Radio Sebagai Media Dakwah

18

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Radio Sebagai Media Dakwah

“Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat kemajuan dalam bidang teknologi modern. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian-kejadian yang penting dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara-acara rekreasi yang menyenangkan, semuanya dipancarakan dari stasiun radio tertentu.” 1 “Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.” 2 “ Radio merupakan media auditif hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya. ” 3 Tujuan penyiaran program di radio siaran secara tradisional adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat to inform, memberikan pendidikan to educate, memberikan hiburan to entertain, memberikan 1 Oemar Hamalik. Media Pendidikan. Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994, Cet ke-7, hal. 107. 2 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: LKis, 2004, hal. 16. 3 Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006, Cet ke-4, hal. 9. 19 dorongan perubahan diri provide self change, dan memberikan sensasi giving sensation. 4 Sementara Dakwah adalah, “Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a, yang diartikan sebagai mengajakmenyeru, memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.” 5 Kata dakwah juga berarti do’a al-du’a, yakni harapan, permohonan kepada Allah swt atau seruan al- nida’. Doa atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu al- du’a ila al-syai’ al-hatsts „ala qasdihi. Dakwah dalam arti do’a ini terbaca jelas dalam ayat ini: 6                     Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada- Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” Q.S. al- Baqarah: 186. Secara terminologi, para ulama memberikan definisi yang bervariasi, antara lain: sebagian ulama seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Abu al- Futuh dalam kitabnya al- Madkhal ila „Ilm ad-Da’wat menyatakan bahwa dakwah adalah “menyampaikan at-Tabligh dan menerangkan al-Bayan apa 4 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, hal. 26. 5 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006, Cet. ke-2, hal.17. 6 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta , 2008, Cet ke-2. hal. 144. 20 yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW”. Kemudian Ahmad Ghalwasy dalam kitabnya ad- Da’wat al-Islamiyyat mendefinisikan “dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam, yang mengacu kepada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariat, dan akhlak.” 7 Media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media adalah “segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu.” 8 Menurut Hamzah Yakub, media dakwah diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu: 1. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melaljui lidah dan suara. 2. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’I dalam proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’I dan mad’u 3. Lukisan atau gambar, media ini berfungsi sebagai penarik. 4. Audio visual, media ini dapat merangsang undera penglihatan dan mpendengara n mad’u. 5. Akhlak, yaitu langsung diaplikasikan dalam tingkah laku da’i. 9 7 Lalu Muchin Effendi dan Faizah, Psikologi Islam, Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006, hal. 5-6. 8 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 163. 9 Hamzah Yakub, Publisistik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung: CV Diponegoro, 1982, cet. ke-2, h. 13. 21

B. Pesan Dakwah dalam Tiga Dimensi Komunikasi