18 Tangerang Selatan pada tahun 2006-2009. Agar pembahasan dalam skripsi ini
lebih terfokus dan tidak melebar, maka pembahasan masalah dalam skripsi ini akan dibatasi hanya pada persoalan-persoalan politik dalam upaya
menyelenggarakan kota tangerang Selatan.
2. Perumusan Masalah
Berangkat dari persoalan di atas, maka penulisan skripsi ini akan dirumuskan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang mendasari tuntutan pemekaran wilayah di Kabupaten Tangerang?
b. Bagaimana tarik-menarik elit politik dalam proses pemekaran? c. Bagaimana nuansa politik dalam proses pembentukan Kota Tangerang Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum tersebut antara lain:
1. Untuk mengetahui dinamika yang berlangsung dalam proses politik pemekaran wilayah Tangerang Selatan.
2. Dan untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan dalam pemekaran Tangerang Selatan.
3. Dan untuk mengetahui beberapa implikasi politik pasca pemekaran wilayah Tangerang Selatan.
Sedangkan tujuan khususnya dari penelitian ini adalah untuk menyelesaikan tugas akhir dari program sarjana S1 pada jurusan Pemikiran
Politik Islam.
19
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah:
a. Secara akademis, diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan perpolitikan, khususnya mengenai wacana otonomi daerah dan pemekaran
wilayah, karena semakin luasnya kajian tentang demorasi. b. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan masukan bagi segenap aparat dan
pemerintah daerah tangerang Selatan dalam menyelenggarakan program yang sedang dilaksanakannya.
c. Secara subtansial, sebenarnya manfaat penulisan skripsi ini diharapkan mampu memberikan pelajaran penting terhadap masyarakat modern saat ini, bahwa
pemekaran wilayah memang penting untuk mendekatkan jarak antara pemerintah dan masyarakatnya, dan lebih dapat melakukan pemberdayaan
manusia di tingkatan daerah. Namun pemekaran wilayah merupakan bukan jalan terakhir dari dari beberapa tujuan tersebut, karena efeknya jika
pemekaran wilayah ini gagal dimaksimalkan, maka masyarakat sendiri lah yang akan merasakannya.
E. Metodelogi Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah tipe kualitatif, Prosedur penelitian ini menghasilkan data yang deskriptif, yaitu menggambarkan
dan menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang di teliti.
Agar dapat menghadirkan sesuatu yang baru bagi kajian politik Islam saat ini. 1.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
20 a. Studi literatur kepustakaan dan dokumentasi, yaitu mencari dan
mengumpulkan data mengenai masalah-masalah yang bersangkutan melalui literatur buku, surat kabar, majalah, internet dan lain-lain yang berkaitan
dengan objek yang sedang di teliti. b. Wawancara, dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi melalui tanya
jawab dengan pelaku sejarah dan pihak-pihak yang terkait.
9
Dalam hal ini K. H. Zarkasyi Noer selaku Ketua Presidium Pemekaran Tangerang Selatan,
adalah tokoh penting dalam proses pemekaran Tangsel, posisinya sebagai ketua Presidium adalah menjembatani kinerja pemerintah daerah dengan pusat, agar
terjadinya sebuah hubungan yang dapat mendukung proses pemekaran tersebut. Selain itu, H. Amien Djambek, adalah salah satu tokoh penting juga
yang kurang banyak diketahui masyarakat Tangsel pada umumnya, padahal beliau merupakan salah satu penggerak penting dalam proses pemekaran
Tangsel, posisinya sebagai Ketua Umum FORMAT Forum Membangun Tangerang Selatan dimana 80 anggotanya adalah aparatur pemerintahan
disektor kelurahan dan kecamatan, sehingga koordinasi antara para pengerak dan pelopor pemekaran ini dengan segenap aparatur pemerintahan yang berada
di sector kelurahan dan kecamatan senantiasa terjaga.
2. Teknik Analisa Data
Adapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analysis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat
gambaran terhadap data-data yang terkumpul dan tersusun dengan cara
9
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, MA., Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h. 157-243.
21 memberikan interpretasi terhadap data-data tersebut. Dengan menggunakan teknik
ini, peneliti berharap dapat memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai mengenai fakta-fakta seputar peran serta elit politik daerah
dan masyarakat dalam mewujudkan pemekaran wilayah Tangerang Selatan. Untuk pedoman penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku pedoman
terbitan UIN jakarta sebagai Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi yang diterbitkan oleh Center for Quality Development Assurance
CEQDA UIN Syarif Hidayatullah jakarta 2007 sebagai pedoman penulisan dengan disesuaikan dari pengarahan dosen pembimbing skripsi.
