Indonesia Persero Tbk . per bulan Februari 2000, tercatat di Bank
Indonesia bank-bank yang sudah mengajukan permohonan membuka cabang syari`ah, yakni: Bank Niaga, Bank BTN, Bank Mega, Bank BRI,
Bank Bukopin, BPD Jabar dan BPD Aceh. Perkembangan perbankan
syari`ah hingga tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Jaringan Kantor Perbankan Syari`ah
Periode Bank Umum
Syari`ah BUS Unit Usaha
Syari`ah UUS
Bank Pembiayaan Rakyat Syari`ah
BPRS
2005 307
173 184
2006 352
203 210
2007 404
222 299
2008 586
268 333
2009 777
312 363
Sumber: Bank Indonesia, 2010 Diolah
3. Perkembangan Pembiayaan Mudharabah Pada Perbankan Syari`ah
Al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di
mana pihak pertama Shahibul maal menyediakan seluruh modal 100, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola mudharib. Keuntungan usaha
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan ke dalam
kontrak, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung oleh pemilik modal, selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pihak pengelola.
Seandainya kerugian itu akibat kelalaian atau kecurangan si pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Permintaan pembiayaan di sini adalah total pembiayaan mudharabah yang
disalurkan oleh bank syari`ah kepada nasabah di Indonesia. Perkembangan pembiayaan mudharabah periode 2003-2009 dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.
Sumber: Bank Indonesia Diolah
Grafik 4.1 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah Periode 2003-2009
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa jumlah pembiayaan mudharabah tertinggi terjadi pada akhir bulan yaitu pada
bulan Desember 2009 sebesar Rp. 10.412 Milyar dan angka terendah terjadi pada bulan Januari 2003 sebesar Rp. 511 Milyar. Perbankan
syari`ah di Indonesia hingga tahun 2010 ini menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Begitu pula dengan pembiayaan yang ada di dalamnya, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yaitu pembiayaan mudharabah yang
keberadaannya pun semakin diminati oleh masyarakat. Dari grafik di atas juga dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah dari tahun 2003 hingga
tahun 2009 terus mengalami peningkatan. Tetapi pada akhir tahun 2008 pembiayaan mudharabah sedikit mengalami penurunan.
Pada bulan September 2008 jumlah pembiayaan mudharabah mencapai Rp. 6.750 Milyar, hingga pada bulan Desember 2008
pembiayaan mudharabah semakin menurun hingga mencapai Rp. 6.205 Milyar. Tetapi pada awal 2009 pembiayaan mudharabah kembali
meningkat menjadi Rp. 7.554 Milyar hingga akhir 2009. Sehingga dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah dari
tahun 2003 hingga tahun 2009 mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, meskipun sempat terjadi penurunan pada bulan-bulan
tertentu.
4. Perkembangan Tingkat Bagi Hasil Pada Perbankan Syari`ah