DPRD Tangerang Dan Dinamika Pemekaran Tangerang Selatan

63 dikehendaki masyarakat. 71 Akan tetapi terciptanya pembangunan yang menyeluruh, baik dari aspek ekonomi maupun aspek infrastruktur. 72

1. DPRD Tangerang Dan Dinamika Pemekaran Tangerang Selatan

Dinamika tuntutan pemekaran antara masyarakat yang menginginkan dan menolak dibentuknya Kota Cipasera ataupun Kota Tangsel terus bergulir. Akhirnya mendapatkan respon dari DPRD Kabupaten Tangerang, pada 10 Maret 2005, dibahasnya draf kelayakan pembentukan Kota Cipasera dari Bakor Cipasera dan Komisariat bersama Komber Cipasera, dalam rapat Panitia Musyawarah Panmus. Sejak saat itu pemekaran dan pembentukan Kota Cipasera atau Kota Tangsel terus ditindaklanjuti oleh DPRD. 73 Pada 15 Maret 2005, DPRD mengadakan rapat panmus kedua, dengan mengundang dan meminta pendapat Bupati H. Ismet Iskandar di gedung DPRD. Pada waktu itu, keterangan Bupati menyatakan, setuju untuk dilakukannya pemekaran dan pembentukan Kota otonom di kabupaten Tangerang. Akan tetapi, hal ini tidak dapat diwujudkan pada tahun 2006 seperti yang dicita-citalan oleh Bakor dan Kombes Cipasera, tetapi cita-cita tersebut akan bisa diwujudkan pada tahun 2010, mengingat Kabupaten Tangerang masih dalam taraf pembangunan, selain itu juga pihak-pihak yang terkait belum mempersiapkan penyediaan komponen infrastruktur, seperti jalan raya, kantor untuk calon kota otonom, serta penyediaan aparatur birokrasinya. Selain itu, yang lebih penting dalam hal ini 71 Joniansyah, Pendekar Banten Tolak Pemekaran Wilayah, Tempo Interaktif, http:www.tempo.co.idhgjakarta20050307brk,20050307-12,id.html , edisi Senin 07 Maret 2005. 72 Hasil wawancara langsung Penulis dengan H. Amin Djambek, pada 01 Juni 2010. 73 Joniansyah, DPRD Kabupaten Tangerang Berjanji Akan Sikapi Soal Cipasera, Tempo Interaktif, http:www.tempointeraktif.comhgjakarta20050307brk,20050307-15,id.html edisi Senin 07 Maret 2005. 64 adalah dengan meningkatkan status desa menjadi kelurahan di calon kota otonom yang akan dimekarkan. 74 Namun pernyataan ini dinilai oleh Basuki Rahardjo, selaku anggota Komisi A DPRD Kabupaten Tangerang, adalah hanyalah sekedar ucapan saja, terhitung sejak tanggal 15 Maret 2005 hingga tanggal 06 Oktober 2006, Bupati hanya baru menandatangani draf persetujuan pembentukan Kota Tangsel, sedangkan Bupati sendiri belum sama sekali menandatangani persetujuannya untuk dilakukannya pemekaran dan pembentukan Kota Cipasera atau Tangsel. 75 Sementara itu, selain belum ditandatanginya persetujuan pembentukan Kota Tangerang Selatan, di dalam DPRD sendiri terpecah menjadi tiga faksi, yang menolak, menerima pemekaran dan pembentukan Kota Tangsel, dan ada yang berinisiatif dengan membentuk Kelompok Kerja Pokja, hal tersebut terjadi sesaat sebelum Panmus DPRD menggelar agenda rapat membahas aspirasi tuntutan pemekaran Kota Cipasera dari Bakor Cipasera maupun dari Komber Cipasera. Dalam hal ini kelompok yang menerima meliputi dari Lintas Lima, yaitu gabungan dari partai-partai politik, dari Fraksi Partai Amanat Nasional FPAN diwakili oleh Basuki Rahardjo, H. Al Mansyur, dari Fraksi Reformasi diwakili oleh Marlan Akip, dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan FPDI-P diwakili oleh FL Tri Satria Santosa, dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan FPPP diwakili oleh Hj. Eny Suhaeni dan Daka Udin, sedangkan dari Fraksi Demokrat diwakili oleh Jacky Harahap, dengan mengusulkan dan mendesak di bentuknya Panitia Khusus Pansus, agar masalah pembentukan Kota 74 Tahun 2007 Batas Kota Tangsel Di Sepakati,Radar Banten, edisi Jumat 06 Oktober 2007. 