tahun 2009 terus mengalami peningkatan. Tetapi pada akhir tahun 2008 pembiayaan mudharabah sedikit mengalami penurunan.
Pada bulan September 2008 jumlah pembiayaan mudharabah mencapai Rp. 6.750 Milyar, hingga pada bulan Desember 2008
pembiayaan mudharabah semakin menurun hingga mencapai Rp. 6.205 Milyar. Tetapi pada awal 2009 pembiayaan mudharabah kembali
meningkat menjadi Rp. 7.554 Milyar hingga akhir 2009. Sehingga dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah dari
tahun 2003 hingga tahun 2009 mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, meskipun sempat terjadi penurunan pada bulan-bulan
tertentu.
4. Perkembangan Tingkat Bagi Hasil Pada Perbankan Syari`ah
Sistem bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pihak penyedia dana shahibul maal dengan
pengelola dana mudharib. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana atau antara bank dengan nasabah penerima
dana M. Syafi’i Antonio, 1999. Perhitungan bagi hasil ini sesuai dengan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak, pihak shahibul maal dan
mudharib . Perkembangan tingkat bagi hasil periode 2003-2009 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini.
Sumber: Bank Indonesia Diolah
Grafik 4.2 Perkembangan Tingkat Bagi Hasil Periode 2003-2009
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa tingkat bagi hasil tertinggi terjadi pada bulan Juli 2003 dan bulan Desember 2008 yaitu
sebesar 10,5 dan angka terendah terjadi pada bulan April 2004 yaitu sebesar 2,1. Perkembangan tingkat bagi hasil pada perbankan syari`ah
setiap bulannya memang bervariasi, adakalanya bagi hasil yang diterima besar dan adakalanya kecil. Bahkan dari grafik di atas dapat kita lihat
bahwa tingkat bagi hasil selalu berfluktuasi setiap bulannya. Hal ini dapat terjadi karena bagi hasil pada perbankan syari`ah ditentukan sesuai dengan
kesepakatan bersama antara pihak pemilik dana shahibul maal dan pengelola dana mudharib. Sehingga lebih mencerminkan rasa keadilan
diantara para pelaku ekonomi.
5. Perkembangan Jakarta Islamic Index JII
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu
indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata- rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syari`ah.
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syari`ah dan memberikan
manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syari`ah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. Perkembangan JII periode 2003-2009 dapat dilihat
pada grafik di bawah ini.
Sumber: Bank Indonesia Diolah
Grafik 4.3 Perkembangan JII Periode 2003-2009
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa angka tertinggi indeks harga saham JII terjadi pada bulan Februari 2008 yaitu sebesar
508.945 Milyar dan angka terendah terjadi pada bulan Januari 2003 yaitu
sebesar Rp. 62.347 Milyar. Jakarta Islamic Index baru didirikan pada tahun 2000, meskipun belum terlalu lama JII berdiri tetapi keberadaannya
cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dapat terlihat bahwa pada tahun 2003 hingga tahun 2009 indeks JII 40 lebih besar bila
dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Berdasarkan grafik di atas juga dapat dilihat bahwa
perkembangan indeks JII mengalami peningkatan dari awal bulan 2003 hingga Februari 2008 meskipun pernah mengalami penurunan pada bulan
Mei 2007. Harga saham JII mulai mengalami penurunan yang signifikan pada bulan Mei 2008 hingga Oktober 2008 yaitu dari Rp. 441.664 Milyar
menjadi hanya Rp. 193.683 Milyar. Tetapi pada bulan November 2008 harga saham JII mulai mengalami peningkatan kembali hingga akhir tahun
2009. Terjadinya peningkatan indeks JII ini diperkirakan karena adanya apresiasi kurs kurs yang meningkat sedangkan terjadinya penurunan
indeks JII diperkirakan karena nilai kurs yang terdepresiasi kurs yang menurun.
6. Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia