Uji Derajat Integrasi Testing for Degree on Integration Uji Kointegrasi

Sedangkan empat variabel yang lainnya tidak stasioner disebabkan karena nilai t-statistik ADFnya lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai kritis statistik ADF tabel, dengan kata lain variabel-variabel tersebut pada level mengalami persoalan akar-akar unit, oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan uji derajat integrasi pertama.

2. Uji Derajat Integrasi Testing for Degree on Integration

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat atau order differensi ke berapa data yang diteliti akan stasioner. Pengujian ini dilakukan pada uji akar-akar unit langkah pertama di atas, jika ternyata data tersebut tidak stasioner pada derajat pertama Insukindro, 1992:261. Nilai statistik ADF untuk mengetahui pada derajat berapa suatu data akan stasioner dapat dilihat pada nilai t-statistik ADF lebih besar dari nilai kritis statistik ADF tabel, maka variabel tersebut dikatakan stasioner pada derajat pertama. Hasil dari pengujian derajat integrasi pertama dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Estimasi Akar-akar Unit Pada Derajat Integrasi Pertama Variabel Nilai t-Statistik ADF Nilai Kritis Statistik ADF α = 5 Kesimpulan PM -8.636820 -3.465548 Stasioner TBH -9.662423 -3.466248 Stasioner JII -8.447274 -3.465548 Stasioner INF -7.531761 -3.465548 Stasioner PDB -4.925150 -3.468459 Stasioner KURS -4.425452 -3.466966 Stasioner Sumber: Lampiran 2 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai t-statistik ADF masing-masing variabel dengan derajat keyakinan 5 sudah stasioner pada integrasi pertama first different. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai t- statistik ADF variabel Pembiayaan Mudharabah PM, Tingkat Bagi Hasil TBH, Jakarta Islamic Index JII, tingkat inflasi, Produk Domestik Bruto PDB dan kurs RupiahUS lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kritis statistik ADF tabel. Dari hasil uji stasioneritas tersebut dapat disimpulkan bahwa semua variabel sudah stasioner pada ordo yang sama, yaitu pada derajat integrasi pertama, sehingga pengujian selanjutnya dapat dilanjutkan ke uji kointegrasi.

3. Uji Kointegrasi

Setelah dilakukan uji stasioneritas dan diyakini seluruh variabel yang diamati merupakan variabel yang sudah stasioner dan memiliki derajat yang sama, maka langkah selanjutnya adalah pengujian kointegrasi untuk melihat hubungan jangka panjang dari model tersebut. Dalam melakukan uji kointegrasi harus diyakini terlebih dahulu bahwa variabel- variabel terkait dalam pendekatan ini memiliki derajat integrasi yang sama atau tidak. Insukindro, 1992:262. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam jangka panjang terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakah residual regresi terkointegrasi stasioner atau tidak. Apabila variabel terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan hubungan dalam jangka panjang. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis null mengenai tidak adanya kointegrasi ini adalah dengan menggunakan metode ADF Augmented Dicky-Fuller, sedangkan pesamaan jangka panjangnya akan diturunkan dari persamaan Error Correction Model ECM. Berikut ini hasil uji kointegrasi ADF: Tabel 4.4 Nilai Regresi Uji Kointegrasi Persamaan Kointegrasi Nilai t- Statistik ADF Nilai Kritis Statistik ADF α = 5 Kesimpulan PM t = f TBH t , JII t , INF t , PDB t , KURS t -2.215375 -1.944811 Residual stasioner Sumber: Lampiran 15 Dari hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa nilai t-statistik ADF sebesar -2.215375 sedangkan nilai kritis statistik ADF pada tingkat signifikansi 5 yaitu -1.944811. Karena nilai t-statistik lebih besar dari nilai kritis statistik ADF tabel, artinya residual dari persamaan telah stasioner pada derajat integrasi nol atau I0. Sehingga variabel-variabel tersebut dikatakan terkointegrasi atau terdapat indikasi hubungan jangka panjang. Adanya indikasi hubungan keseimbangan dalam jangka panjang belum dapat digunakan sebagai bukti bahwa terdapat hubungan dalam jangka pendek. Sehingga untuk menentukan variabel mana yang menyebabkan parubahan pada variabel lain, dan untuk menyediakan short- run dynamic adjustment guna menuju periode jangka panjang, maka dilakukan perhitungan ECM setelah melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

4. Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERMINTAAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

0 2 101

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERBANKAN UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada Perbankan Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.

0 5 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERBANKAN UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada Perbankan Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.

0 4 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2011 – 2014.

1 5 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Periode 2011 – 2014.

1 3 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2012.05-2015.04.

0 3 12

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah dan Kredit Pada Bank Konvensional di Indonesia.

0 1 6

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Melakukan Permintaan Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia.

0 0 6

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan Deposito Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 10