75 Hasil diskusi panel antara Presidium Pembentukan Tangsel dengan Pemerintah daerah Tangerang, Bupati Belum Tandatangani Persetujuan Tangerang Selatan, yang diposting oleh Radar Banten, edisi 27 April 2006. 65 Cipasera bisa dipercepat. Sedangkan yang menolak pembentukan Kota Cipasera, dimotori oleh ketua DPRD H. Endang Sudjana dan beberapa anggota DPRD yang lainnya, namun sikap penolakan itu kandas, ketika beberapa anggota DPRD memaksa ketua DPRD untuk menandatangani surat pembentukan Pansus, agar pembentukan Kota Cipasera bisa dipercepat. 76 Di sisi yang lain, beberapa anggota DPRD berinisiatif membentuk Kelompok Kerja, yang digawangi oleh Drs. H. Abdul Muin Basuni, walaupun belum mendapatkan legitimasi dari Ketua DPRD. Namun akhirnya, pada rapat Panmus ketiga, pada hari kamis 24 Maret 2005, dengan proses lobi-lobi politik yang memakan waktu, hingga akhirnya pada 06 Juni 2005 Kelompok Kerja mendapatkan legitimasi dari seluruh anggota DPRD yang hadir dalam sidang tersebut, dengan No 05 Tahun 2005 77 . Namun terhitung selama hampir satu tahun, kinerja yang dilakukan Pokja kurang komprehensif, kinerja selama satu tahun tersebut hanya menghasilkan kajian ilmiah tentang peluang pembentukan sebuah daerah otonom baru, yang dilakukan oleh Prof. Dr. Sadu Wasistiono dari Universitas Langlang Buana, Bandung. Dengan kesimpulan, Kabupaten Tangerang dapat dimekarkan, karena sudah memenuhi syarat seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No 129 Tahun 2000. 78 Selain kinerja Pokja yang dianggap lambat, desakan dari berbagai elemen masyarakat, dan dari dalam DPRD Kabupaten Tangerang, agar supaya proses pembentukan Kota Tangsel dapat dipercepat terus bergulir. Akhirnya pada tanggal 76 Wawancara Andrea Calvalera Redaktur Harian Tangerang Tribun dengan Drs. H. Abdul Muin Basuni, Bentuk Kaukus Kawal Tangsel, http:drecalvalera.blog.dada.netpost602714Wawancara+III , pada Senin 01 Oktober 2007. 77 Pansus Pemekaran Wilayah Terbentuk Kabupaten Tangerang Di Pecah, Harian Umum Satelit News, Sabtu 11 Maret 2006. 78 Atep Afia, Esensi Pembentukan Kota Tangerang Selatan, dalam www.bantenkuring.blogspot.com , diposting pada Selasa 26 Mei 2009. 66 09 Maret 2006, DPRD mengadakan sidang Paripurna untuk menindaklanjuti kinerja dari Pokja, karena dirasakan kinerja kurang efisien, keputusan Anggota DPRD yang hadir dalam rapat Paripurna jatuh pada pilihan Basuki Rahardjo, yaitu membentuk Panitia Khusus Pansus. Berbekal hasil kajian dari Prof. Dr. Sadu wasistiono pansus melanjutkan program percepatan pembentukan Kota Tangsel, dengan agenda rapat mengeluarkan pilihan cakupan wilayah otonom baru tersebut. Setelah mengalami perdebatan yang cukup sengit di tingkat Pansus, akhirnya disepakati lima opsi cakupan kecamatan bagi calon kota otonom tersebut. Opsi pertama, meliputi empat kecamatan yang kemudian termasuk dalam cakupan kota otonom tersebut, yaitu Kecamatan Serpong, Ciputat, Pondok Aren, dan Pamulang. Opsi kedua, meliputi lima kecamatan, yaitu Kecamatan Serpong, Ciputat, Pondok Aren, Pamulang dan Cisauk. Opsi ketiga, meliputi enam kecamatan, yaitu Kecamatan Serpong, Ciputat, Pondok Aren, Pamulang, Cisauk dan Pagedangan. Opsi keempat, meliputi tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Serpong, Ciputat, Pondok Aren, Pamulang, Cisauk, Pagedangan dan Legok. Opsi kelima, meliputi delapan kecamatan, yaitu Kecamatan Serpong, Ciputat, Pondok Aren, Pamulang, Cisauk, Pagedangan, Legok, dan Curug. 