50
Abu Abbas Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib ra. Ia berkata, Rasulullah saw. menjelaskan apa yang diterima dari Tuhannya, yaitu:
“Sesungguhnya Allah Swt sudah mencatat semua perbuatan baik dan buruk, kemudian Allah menerangkannya kepada para malaikat, mana perbuatan yang
baik dan mana pula perbuatan yang buruk yang harus dicatat. Oleh karena itu siapa saja bermaksud melakukan perbuatan baik, lalu tidak mengerjakannya,
maka Allah mencatat maksud baik itu sebagai satu amal baik yang sempurna. Jika orang itu bermaksud melakukan kebaikan, lalu mengerjakannya, maka
Allah mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat dan dilipatgandakannya lagi. Siapa saja yang bermaksud melakukan
keburukan, lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal baik yang sempurna. Apabila ia bermaksud melakukan keburukan
kemudian mengerjakannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu k ejelekan.”
HR. Bukhari dan Muslim.
2
3. Muhasabah
Tabel 4 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi
Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam.
a. merenung apa saja yang telah kita lakukan semenjak bangun tidur sampai
mau tidur lagi.
2
Ustadz Habiburrahman MA, Tema Ikhlas . Pada Hari Jum’at, 26 November 2010
51
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah. a. Dalam menyikapi setiap pergantian
masa dianjurkan dalam agama kita yaitu Muhasabah atau evaluasi diri.
Nurani b. Fadillah muhasabah adalah dapat
menghapus azab
kubur, karena
kesalahan yang kita lakukan sebaiknya langsung dikoreksi dan ditutup dengan
kebaikan serta senantiasa memperbaiki diri.
c. “Evaluasilah diri kalian sebelum kalian
dievaluasi di Padang Masyar, dan timbanglah amal kalian sebelum amal
kalian ditimbang
di Mizan.
Sesungguhnya akan mudah bagi kalian keesokan harinya pada Hari Kiamat
ketika kalian
menghisab atau
melakukan evaluasi pada saat ini. Berhiaslah kalian untuk datangnya
sesuatu yang sangat besar yaitu kematian.”
d. Rasul ber sabda: “Orang yang cerdas
adalah orang yang suka mengevaluasi
52
dirinya. Dan orang yang lemah adalah orang yang menurutkan nafsunya.”
Dalam menyikapi setiap pergantian masa dianjurkan dalam agama kita yaitu Muhasabah atau evaluasi diri. Muhasabah sebenarnya tidak hanya
dilakukan tiap berganti masa tetapi sebaiknya kita lakukan setiap habis mengalami peristiwa besar dan yang paling bagus bermuhasabah dilakukan
pada malam hari menjelang tidur, artinya merenung apa saja yang telah kita lakukan semenjak bangun tidur sampai mau tidur lagi. Fadillah muhasabah
adalah dapat menghapus azab kubur, karena kesalahan yang kita lakukan sebaiknya langsung dikoreksi dan ditutup dengan kebaikan serta senantiasa
memperbaiki diri. Muhasabah sebaiknya dilakukan pada malam hari, saat sebelum tidur,
dari semenjak bangun tidur apa saja yang telah kita lakukan, kebaikan atau kemaksiatan yang telah kita lakukan. Saidina Umar berkata: “Evaluasilah diri
kalian sebelum kalian dievaluasi di Padang Masyar, dan timbanglah amal kalian sebelum amal kalian ditimbang di Mizan. Sesungguhnya akan mudah
bagi kalian keesokan harinya pada Hari Kiamat ketika kalian menghisab atau melakukan evaluasi pada saat ini. Berhiaslah kalian untuk datangnya sesuatu
yang sangat besar yaitu kematian.” Muhasabah menjadi penting untuk kita agar tahun yang baru itu dapat
memberikan suatu hal yang lebih baik dibanding tahun yang lalu. Rasul
53
bersabda: “Orang yang cerdas adalah orang yang suka mengevaluasi dirinya. Dan orang yang lemah adalah orang yang menur
utkan nafsunya.”
3
4. Takwa kepada Allah