68
Tahun baru Masehi seharusnya tidak perlu diperingati karena tidak ada momen yang melandasinya.
8
9. Menghargai Waktu
Tabel 14 Kategorisasi Komunikasi Intapribadi dalam Dakwah Dzatiyah
No Kategorisasi
Sub Kategori
1. Manajemen Sensasi, Persepsi,
Memori dan Berpikir menurut pandangan Islam.
a. “Bahwa sebaik-baiknya manusia itu
adalah orang yang diberikan panjang umur kemudian baik pula amal
perbuatannya.” Dan ketika ditanya tentang “Siapa manusia terburuk, ya
Rasul?”Rasul menjawab, “Bahwa manusia yang buruk itu adalah orang
yang diberikan umur panjang tapi jelek amal perbuatannya.”
b. Orang yang menyia-yiakan waktu sama saja menyia-yiakan ibadah.
2. Manajemen akal, kalbu, nafs,
nurani, syahwat, dan fitrah. a. Dalam menyambut Tahun Baru Islam
1432 Hijriah, kita seharusnya lebih mengintropeksi diri apa yang telah kita
lakukan dan apa yang akan kita
8
Ustadz Abbas. Tema Hijrah. Pada Hari Jumat, 10 Desember 2010.
69
lakukan di tahun berikutnya karena Allah memberikan waktu, kesempatan,
dan umur panjang yang harus benar- benar kita pergunakan.
Tabel 15 Kategorisasi Komunikasi Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
No. Kategorisasi
Sub Kategori
1. Pendekatan Komunikasi
Antar Budaya dalam Dakwah Kultural
a. Kalau kata orang Barat, time is money dan kalau kata orang Arab
“waktu itu seperti pedang” artinya apabila kita tidak menggunakan
pedang itu dengan baik, maka pedang itu yang akan menyayat
kita. b. Para sahabat-sahabat Rasul dan
generasi shaleh di dalam hidupnya benar-benar memperhatikan waktu.
70
Tabel 16 Kategorisasi Komunikasi Organisasi dalam Dakwah Profesional
Kategorisasi Sub Kategori
Pendakwah a. Salah satu Sahabat yang juga merupakan
pejuang dan pendakwah yang luar biasa bernama Mu’ad, dimana Beliau ini
adalah orang yang masuk Islam pada usia 30 tahun dan meninggal dunia pada
usia 37 tahun. Rasulullah menyatakan ketika Beliau meninggal, “Sungguh Arsy
dan kursi Allah berguncang karena jasa dari Sahabat ini, walau Ia masuk Islam
hanya 7 tahun tapi perjuangannya sangat luar biasa untuk Islam
.” Pengarang
a. penulis kitab “Riyadhus Shalihin” yaitu
Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup tidak lebih dari 40 tahun tetapi dalam
kurun waktu 40 tahun itu Beliau mampu mengarang dan menyusun sebanyak 500
kitab, salah satunya kitab “Riyadhus Shalihin” yang diterjemahkan kedalam
berbagai bahasa di dunia ini. Tentara
-
71
Dalam menyambut Tahun Baru Islam 1432 Hijriah, kita seharusnya lebih mengintropeksi diri apa yang telah kita lakukan dan apa yang akan kita
lakukan di tahun berikutnya karena Allah memberikan waktu, kesempatan, dan umur panjang yang harus benar-benar kita pergunakan. Kalau kata orang
Barat, time is money dan kalau kata orang Arab “waktu itu seperti pedang”
artinya apabila kita tidak menggunakan pedang itu dengan baik, maka pedang itu yang akan menyayat kita. Dalam Islam waktu adalah ibadah. Orang yang
menyia-yiakan waktu sama saja menyia-yiakan ibadah. Allah menyatakan di dalam firman-firman-Nya dimana Allah selalu bersumpah atas nama waktu,
contohnya dalam dalam surat adh-Dhuhaa,
Artinya: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik.” Q.S. Adh-Dhuhaa
Kemudian dalam surat al-Fajr,
Artinya : “Demi fajar,” Q.S. Al-Fijr: 1
Dalam surat Al-lail,
Artinya: “Demi malam apabila menutupi cahaya siang,” Q.S. Al-Lail: 1
Hal ini artinya kita disuruh menggunakan waktu dengan sebaik- baiknya. Bahkan dalam surat al-Ashr Allah berfirman,
72
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.” Q.S. Al-Ashr : 1-3.
Sungguh Allah menyatakan dalam al-Quran bahwa sangat penting untuk kita menghargai waktu. Ketika Rasulullah saw. ditanya oleh Sahabat,
“Wahai Rasul, siapa manusia yang terbaik?”lalu Rasul menjawab, “Bahwa sebaik-baiknya manusia itu adalah orang yang diberikan panjang umur
kemudian baik pula amal perbuatannya.” Dan ketika ditanya tentang “Siapa manusia terburuk, ya Rasul?”Rasul menjawab, “Bahwa manusia yang buruk
itu adalah orang yang diberikan umur panjang tapi jelek amal perbuatannya.” Para sahabat-sahabat Rasul dan generasi shaleh di dalam hidupnya
benar-benar memperhatikan waktu. Salah satu Sahabat yang juga merupakan pejuang dan pendakwah yang luar biasa bernama Mu’ad, dimana Beliau ini
adalah orang yang masuk Islam pada usia 30 tahun dan meninggal dunia pada usia 37 tahun. Rasulullah menyatakan ketika Beliau meninggal, “Sungguh
Arsy dan kursi Allah berguncang karena jasa dari Sahabat ini, walau Ia masuk Islam hanya 7 tahun tapi perjuangannya sangat luar biasa untuk Islam.” Atau
ketika kita melihat s alah satu generasi shaleh, penulis kitab “Riyadhus
Shalihin” yaitu Imam An-Nawawi, dimana Beliau hidup tidak lebih dari 40 tahun tetapi dalam kurun waktu 40 tahun itu Beliau mampu mengarang dan
menyusun sebanyak 500 kitab, salah satunya kitab “Riyadhus Shalihin” yang
73
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia ini. Betapa mereka sangat memperhatikan waktu untuk kebaikan dan kemaslahatan.
9
10. Pergaulan yang Islami