F. Sistematika Penulisan
Guna memudahkan pembahasan penulisan yang lebih sistematis maka penulis menyusun kedalam lima bab, dengan penjelasan sebagai berikut:
Bab pertama berisikan pendahuluan, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan.
Kemudian dilanjutkan dengan bab kedua yang membahas “Konsep dan teori Pemekran Wilayah”, dengan sub judul pengertian otonomi daerah dan
pemekaran wilayah, kemudian menjelaskan tentang filosofi pemekaran wilayah, syarat-syarat dan ketentuan hukum pemekaran wilayah, juga tujuan dan manfaat
pemekaran wilayah. Kemudian dilanjutkan dengan bab ketiga yang membahas sejarah kota
Tangerang Selatan, yang menjelaskan di mulai dari kondisi geografis, politik, budaya, dan ekonomi Tangerang Selatan, kemudian menjelaskan pula sejarah
terbentuknya kota Tangerang Selatan, di mulai dari terbentuknya wacana
22 pemekaran daerah di kabupaten Tangerang, di mulai dengan isu CIPASERA
Ciputat, Pamulang, Serpong dan Pondok Aren pada tahun 2000, dan dilanjutkan presidium persiapan kota Tangerang Selatan.
Selanjutnya diteruskan oleh bab keempat, yang membahas proses pemekaran dan pembentukan kota Tangerang Selatan, yang meliputi faktor-faktor
apa saja yang menjadikan terbentuknya kota Tangerang Selatan, kemudian dilanjutkan dengan judul berikutnya yaitu mengenai peranan pemerintah dan elite
politik daerah dalam proses pembentukan Tangerang Selatan, dengan di mulai terbentuknya faksi-faksi yang mendukung dan menolak terbentuk Tangerang
Selatan, yang tak terlepas dari keterlibatan partai-partai politik daerah, yang menuai pro dan kontra baik dari tingkat masyarakat hingga tingkat DPR-RI,
setelah terbentuk dan diresmikannya kota Tangerang Selatan, ternyata hal ini tidak kemudian selesai dengan mudah. Karena ternyata hal tersebut diakhiri dengan
pembagian kue kekuasaan yang menuai polemik poltik di tingkat kabupaten dan pemerintah provinsi yang merasa berjasa dalam proses pemekaran kota Tangerang
Selatan. Dan terakhir, adalah bab kelima, yang meliputi kesimpulan dan saran-
saran dan diteruskan dengan lampiran-lampiran dan daftar pustaka
23
BAB II KONSEP DAN TEORI PEMEKARAN WILAYAH
Pemerintahan selain memiliki misi menyelenggarakan pelayanan publik, juga memiliki misi lainnya yang memang diperlukan masyarakat, tetapi tidak
dapat disediakan oleh organisasi lain. Seperti terjaminnya pemenuhan kepentingan masyarakat yang dapat dilihat dari fungsi pengaturan kehidupan masyarakat, baik
yang menyangkut pengaturan persaingan maupun pengaturan terhadap perlindungan masyarakat.
10
Keberadaan Pemerintah diperlukan untuk memenuhi kepentingan masyarakat, karena organisasi pemerintah mmemiliki kenerja dalam rangka
mengemban misi yang diamanatkan oleh masyarakat itu sendiri, dan sekaligus mempertanggungjawabkan
kinerjanya kepada
masyarakat. Keberadaan
pemerintahan, ada bukan karena untuk melayani kebutuhannya pribadi. Akan tetapi, untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan
setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya demi mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggungjawab untuk memberikan layanan publik yang baik dan profesional. Namun yang terjadi pada Daerah-daerah saat ini sungguh berbeda, yang terjadi
antara pemerintah dan masyarakatnya adalah terbentangnya jarak yang begitu jauh, sehingga keterbukaan antara pemerintah dan masyarakat tidak lagi
memenuhi pelayanan publik tersebut.
11
10
Agus Dwiyanto, Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, Makalah yang disampaikan dalam seminar kinerja organisasi pelayanan publik, FISIPOL UGM, 1995.
11
Prof. Dr. Sadu Warsistiono, Studi Kelayakan Pemekaran Wilayah Tangsel Tinjauan Terhadap 36 Kecamatan Dan Kondisi Batas Alam, Bandung: Jatinangor, 2007, h. 2.