BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perbankan Syari`ah
Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syari`ah telah
menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam
. Fungsi-fungsi tersebut di zaman Rasulullah shalallahu `alaihi wa
sallam dilakukan oleh perorangan dan biasanya satu orang hanya
melakukan satu fungsi. Ketika zaman Abbasiyah, ketiga fungsi perbankan baru dilakukan oleh satu individu. Dalam perkembangan berikutnya,
kegiatan yang dilakukan oleh perorangan jihbiz kemudian dilakukan oleh institusi yang saat ini dikenal sebagai bank. Ketika bangsa Eropa mulai
menjalankan praktik perbankan, persoalan mulai timbul karena transaksi yang dilakukan menggunakan instrumen bunga yang dalam pandangan
fiqih adalah riba, sedangkan riba adalah haram.
Ketika mulai bangkit dari keterbelakangannya dan mengalami renaissance
, bangsa Eropa melakukan penjelajahan dan penjajahan ke seluruh penjuru dunia, sehingga aktivitas perekonomian dunia didominasi
oleh bangsa-bangsa Eropa. Pada saat yang sama, peradaban Muslim satu per satu jatuh ke dalam cengkraman penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
Akibatnya, institusi-institusi perekonomian umat Islam runtuh dan digantikan oleh institusi ekonomi bangsa Eropa.
Bunga uang yang secara fiqih dikategorikan sebagai riba yang berarti haram, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas
muslim mulai timbul usaha-usaha untuk mendirikan lembaga bank alternatif non-ribawi. Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa
bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun 1940- an, tetapi usaha ini tidak sukses Sudin Haron dalam Adiwarman Karim,
2007: 23. Namun demikian, eksperimen pendirian bank syari`ah yang
paling sukses dan inovatif di masa modern dilakukan di Mesir pada tahun 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank. Bank ini didirikan
dengan bantuan permodalan dari Raja Faisal Arab Saudi dan merupakan binaan dari Prof. Dr. Abdul Aziz Ahmad El Nagar yang mendapat
sambutan yang cukup hangat di Mesir, terutama dari kalangan petani dan masyarakat pedesaan.
Mit Ghamr Bank dianggap berhasil memadukan manajemen
perbankan Jerman
dengan prinsip
muamalah Islam
dengan menerjemahkannya dalam produk-produk bank yang sesuai untuk daerah
pedesaan yang sebagian besar orientasinya adalah industri pertanian. Namun karena persoalan politik, pada tahun 1967 Mit Ghamr Bank
ditutup. Kemudian pada tahun 1971 di Mesir berhasil didirikan kembali bank syari`ah dengan nama Nasser Social Bank, hanya tujuannya lebih
bersifat sosial daripada komersil. Bank syari`ah pertama yang bersifat swasta adalah Dubai Islamic
Bank , yang didirikan tahun 1975 oleh sekelompok usahawan muslim dari
berbagai negara. Pada tahun 1977 berdiri dua bank syari`ah dengan nama Faysal Islamic Bank
di Mesir dan Sudan. Pada tahun itu pula pemerintah Kuwait mendirikan Kuwait Finance House. Secara internasional,
perkembangan perbankan syari`ah pertama kali diprakarsai oleh Mesir. Pada Sidang Menteri Luar Negeri Negara-negara Organisasi Konferensi
Islam OKI di Karachi Pakistan bulan Desember 1970. Pada Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah tahun 1975
berhasil disetujui rancangan pendirian Islamic Development Bank IDB dengan modal awal 2 milyar dinar dan beranggotakan semua negara
anggota OKI. Bank ini menyediakan bantuan finansial untuk pembangunan negara-negara anggotanya, membantu mereka untuk
mendirikan bank syari`ah di negaranya masing-masing, dan memainkan peranan penting dalam penelitian ilmu ekonomi, perbankan dan keuangan
syari`ah. Sejak saat itu mendekati awal dekade 1980-an, bank-bank syari`ah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara Teluk, Pakistan,
Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki. Secara garis besar lembaga-lembaga perbankan syari`ah yang
bermunculan itu dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai Bank Islam Komersial Islamic Commercial Bank, seperti Faysal Islamic
Bank Mesir dan Sudan, Kuwait Finance House, Dubai Islamic Bank,
Jordan Islamic Bank for Finance and Investment, Bahrain Islamic Bank dan Islamic International Bank for Finance and Development atau
lembaga investasi dengan bentuk international holding companies, seperti Daar Al-Maal Al-Islami
Geneva, Islamic Investment Company of the Gulf, Islamic Investment Company
Bahama, Islamic Investment Company
Sudan, Bahrain Islamic Investment Bank Manama dan Islamic Investment House
Amman. Kini perbankan syari`ah telah mengalami perkembangan yang
cukup pesat, tidak hanya bermunculan di negara-negara timur, bahkan perbankan syari`ah tumbuh dan berkembang pula di negara-negara Barat,
seperti Citibank, ANZ Bank, Chase Manhattan Bank dan Jardine Fleming telah membuka Islamic window agar dapat memberikan jasa-jasa
perbankan yang sesuai dengan syari`at Islam.
2. Perkembangan Bank Syari`ah di Indonesia