mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan
nasionalnya sebagai gambaran, Bank Dunia menentukan apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui
pengelompokan besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian Teddy
Herlambang, 2001:16. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain,
pendapatannya tidak dimasukkan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara Indonesia WNI maupun warga negara
asing WNA yang ada di Indonesia tetapi tidak diikutsertakan produk WNI di luar negeri Teddy Herlambang, 2001:22.
Sedangkan Faried Wijaya 1997:13 menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan
jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat diartikan
sebagai nilai akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu biasanya satu tahun.
2. PDB Sebagai Kinerja Perekonomian
Terdapat beberapa cara untuk menilai PDB sebagai kinerja sebuah perekonomian Mankiw, 1999:
a. Dengan melihat PDB dari pendekatan produksi, yaitu dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang dihasilkan oleh sektor-sektor
produktif yang ada di Indonesia. Secara sistematis metode produksi dituliskan sebagai berikut:
Y = Pq
1
Q
1
+ Pq
2
Q
2
+ Pq
3
Q
3
+ … + Pq
n
Q
n
2.13 b. Dengan melihat PDB sebagai perekonomian total pendekatan
pendapatan dari setiap orang yang berada di dalam perekonomian, dengan menjumlahkan semua pendapatan dari faktor-faktor produksi.
Jika ditulis persamaannya adalah sebagai berikut: Y = w + i + r + π 2.14
c. Dengan melihat PDB sebagai pengeluaran total pendekatan pengeluaran pada output barang dan jasa perekonomian, dengan
menjumlahkan semua pengeluaran. Secara sistematis persamaanya dapat ditulis:
Y = C + I + G + X-M 2.15
Dari sudut pandang lain, jelaslah mengapa PDB merupakan cerminan dari kinerja ekonomi karena mengukur sesuatu yang dipedulikan
banyak orang pendapatan demikian pula dengan output barang dan jasa yang memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah.
PDB mengukur pendapatan dan pengeluaran perekonomian pada output
nya dengan alasan bahwa jumlah keduanya adalah sama dan fakta
yang mendasar, karena setiap transaksi memiliki penjual dan pembeli, setiap uang yang dikeluarkan seorang pembeli menjadi pendapatan
seorang penjual yang lain.
3. PDB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan
Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar. Menurut Mulyono dalam Hanton 2002:27,
pendapatan nasional pada harga konstan dan harga berlaku dapat diperoleh melalui:
PDB
hkx
= PDB
hbx
x 100 2.16
IHK
x
PDB
hbx
= PDB
hkx
x IHK
x
2.17 100
Indeks harga yang digunakan untuk mendeflasi PDB harga berlaku di mana Implicit Price Deflator.
Implicit Price Deflator = PDB
hbx
x 100 2.18
PDB
hkx
Di mana: H
kx
= Harga konstan H
bx
= Harga berlaku IHK= Indeks harga konsumen
100 = Indeks harga konsumen tahun dasar X = Tahun tertentu
GDP nominal PDB atas dasar harga berlaku merujuk kepada nilai GDP tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan GDP riil
PDB atas dasar harga konstan mengoreksi angka GDP nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga. GDP dapat dipahami melalui cara
perhitungan pendapatan nasional berikut dibawah ini Suseno Triyanto, 1983:16.
GNP = GDP + F 2.19
NNP = GNP – D 2.20
NI = NNP – Nit 2.21
Di mana : GNP = Produk nasional bruto
GDP = Produk domestik bruto NNP = Produk nasional neto
F = Pendapatan neto terhadap luar negeri atas faktor-faktor
produksi D
= Penyusutan Nit = Pajak tidak langsung neto, yaitu selisih antara pajak tidak
langsung dengan subsidi NI = Pendapatan nasional Y
Jika ketika persamaan tersebut digabungkan akan didapat persamaan sebagai berikut :
GDP = NI + Nit + D - F 2.22
Suseno Triyanto 1983 berpendapat bahwa kenaikan pendapatan perkapita mungkin menaikkan standar hidup riil masyarakat bisa terjadi,
sementara pendapatan riil perkapita meningkat, akan tetapi konsumsi mengakibatkan tingkat tabungan meningkat. Hal ini akan menjadikan
salah satu bentuk akumulasi modal melalui tabungan masyarakat yang pada
akhirnya akan
digunakan pemerintah
dalam membiayai
pembangunan di negaranya
.
4. Hubungan PDB dengan Permintaan Pembiayaan Mudharabah