48
2. Ikhlas
Tabel 3 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi
Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam.
a. “Sesungguhnya Allah Swt sudah
mencatat semua perbuatan baik dan buruk,
kemudian Allah
menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang baik dan mana
pula perbuatan yang buruk yang harus dicatat.
b. Oleh karena itu siapa saja bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak
mengerjakannya, maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik
yang sempurna.
Jika orang
itu bermaksud melakukan kebaikan, lalu
mengerjakannya, maka Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan
sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja
yang bermaksud melakukan keburukan, lalu tidak jadi mengerjakannya, maka
49
Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia
bermaksud melakukan
keburukan kemudian mengerjakannya, maka Allah
mencatatnya sebagai satu kejelekan.” 2.
Manajemen akal, kalbu, nafs, nurani, syahwat, dan fitrah
a. Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak ada sesuatu kosong, karena semuanya
sudah dipasrahkan kepada Allah, tidak berharap apa-apa pada makhluk karena
semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah. Semua amal tidak akan sampai
kepada Allah, kecuali dengan hati yang ikhlas. Kalbu
Ikhlas dalam bahasa Arab, adalah tidak ada sesuatu kosong, karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah, tidak berharap apa-apa pada
makhluk karena semuanya sudah dipasrahkan kepada Allah. Semua amal tidak akan sampai kepada Allah, kecuali dengan hati yang ikhlas. Allah berfirman,
Artinya: “Katakanlah: Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam
hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui. Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” Q.S. Ali-Imran: 29.
50
Abu Abbas Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib ra. Ia berkata, Rasulullah saw. menjelaskan apa yang diterima dari Tuhannya, yaitu:
“Sesungguhnya Allah Swt sudah mencatat semua perbuatan baik dan buruk, kemudian Allah menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang
baik dan mana pula perbuatan yang buruk yang harus dicatat. Oleh karena itu siapa saja bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya,
maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang sempurna. Jika orang itu bermaksud melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya, maka
Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja yang bermaksud melakukan
keburukan, lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan keburukan
kemudian mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu k ejelekan.”
HR. Bukhari dan Muslim.
2
3. Muhasabah