Tahap Pembahasan Rencana Undang-undang

74 proses pembentukan Kota tangsel, juga agar pihak DPOD dapat mempelajarinya terlebih dahulu, selagi menunggu berkas-berkas dari DPR-RI yang akan diserahkan ke DPOD, setelah selesai mereka bahas. Jadi dalam hal ini dimaksudkan, untuk efisiensi waktu saja, dan memang untuk merealisasikan percepatan pembentukan Kota Tangsel. 93

1. Tahap Pembahasan Rencana Undang-undang

Proses pembentukan Kota Tangsel kini tengah memasuki tahap antrian pada kloter ketiga, karena pada waktu itu Badan Legislatif Baleg, tengah membahas 16 usulan pembentukan daerah baru lain. Sedangkan pada kloter ketiga ini ada sekita 18 usulan pembentukan daerah baru juga, termasuk didalamnya Pembentukan Kota Tangsel. Oleh karena itu dalam hal ini, Bupati melalui Tim Kecil yang dibentuknya terus melakukan komunikasi dan membangun hubungan yang dinamis kepada beberapa anggota DPR-RI yang terlibat secara langsung dalam proses tersebut. 94 Selain itu juga Bupati membentuk Tim bayangan yang bekerja secara khusus melakukan lobi-lobi politik melalui jalur partai, kepada anggota DPR-RI dari partai yang sama dengan para penggiat pembentukan Kota Tangsel. Presidium pembentukan Kota Tangsel juga tak ingin ketinggalan memainkan perananannya, melalui H. Zarkasyih Noer, seorang tokoh yang memiliki track record sangat matang, yang selama 15 tahun pernah di DPRD Tangerang, 17 93 Wawancara Andrea Calvalera Redaktur Harian Tangerang Tribun dengan Drs. H. Abdul Muin Basuni, Bentuk Kaukus Kawal Tangsel, http:drecalvalera.blog.dada.netpost602714Wawancara+III , pada Senin 01 Oktober 2007. 94 Ama Micheal Hia, Keputusan Pemekaran 27 Daerah Otonomi Di Tunda Selama 7 Minggu, Pemerintah Beri Kesempatan DPOD, dalam http:www.yaahowu.com?p=470 , di tulis 10 April 2008, di sunting pada 02 Juni 2010. 75 tahun di DPR-RI, dan sekitar 2 tahun jadi Menteri pada era Presiden Abdurrahman Wahid. Begitu juga dengan H. Margiono, kedekatannya dengan pejabat dan petinggi-petinggi negara, dan tokoh-tokoh nasional, karena latarbelakangnya seorang wartawan, diharapkan mampu memudahkannya untuk bisa melakukan lobi-lobi politik terhadap pejabat negara dalam rangka untuk mempercepat proses pembentukan Kota Tangsel. 95 Berkat lobi-lobi politik yang intensif dalam setiap pertemuan non formal yang dilakukan semua pihak. Dan hasilnya adalah lompatan pembahasan yang signifikan, terbentuknya RUU pembentukan Kota Tangsel yang mudah diterima oleh DPR-RI. Dengan demikian Badan Legislatif DPR-RI pertama kalinya membuat surat rekomendasi atas pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang pembentukan Kota Tangsel, yang secara bersamaan 27 usulan daerah pemekaran baru, pada bulan Juli 2007. 96 Dari 27 usulan tersebut, 12 diantaranya telah memenuhi persyaratan teknis, administrasi, dan fisik kewilayahan. Sedangkan persyaratan untuk Kota Tangsel, masih ada beberapa point berkas yang dinilai kurang lengkap oleh Baleg. Pertama, persyaratan batas wilayah, yang dinilai berdasarkan dokumen hasil studi kelayakan akademis masih memerlukan persyaratan fisik berupa penentuan batas wilayah yang belum ditentukan secara definitif. Kedua, belum disertainya surat rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri dalam RUU tentang pembentukan Kota Tangsel. Ketiga, perlunya pengkajian ulang secara mendalam dalam studi kelayakan oleh instansi terkait, atau pejabat yang berwenang. Keempat, perlunya 95 Hasil wawancara langsung Penulis dengan H. Zarkasyih Noer, pada 11 Juni 2010, walaupun didalam wawancara tersebut tidak secara detail dituliskan posisi badan Legislatif, dalam hal ini penulis berusaha memahami melalui proses hak inisiatif tersebut. 96 Ibid. 76 pertimbangan kembali seiring akan dilaksanakannya Pemilihan Umum tahun 2009. Kelima, dalam membentuk daerah pemekaran baru, harus mengacu juga pada ketentuan dalam Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang tata ruang kota. 97 Bagi para penggiat pembentukan Kota Tangsel, hal tersebut merupakan bukan masalah yang berarti. Walaupun sedikit terhambat, namun kelima syarat yang ditentukan Baleg tersebut dapat terselesaikan dengan mudah, hal ini dikarenakan berkat hubungan komunikasi dan kedekatan emosial yang dibangun Tim kecil dengan beberapa anggota Baleg DPR-RI, yang turut serta membantu melengkapi kekurangan-kekurangan tersebut, disamping itu juga ditambahkan didalamnya tentang beberapa nama kecamatan yang menjadi calon Ibukota dan calon kantor walikota. Akhirnya, RUU tentang Pembentukan Kota Tangsel dapat dibahas kembali oleh Komisi II DPR-RI. 98 Dalam taraf proses pembahasan, bukan saja RUU yang kemudian dikaji oleh pihak Komisi II. Akan tetapi Komisi II juga membutuhkan kajian kelayakan wilayah dengan meninjau langsung lokasi yang hendak menjadi daerah otonom baru, pada 31 Oktober 2007, Komisi II DPR-RI meninjau lokasi yang akan menjadi batas wilayah, dan kesiapan calon Ibukota Kota tangsel, sekaligus melihat potensi-potensi ekonomi yang dapat berkembang berkaitan dengan jumlah penduduknya. Selain itu juga, dengan adanya peninjauan lokasi semacam ini, Pemerintah Kabupaten dapat menjalin komunikasi lebih intens dengan kalangan 97 Peresmian Tangerang Selatan Tertunda, Harian Umum KOMPAS, dalam http:kppod.orgindindex.php?option=com_contenttask=viewid=383Itemid=2 , diposting pada Selasa 22 April 2008. 98 Wawancara Andrea Calvalera Redaktur Harian Tangerang Tribun dengan Drs. H. Abdul Muin Basuni, Bentuk Kaukus Kawal Tangsel, http:drecalvalera.blog.dada.netpost602714Wawancara+III , pada Senin 01 Oktober 2007. 77 Komisi II, diharapkan Pembahasan RUU tentang pembentukan Kota Tangsel dapat terselesaikan pada awal 2008. 99

2. Morathorium dan Pembentukan Kota Tangerang Selatan