Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah

22

1. Tingkat Komunikasi

a. Komunikasi Intrapribadi dalam Dakwah Dzatiyah

1 Sensasi Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organism dengan lingkungannya. Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan alat indera. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. 12 2 Persepsi “Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.” Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi sensory stimuli. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Sementara “perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau 12 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, cet ke-26, h. 49. 23 rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.” 13 3 Memori “Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.” Secara singkat, memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman encoding adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit safar internal. Penyimpanan storage adalah menentukan berapa lama informasi itu berada bersama kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Dan proses terakhir, pemanggilan retrieval, dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan. 14 4 Berpikir Makna etimologi dalam kamus bahasa Indonesia, kata “pikir” mempunyai art, akal budi, ingatan, angan-angan dan kata dalam hati, pendapat pertimbangan. Sedangkan kata “berpikir” diartikan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang- nimbang dalam ingatan. “Memikirkan” mempunyai arti mencari daya upaya untuk menghasilkan sesuatu dengan menggunakan akal budi. “Pemikiran” adalah cara atau hasil pikir. 15 13 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 51. 14 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 63. 15 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003, h. 92. 24 Berpikir biasa kita lakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan decision making, memecahkan persoalan problem solving, dan menghasilkan yang baru creativity. Secara garis besar ada dua macam berpikir: berpikir autistik melamun dan berpikir realistik deduktif, induktif, dan evaluatif. Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, kita mulai dari hal-hal yang umum pada hal-hal yang khusus. Berpikir induktif sebaliknya, dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum. Dan berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. 16

b. Komunikasi Antarpribadi dalam Dakwah Fardiyah