79 Namun, hadirnya opsi tersebut justru malah menambah keruh suasana, tidak hanya terjadi pada Pansus, perdebatan juga merambah ke tingkatan DPRD untuk menyetujui cakupan kecamatan yang termasuk dalam calon kota otonom tersebut, masing-masing kelompok yang sepakat dengan salah satu opsi melakukan lobi-lobi politik untuk mencapai mufakat, hingga akhirnya Bupati juga turun tangan dalam hal ini. Namun sayang usulan dari Bupati juga kurang 79 Lima Alternatif Kota Baru, Harian Umum Satelit News, edisi Kamis 30 Maret 2006. 67 disetujui oleh DPRD. Akhirnya Bupati berinisiatif dengan membentuk tim kecil agar Prof. Dr. Sadu Wasistiono mengkaji ulang hasil kajiannya tersebut. 80 Kesimpulannya adalah dikehendakinya Bupati untuk melakukan pemekaran di sepuluh kecamatan, termasuk beberapa kecamatan yang menjadi cakupan calon kota otonom. Tepat hari Rabu, 29 November 2006, DPRD Kabupaten Tangerang Menyetujui Peraturan Daerah Tentang Pembentukan Kecamatan Ciputat Timur, Setu, Serpong Utara, Sukamulya, Kelapa Dua, Sindang Jaya, Sepatan Timur, Solera, Gunung Kaler, dan Mekar Baru. Dan pada tangggal 27 Desember 2006, DPRD Kabupaten Tangerang mengeluarkan Surat keputusan No 28 Tahun 2006, tentang persetujuan Pembentukan Kota Otonom Tangerang Selatan dengan Cakupan Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Serpong, Serpong Utara, Setu, Pondok Aren, Pamulang. 81 Untuk sementara waktu, permasalahan ini dianggap selesai dan semua pihak telah menyepakatinya. Agenda berikutnya Pansus yang digawangi oleh FL Tri Satria Santosa biasa akrab di panggil Pak Sony merasa perlu dibentuknya sebuah organisasi atau wadah, yang didalamnya meliputi seluruh organisasi- organisasi yang intens dalam memperjuangkan pemekaran dan pembentukan kota Tangsel, karena dalam hal ini sangat diperlukannya keterlibatan peran serta masyarakat, guna mengawal dan memperjuangkan secara langsung, baik di DPRD 80 Arif Wahyudi AK, Kota Tangerang Selatan Hampir Mentah Lagi, Harian Umum satelit News, edisi Kamis 06 Maret 2006. 81 Joniansyah, DPRD Setujui Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Tempo Interaktif dalam http:www.tempo.co.idhgnusajawamadura20050313brk,20050313-08,id.html, edisi Senin 21 Mei 2007, yang disunting pada 02 Juni 2010. 68 sendiri, Pemerintah Kabupatan Tangerang atau Bupati, DPRD Provinsi, hingga memperjuangkan ke tingkat DPR-RI dan Mendagri. 82 Akhirnya dalam sebuah kesempatan, Pansus mengundang sekitar 50 organisasi kemasyarakatan di sejumlah daerah yang mencakup calon Kota Tangsel, dalam forum tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari KPPDO-KC, Bakor Cipasera, Kombes Cipasera, Formats, dan sejumlah anggota DPRD, serta Pemerintah Tangerang yang diwakili oleh Tim Kecil. Dalam forum tersebut disepakati untuk membentuk Presidium Pembentukan Kota Tangsel. Dan tanpa perdebatan yang panjang pula, H. Zarkasyih Noer yang hadir mewakili Forum Komunikasi Masyarakat tangerang, terpilih menjadi Ketua Umum Presidium. 