleh beberapa perempuan tersebut adalah karena mereka terlalu konsumtif dalam membelanjakan sesuatu sehingga tidak bersyukur terhadap apa yang mereka punya yang menyebabkan mereka melakukan tindak keji tersebut. Nah, disini majalah Noor ingin mengikis pemberitaan miring tentang perempuan…” 132 Namun, pemikiran penulis mengenai perempuan tidak selalu disambut baik oleh masyarakat. Banyak juga masyarakat yang sudah terdoktrin terhadap pemberitaan buruk perempuan, dan di sisi yang lain, banyak juga masyarakat yang sependapat dengan pemberitaan yang memperlihatkan dua sisi menjadi sebuah berita seperti yang terangkum jelas dalam majalah Noor. 2.Akses Mempengaruhi Wacana Majalah Noor merupakan majalah wanita muslimah yang sangat mengutamakan nilai Ke-Islaman di dalam pemberitaannya khususnya pada rubrik Topik Kita. Dalam pemberitaan mengenai tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh beberapa perempuan, beberapa media cetak maupun media elektronik semuanya berisi memojokkan perempuan karena perempuan dinilai tidak layak untuk berada dan bekerja di ruang publik. Perempuan dianggap hanya sebagai pelaku konsumtif yang tidak pernah puas terhadap apa yang diperoleh nya dan menjadikan hal tersebut menjadi isu terjadinya fenomena koruptor perempuan di Indonesia. 132 Transkip Wawancara Langsung dengan Badriyah Fayumi, Redaktur dan Penulis Majalah Noor pada 16 Juni 2014. Majalah Noor memberi pandangan lain mengenai hal tersebut dengan isi berita yang berbeda. Dalam pemberitaannya mengenai fenomena korupsi yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan di Indonesia, di wacanakan dengan positif dan tidak memojokkan perempuan dengan unsur Islam di dalamnya. Pada dasarnya majalah Noor ingin menghadirkan opini baik masyarakat terhadap sosok perempuan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Teks yang dibangun oleh majalah Noor dalam kedua berita berjudul “Agar Perempuan Tak Rentan” dan “Fenomena Koruptor Perempuan”, tidak hanya menyampaikan pemberitaan dari satu sudut pandang saja, namun dari dua sisi , yaitu konsep Islam yang telah diuraikan di analisis pada bab empat. Hal ini memang tidak secara eksplisit ditulis oleh majalah Noor. Namun, hal ini dapat diartikan dari bagaimana majalah Noor menyusun berita dan dari narasumber yang dipilih sehingga menjadi sebuah wacana. Dalam wacananya, teks dibangun meliputi beberapa struktur di dalamnya. Yaitu struktur makro tematik yang menggambarkan tentang pandangan terhadap perempuan yang bekerja di ruang publik dan fenomena korupsi yang melibatkan banyak perempuan. Selain itu, terdapat pula super struktur skematik berupa pendahuluan, isi, dan penutup dalam berita. Struktur mikro semantik berupa latar, detil, maksud, praanggapan, dan nominalisasi yang terdapat dalam kedua berita tersebut. Dan struktur teks lainnya, yaitu struktur mikro sintaksis berupa koherensi, koherensi kondisional, kata ganti, pengingkaran, struktur mikro stilistik berupa leksikon, struktur mikro retoris berupa grafis dan metafora. Keseluruhan struktur tersebut terdapat dalam kedua berita tersebut. Kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk majalah Noor meliputi empat skema yaitu skema person, dalam penulisan beritanya, penulis tidak memiliki latarbelakang korupsi namun penulis banyak mencari refrensi dari sumber yang terpercaya. Dan dalam pemberitaan mengenai koruptor perempuan, majalah Noor tetap memunculkan sisi baik perempuan. Skema diri, Badriyah Fayumi, wartawan penulis yang juga menjadi redaktur majalah Noor ingin membuktikan bahwa perempuan yang terlibat kasus korupsi tidak sepenuhnya salah. Skema peran, majalah Noor mengambil perannya dalam mensterilkan pikiran buruk masyarakat terhadap perempuan yang melakukan tindak pidana korupsi. Skema peristiwa, kasus korupsi yang marak terjadi dan melibatkan perempuan merupakan masalah yang sangat sensitif, berkaitan dengan politik, sosiologis, dan agamis. Konteks sosial yang melatarbelakangi yaitu adanya praktik kekuasaan dan akses yang mempengaruhi wacana tersebut. Praktik kekuasaan, majalah Noor dengan kekuasaannya sebagai media cetak yang berlandaskan Islam membawa opini masyarakat dengan sudut pandang berbeda dalam menyikapi kasus korupsi yang melibatkan sejumlah perempuan di dalamnya. Sedangkan akses yang mempengaruhi wacana, majalah Noor mewacanakan berita dengan positif dan tidak memojokkan perempuan serta berlandaskan Qur‟an dan Hadits dalam pemberitaanya.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai fenomena koruptor perempuan, peneliti memiliki saran sebagai berikut: 1. Majalah Noor sebagai media cetak khusus perempuan yang berlandaskan Islam, seharusnya lebih melihat suatu permasalahan dalam teks berita selain dari pandangan perempuan, juga harus ada pandangan laki-lakinya. Agar tidak ada ketimpangan dalam suatu berita, maka suatu berita seyogyanya dituliskan berdasarkan dua sudut pandang sesuai dengan etika jurnalistik, sehingga lahir pemikiran kritis dan cerdas pada masyarakat dalam pemahaman suatu berita. 2. Dalam kognisi sosialnya, majalah Noor seharusnya selain memiliki empat skema yaitu skema person, skema peran, skema diri, dan skema peristiwa, harus lebih berjalan beriringan dalam mengomentari permasalahan yang terjadi agar tidak memunculkan informasi yang berat sebelah. 3. Dalam konteks sosialnya, majalah Noor khususnya rubrik topik kita, sudah sangat terlihat kekuasaannya dalam hal ingin memajukan perempuan dan pemberitaannya pun sudah cukup mempengaruhi dalam wacana yang diberitakan.