sebesar Rp. 62.347 Milyar. Jakarta Islamic Index baru didirikan pada tahun 2000, meskipun belum terlalu lama JII berdiri tetapi keberadaannya
cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terlihat bahwa pada tahun 2003 hingga tahun 2009 indeks JII 40 lebih besar bila
dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Berdasarkan grafik di atas juga dapat dilihat bahwa
perkembangan indeks JII mengalami peningkatan dari awal bulan 2003 hingga Februari 2008 meskipun pernah mengalami penurunan pada bulan
Mei 2007. Harga saham JII mulai mengalami penurunan yang signifikan pada bulan Mei 2008 hingga Oktober 2008 yaitu dari Rp. 441.664 Milyar
menjadi hanya Rp. 193.683 Milyar. Tetapi pada bulan November 2008 harga saham JII mulai mengalami peningkatan kembali hingga akhir tahun
2009. Terjadinya peningkatan indeks JII ini diperkirakan karena adanya apresiasi kurs kurs yang meningkat sedangkan terjadinya penurunan
indeks JII diperkirakan karena nilai kurs yang terdepresiasi kurs yang menurun.
6. Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus, ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam
barang itu naik dengan presentase yang sama, mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tetapi tidaklah bersamaan yang penting terdapat kenaikan
umum barang secara terus-menerus selama satu periode. Nopirin, 2000.
Perkembangan tingkat inflasi periode 2003-2009 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Sumber: Bank Indonesia Diolah
Grafik 4.4 Perkembangan Tingkat Inflasi Periode 2003-2009
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa tingkat inflasi tertinggi berada pada bulan November 2005 sebesar 18,38 dan angka
terendah terjadi pada bulan November 2009 sebesar 2,41. Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pergerakan inflasi cukup berfluktuasi. Pada
awal tahun 2003 sampai September 2005 inflasi dalam keadaan stabil. Sedangkan pada akhir-akhir tahun 2005 inflasi mulai naik hampir
mencapai 20. Hal ini diperkirakan karena adanya kenaikan harga BBM yang sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun
2007, ketika terjadi krisis subprime mortgage di Amerika Serikat AS dan kenaikan harga minyak mentah dunia yang nyaris tembus US 100 per
barel, kinerja ekonomi Indonesia selama kuartal ketiga Q-3 2007 ternyata menunjukkan tanda-tanda yang tidak terpengaruh dengan gejolak eksternal
tersebut. Gejolak subprime mortgage itu memang berpengaruh, tetapi
hanya berhenti pada sektor keuangan di Indonesia melalui pergerakan IHSG. Sementara itu, sektor riil tetap tumbuh seolah tidak terpengaruh
sama sekali dengan hiruk pikuk di sektor keuangan. Keadaan inflasi pun dikatakan dapat dikontrol, bahkan daya beli masyarakat yang mengalami
penurunan pada tahun 2005 dan 2006 sudah pulih kembali di tahun 2007. Pada tengah bulan 2008 inflasi kembali naik hingga mencapai
12,14. Sedangkan pada tahun 2009 inflasi kembali memperlihatkan kestabilannya hingga mencapai angka 2,41. Angka ini merupakan angka
terendah inflasi sepanjang tahun. Sehingga pada tahun tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia sudah mulai kondusif
kembali, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan angka inflasi yang cukup signifikan.
7. Perkembangan Produk Domestik Bruto PDB di Indonesia