Pengertian pembiayaan dalam hal ini dibatasi pada pengertian pembiayaan yang dilakukan oleh bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syari`ah saja, bukan pembiayaan yang dilakukan lazimnya oleh lembaga pembiayaan non bank. Dalam Standar Akuntansi Keuangan,
dikatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan LM dalam Ismul Azhari, 2009.
Menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Kasmir,
2000:73.
2. Definisi Sistem dan Sistem Pembiayaan
Dalam buku Sistem Informasi Manajemen, dikatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai tujuan Ross H. Mcleod, 1996:13. Sedangkan pendapat lain menyatakan, sistem adalah suatu kegiatan yang
telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang Halim Alamsyah, 1998:2.
Beberapa pendapat mengenai pengertian sistem antara lain adalah Zaki Baridwan, 1994:4:
a. W. Gerald Cole: Sistem adalah suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang
saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan b. Steven A. Moscove:
Sistem adalah suatu kesatuan entity yang terdiri dan bagian- bagian yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu. Dari definisi-definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa sistem terdiri dan sub-sub atau bagian yang saling terintegrasi
untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka definisi
sistem pembiayaan adalah suatu kerangka dan prosedur-prosedur yang berhubungan dengan proses penyediaan uang, barang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil Ismul Azhari, 2009:29.
3. Jenis-jenis Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-
pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya pada perbankan syari`ah, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua bagian sebagai
berikut M. Syafi’i Antonio, 2001:160: a. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif merupakan pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi M. Syafi’i Antonio, 2001:160. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif
dapat dibagi menjadi dua hal berikut: 1 Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan: a Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil
produksi maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi.
b Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.
Bank Syari`ah melaksanakan pembiayaan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah bukan dengan
meminjamkan uang, melainkan dengan menjalin hubungan partnership
dengan nasabah, di mana bank bertindak sebagai
penyandang dana shahibul maal, sedangkan pengusaha sebagai pengelola dana mudharib. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
Islam mendorong umatnya menjadi investor bukan semata-mata kreditor.
Skema pembiayaan ini disebut dengan mudharabah trust financing
. Fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu, sedangkan bagi hasil secara periodik dengan nisbah wajar yang
disepakati. Setelah jatuh tempo, nasabah mengembalikan sejumlah dana tersebut beserta porsi bagi hasil yang belum dibagikan dan
merupakan bagian bank. 2 Pembiayaan Investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-
barang modal capital goods serta fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan itu. Pembiayaan investasi diberikan kepada nasabah untuk
keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi perluasan usaha.
Pada umumnya pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan
pengendapannya cukup lama. Dengan demikian perlu disusun proyeksi arus kas projected cash flow yang mencakup semua
komponen biaya dan pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa dana yang tersedia setelah semua kewajiban terpenuhi.
Setelah itu barulah disusun jadwal arnortisasi yang merupakan angsuran pembiayaan.
b. Pembiayaan Konsumtif Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bank Syari`ah dapat menyediakan
pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan skema berikut:
1 Bai’ bi tsaman ajil salah satu bentuk murabahah yaitu suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank dengan
nasabah, di mana bank menyediakan dananya untuk pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses
pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. 2 Ijarah muntahia bi tamlik atau sewa beli.
3 Musyarakah mutanaqishah decreasing paticipation, di mana
secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya.
4 Rahn yaitu menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya M. Syafi’i Antonio,
2001:168. 4. Prinsip Dasar Pembiayaan
Secara umum prinsip pembiayaan pada perbankan syari`ah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu musyarakah, mudharabah,
muzara’ah dan musaqah. Sungguhpun demikian, didalam prakteknya,
pihak perbankan syari`ah saat ini masih belum menerapkan semua jenis akad pembiayaan tersebut. Prinsip yang paling banyak digunakan adalah
musyarakah dan mudharabah, sedangkan muzara’ah dan musaqah
biasanya dipergunakan secara lebih khusus lagi yaitu untuk plantation financing
atau pembiayaan pertanian oleh beberapa bank syari`ah. Khusus dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai prinsip-prinsip
pembiayaan mudharabah Ismul Azhari, 2009.
D. Pembiayaan Mudharabah