2.4.6 Unsur-unsur Penilaian Prestasi Kerja
Selain faktor-faktor penilaian prestasi kerja, terdapat juga unsur-unsur penilaian prestasi kerja. Menurut Nasution 2000 : 95, unsur-unsur penilaian
prestasi kerja dibagi atas 2 dua kelompok, yaitu unsur kepala regu ke bawah dan kepala seksi ke atas. Masing-masing unsur-unsur tersebut adalah:
1. Kepala regu ke bawah: a.
absensi b.
tanggung jawab terhadap pekerjaan c.
kualitas pekerjaan d.
kecekatan atau keterampilan kerja e.
inisiatif dan kreativitas 2. Kepala seksi ke atas:
a. absensi
b. tanggung jawab terhadap pekerjaan
c. kualitas pekerjaan
d. kecekatan atau keterampilan kerja
e. inisiatif dan kreativitas
f. loyalitas
g. kemampuan mengatur dan merencanakan pekerjaan
h. kemampuan untuk melatih dan membina.
Sedangkan menurut SE.BAKN No. 02SE1980 bagian III poin I dalam Utomo dan Hermawan 2000 : 10, unsur-unsur dari penilaian pelaksanaan
pekerjaan seorang pegawai adalah : 1.
kesetiaan ialah tekat dan kesanggupan mentaati, melaksanakan dan mengamalkan
sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekat dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-
hari dalam perbuatan melaksanakan tugas.
2. Prestasi Kerja
ialah suatu hasil kerja yang secara nyata dapat dicapai oleh seorang PNS dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. prestasi kerja tersebut
akan dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesungguhan PNS yang bersangkutan.
3. Tanggung Jawab
ialah kesanggupan seorang PNS untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknyadan tepat pada waktunya serta
berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.
4. Ketaatan
ialah kesanggupan seorang PNS untuk mentaati seala peraturan perundang- undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan
yang diberikan oleh atasan yang berwenang serta kesanggupa n untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
5. Kejujuran
ialah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan ugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
6. Kerja Sama
ialah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya
guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 7.
Prakarsa ialah kemampuan seorang PNS untuk mengambil keputusan, langkah-langkah
atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
8. Kepemimpinan
ialah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokoknya. penilaian
unsur kepemimpinan hanya dikenakan bagi PNS yang berpangkat Pengatur Muda golongan ruang IIa ke atas yang memangku suatu jabatan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Flippo 1995 : 250 menyatakan bahwa faktor-faktor prestasi kerja adalah:
1. Mutu kerja : ketepatan, keterampilan, ketelitian, kerapian
2. Kuantitas kerja : keluaran ; jangan hanya mempertimbangkan tugas-tugas
reguler, tetapi juga betapa cepat seseorang menyelesaikan tugas-tugas “ekstra” atau mendesak
3. Ketangguhan : mengikuti perintah, kebiasaan, keselamatan safety yang
baik, inisiatif, ketepatan waktu dan kehadiran 4.
Sikap : terhadap perubahan pekerjaan dan teman sekerja. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
unsur-unsur penilaian prestasi kerja antara kepala regu ke bawah dengan kepala seksi ke atas karena kenyataannya kemampuan, keahlian, tugas dan tanggung
jawab mereka pun sangat berbeda. Unsur-unsur penilaian prestasi kerja tersebut dapat dilihat dari kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran,
kerja sama, prakarsa, kepemimpinan, mutu kerja, kuantitas kerja, ketangguhan, dan sikap.
Uraian di atas menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi. Indikator variabel prestasi kerja Y adalah kualitas kerja, inisiatif atau prakarsa,
dan disiplin kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Arikunto 2006
: 136, “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey yaitu dengan cara menyebarkan angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab kepada sejumlah responden yang
menjadi sampel penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis korelasional, sehubungan
dengan hal ini Nawawi 1994 : 108 menyatakan bahwa, “Penelitian analisis korelasional artinya seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini akan
digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yang diteliti”. Dengan demikian, data yang dibutuhkan merupakan data mengenai kompetensi
pustakawan dan prestasi kerja pustakawan di BPAD Provinsi Sumatera Utara.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan seperti telah disebutkan dalam judul yaitu di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah BPAD Provinsi Sumatera
Utara Jalan Brigjen Katamso No. 45 K- Medan. Pemilihan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah BPAD
Provinsi Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena perpustakaan tersebut memiliki pustakawan yang banyak dengan kompetensi dan tingkat pendidikan
yang berbeda-beda.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto 2006 : 130,
Universitas Sumatera Utara