83 Dan di sisi lain, keseriusan dalam proses pemekaran dan pembentukan Kota Tangsel mulai ditingkatkan oleh pihak Pemerintah Kabupaten, Bupati yang kini tengah meningkatkan status desa menjadi kelurahan. Tidak tanggung-tanggung, Bupati secara langsung meningkatkan 77 status desa menjadi kelurahan yang tersebar di 26 kecamatan di Kabupaten Tangerang, yang tertuang dalam Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2004. Dalam hal ini Formats yang didalam keanggotaannya 85 meliputi Kepala Pemerintahan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kepala Desa FKKD, turut berpartisipasi membantu pelaksanaan proses peningkatan status desa menjadi kelurahan tersebut. 84 82 Para Tokoh rapatan Barisan Percepat Tangsel, dalam http:tangerangkab.go.id , yang ditulis oleh Pihak Administratur, diposting pada Rabu 02 April 2008, di sunting pada 02 Juni 2010. 83 Wawancara langsung penulis dengan H. Zarkasyih Noer, pada 11 Juni 2010, dan diperkuat pula dengan wawancara penulis dengan H. Amin Djambek, pada 01 Juni 2010. 84 Joniansyah, 77 Desa Tangerang Akan Berubah Jadi Kelurahan, dalam http:www.tempo.co.idhgjakarta20041228brk,20041228-61,id.html , pada Selasa 28 Desember 2004, dan hal ini juga diperkuat dengan wawancara penulis dengan H. Amin Djambek, pada 01 Juni 2010. 69 Namun seiring dirumuskannya nama yang tepat untuk calon kota otonom tersebut oleh Presidium, problem cakupan wilayah dan batas wilayah mencuat kembali kepermukaan DPRD, dalam tubuh DPRD terpecah menjadi dua. Pihak yang pertama, dengan mengikuti rekomendasi dari Prof. Dr. Sadu wasistiono dengan tidak menyertakan Kecamatan Pagedangan dan batas wilayah sebelah barat dibatasi dengan Kali Cisadane, dengan tidak memasukkan Kecamatan Cisauk dalam cakupan Kota Tangerang Selatan. Sedangkan pihak yang lainnya, menghendaki dari tuntutan Bakor Cipasera dan Kombes Cipasera, dengan menyertakan Kecamatan Pagedangan dan Cisauk ke dalam calon Kota otonom Tangsel. 85 Tanpa disadari perdebatan tersebut sebenarnya justru menghambatnya proses pemekaran dan pembentukan Kota tangerang Selatan, akhirnya diputuskanlah voting, dengan hasil voting ternyata lebih banyak anggota DPRD yang memilih rekomendasi dari Prof. Dr. Sadu Wasistiono dengan tidak menyertakan Kecamatan Pagedangan dan batas wilayah sebelah barat Kali Cisadane, yang hanya meliputi Kecamatan setu, hasil pemekaran Kecamatan Cisauk yang terbagi menjadi dua, yaitu sebelah Barat Kali Cisadane Kecamatan Cisauk, dan hanya kecamatan setu yang masuk dalam cakupan Kota tangsel. Akhirnya, Bupati setuju dengan hasil voting tersebut. 86 85 Sejarah Terbentuknya Kota Tangerang Selatan, Dari Kota Cipasera Ke Kota Tangerang Selatan, Copyright BPTI Sekretariat daerah Kota Tangerang Selatan, dalam httpwww.tangerangselatankota.go.id, di posting pada 12 Desember 2009. Dan disunting pada 02 Juni 2010. 86 Eko Budi S, Dulu Cipasera Sekarang Tangerang Selatan, dalam http:komunitasciputat.wordpress.com20080721dulu-cipasera-sekarang-kota-tangerang- selatan, diposting pada 21 Juli 2008, dan di sunting pada 02 Juni 2010. 70

2. Respon Pemerintah Provinsi Terhadap Pemekaran Tangerang Selatan