Desentralisasi dan Pemekaran Wilayah

24

A. Desentralisasi dan Pemekaran Wilayah

Berbicara tentang pemekaran wilayah, tentu saja tidak dapat terlepas dari teori desentralisasi sebagai wujud dari tuntutan akan penerapan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bernegara, khususnya ditingkat daerah, karena salah satu prinsip demokrasi yang sjalan dengan ide desentralisasi adalah adanya partisipasi dari masyarakat. Agar masyarakat dan elit politik daerah mampu mengembangkan daerahnya sendiri dan mempunyai kewenangan lebih untuk daerahnya 12 . Dalam pengertiannya, desentralisasi memiliki dua definisi, pertama, desentralisasi yang diterjemahkan sebagai pengalihan tugas operasional dari pemerintah pusat ke pemerintah lokal. Kedua, desentralisasi yang digambarkan sebagai pendelegasian atau devolusi kewenangan pembuatan keputusan kepada pemerintah yang tingkatnya lebih rendah. Dengan demikian, pada dasarnya desentralisasi sungguh tak jauh bedanya dengan pemekaran wilayah yang berkembang pada saat ini, yang merupakan sebagai wahana pemberdayaan masyarakat daerah. Lalu kemudian apa yang membuat masyarakat dan pemerintah lokal meminta lebih setelah diberikan otonomi daerah oleh pemerintah pusat, tentu saja hal ini menjadi pertanyaan besar bagi penulis khususnya ketika hendak mengkaji pemekaran wilayah. Ternyata setelah dikaji lagi lebih mendalam, selain desakan atas gelombang euphoria saat reformasi, pemicu derasnya pemekaran wilayah adalah dekrit presiden pada tahun 1959, yang segala sesuatunya harus dikembalikan 12 Meizar Malanesia, makalah yang disampaikan dalam Program TKL khusus, dalam sekolah pasca sarjana S3, Desentralisasi dan Demokrasi, dalam http:www.rudyct.comPPS702- ipb09145meizar_malanesia.pdf , yang diposting oleh http:www.pdf- finder.comDESENTRALISASI-DAN-DEMOKRASI.html 25 kepada UUD 1945 dan pancasila, namun pasca reformasi muncullah UU no 221999 yang lebih mencerminkan kebinekhaan ketimbang ketunggal ikaannya, namun dalam perkembangannya UU No 221999 ini direvisi menjadi UU No 322004, yang dinilai banyak kalangan sebagai bentuk resentralisasi soekarnois, jelas saja berbagai desakan pemakaran wilayah semakin membanjir di DPR, pasalnya makna desentralisasi bukan saja berkisar pada adanya kewenangan untuk melakukan pemerintahannya sendiri, namun telah bergeser kepada dorongan untuk memperoleh perlakuan yang lebih adil baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah induk, karena memang system desentralisasi yang mengacu pada pemerintahan induk justru dalam hal ini lebih berkesan sebagai eksploitator asset dan sumberdaya daerah setempat, imbasnya adalah rakyat sendiri lah yang kurang mendapatkan perlakuan yang adil dari pemerintah induk yang lebih memiliki control terhadap daerahnya 13 .

B. Otonomi Daerah dan Pemekaran Wilayah