Uji Asumsi Klasik Metode Analisis

dapat dihindarkan melalui penggunaan variabel perbedaan yang tetap di dalam model, namun tanpa menghilangkan informasi jangka panjang yang diakibatkan oleh penggunaan data perbedaan semata. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model koreksi kesalahan dengan konsep kointegrasi atau dikenal dengan Granger Representation Theorem Jaka Sriyana, 2003.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah data terbebas dari masalah multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum Best Linier Unbiased Estimator = BLUE, yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu perlu dibuktikan lebih lanjut apakah model regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut. Berikut ada tiga asumsi yang digunakan:

a. Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi di mana terdapat korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Hubungan linier antara variabel independen dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna perfect dan hubungan linier yang kurang sempurna imperfect. Salah satu cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan uji korelasi. Pada uji korelasi, kita menguji multikolinieritas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen yang lain. Tetapi multikolinieritas bisa juga muncul karena satu atau lebih variabel independen merupakan kombinasi linier dengan variabel independen lain. Dalam penelitian ini penulis akan melihat multikolienieritas dengan menguji koefisien korelasi r antarvariabel independen. Sebagai aturan main yang kasar rule of thumb, jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0,7 maka diduga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relatif rendah maka diduga model tidak mengandung multikolinieritas.

b. Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi penting OLS adalah varian dari residual adalah konstan. Namun dalam kenyataannya seringkali varian residual adalah tidak konstan atau disebut dengan heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas biasanya terdapat pada data cross section. Sementara itu data time series jarang mengandung unsur heteroskedastisitas, dikarenakan ketika menganalisis perilaku data yang sama dari waktu ke waktu fluktuasinya akan relatif lebih stabil Agus Widarjono, 2005:146. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, maka bisa menggunakan uji White, yang pada prinsipnya meregres residual yang dikuadratkan dengan variabel bebas pada model. Di mana keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas berdasarkan besar kecilnya Obs R square. Ho : tidak ada heteroskedastisitas Ha : ada heteroskedastisitas Kriteria Uji White adalah jika: Obs R square χ 2 tabel, tidak signifikan, Ho ditolak Obs R square χ 2 tabel, signifikan, Ho diterima Dengan tingkat signifikan α sebesar 5 bisa juga dengan menggunakan probabilitas Probabilitas Chi-Square, maka : Prob Chi-Square 0,05, tidak signifikan, Ho ditolak Prob Chi-Square 0,05, signifikan, Ho diterima

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan di mana kesalahan penggangguan dari periode tertentu µ t berkorelasi dengan kesalahan pengganggu dari periode sebelumnya µ t-1 . Pada kondisi ini kesalahan pengganggu tidak bebas tetapi satu sama lain saling berhubungan. Bila kesalahan pengganggu periode t dengan t-1 berkorelasi maka terjadi kasus korelasi serial sederhana tingkat pertama first order autocorrelation Yahya Hamja, 2008:117 Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lainnya. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain Agus Widarjono, 2005:177. Dalam penelitian ini untuk melihat adanya autokorelasi atau tidak maka dapat menggunakan uji autokorelasi yang dikembangkan oleh Bruesch dan Godfrey yang lebih umum dan dikenal dangan uji Lagrange Multiplier LM-test. Ho : tidak ada autokorelasi Ha : ada autokorelasi Dengan tingkat signifikan α sebesar 5 dan menggunakan distribusi Chi-Square , maka : Jika Prob Chi-Square 0,05, tidak signifikan, Ho ditolak Jika Prob Chi-Square 0,05, signifikan, Ho diterima Atau dengan cara lain untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model bisa dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW, yaitu dengan cara membandingkan antara DW statistik d dengan dl dan du. Jika hipotesis nol menyatakan bahwa tidak terjadi penyakit autokorelasi, maka: Ada autokorelasi positif Inconclusive Tidak ada autokorelasi Inconclusive Ada autokorelasi negatif dl du 2 4-du 4-dl 4 Gambar 3.1 Statistik Durbin-Watson

4. Error Correction Term ECT

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERMINTAAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 2 101

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERBANKAN UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada Perbankan Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.

0 5 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERBANKAN UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada Perbankan Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.

0 4 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2011 – 2014.

1 5 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2011 – 2014.

1 3 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2012.05-2015.04.

0 3 12

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah dan Kredit Pada Bank Konvensional di Indonesia.

0 1 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Melakukan Permintaan Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia.

0 0 6

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 10