Respon Pemerintah Provinsi Terhadap Pemekaran Tangerang Selatan

70

2. Respon Pemerintah Provinsi Terhadap Pemekaran Tangerang Selatan

Setelah semua kelengkapan syarat administrasi pemekaran dan pembentukan Tangsel dirasakan cukup oleh semua pihak yang berada di wilayah Tangerang. Maka dengan tidak ingin membuang waktu, Bupati membuat surat undangan kepada jajaran Muspida untuk mengikuti penyerahan berkas pemekaran dan pembentukan Kota Tangsel kepada Gubernur Banten. Tepatnya tanggal 16 Maret 2007, Bupati didampingi Sekretaris Daerah H. Nanang Komara, dan ketua DPRD Tangerang Endang Sudjana, serta para pejabat dan anggota DPRD, datang ke Pendopo Gubernur Banten, yang di sambut oleh Wakil Gubernur Banten H. M Masduki, Kepala Biro Pemerintahan Syafruddin Ismail, dan sejumlah pejabat Pemerintahan Provinsi. Bupati menyerahkan berkas usulan dan persyaratan pembentukan Kota Tangerang Selatan, dengan disertainya lampiran rekomendasi persetujuan DPRD Tangerang dan Bupati, kepada Wakil Gubernur Provinsi dan Ketua DPRD Tingkta Provinsi Ady Surya Dharma. 87 Pada kesempatan tersebut, secara ramah Wakil Gubernur Banten menyatakan persetujuannya terhadap aspirasi pembentukan Kota Tangsel, pada saat itu juga Ketua DPRD Ady Surya Dharma menyatakan akan segera membentuk Panitia Khusus pembahasan Kota Tangsel, dan dalam sepuluh hari kedepan semua berkas akan selesai di bahas. Namun setelah sebulan berlalu, pasca penyerahan berkas dan draf pembentukan Kota Tangsel, tak pernah ada konfirmasi dari pihak DPRD Banten ataupun dari pihak Pemerintah Provinsi Banten. Sejumlah kalangan mempertanyakan keseriusan Pemerintah Banten dalam menindaklanjuti persetujuan pembentukan Kota Tangsel, DPRD Banten 87 Joniansyah, DPRD Setujui Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Tempo Interaktif dalam http:www.tempo.co.idhgnusajawamadura20050313brk,20050313-08,id.html, edisi Senin 21 Mei 2007, yang disunting pada 02 Juni 2010. 71 dinilai lambat dalam mengatasi pembentukan Kota Tangsel ini. Akhir kata, desakan-desakan pun terpaksa dilancarkan oleh sejumlah kalangan, tidak hanya dari pihak Bupati, yang dari awal sudah mempertanyakan keseriusan DPRD dan Pemerintah Banten, tetapi desakan itupun dilancarkan oleh DPRD, Presidium Pembentukan Kota Tangsel, dan organisasi kemasyarakatan. Ketika keterlambatan tersebut ditanyakan, ternyata alasan telatnya rekomendasi DPRD Banten tentang pembentukan kota Tangsel, hal tersebut disebabkan berkas dan draf tersebut terselip di kantor DPRD Banten, suatu hal yang mustahil untuk diterima bagi sejumlah kalangan Pemerintah dan DPRD Tangerang, bagaimana mungkin berkas dan draf yang setebal dan sepenting tersebut bisa terselip dikantor DPRD Banten, dan sulit untuk ditemukan, sehingga memakan waktu hingga sebulan. 88 Dengan terselipnya berkas dan draf pembentukan Kota Tangsel, asumsi negatif kepada DPRD Banten dan Pemerintah Provinsi mulai bermunculan. Namun agar asumsi tersebut tidak terlalu berkembang, ketua dan beberapa perwakilan DPRD Banten dengan i’tikad baiknya, mendatangi kantor Pemerintahan Kabupaten Tangerang meminta kembali berkas dan draf kesiapan rencana pembentukan Kota Tangsel. Rombongan tersebut di terima oleh Bupati yang didampingi oleh jajarannya, berikut juga dengan menyerahkan kembali berkas-berkas yang dibutuhkan untuk pembentukan Kota Tangsel, yang diterima langsung oleh Ketua Komisi I DPRD Banten, Hj. Ratu Tinty Fatimah Chotib, dengan disaksikan oleh Wakil Ketua DPRD Tangerang, Sekretaris Daerah 88 Istijar Nusantara, Lambatnya Rekomendasi Kota tangsel, Berkasnya Hilang, Tangerang: Harian Umum Pelita, halaman muka, Edisi Kamis, 22 Maret 2007. 72 Kabupaten Tangerang H. Nanang Komara, Asisten Daerah I Drs. H. Mas Iman Kusnandar. 89 Pada 21 Mei 2007, tepatnya pada rapat paripurna. DPRD Banten mengeluarkan rekomendasi persetujuan pembentukan Kota Tangsel, yang diperkuat pula dengan persetujuan dari Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah, seperti yang tertuang dalam pasal 5 ayat 1 UU 342004 tentang Pemerintahan Daerah. Menurut Ketua DPRD Banten, tidak ada alasan baginya atau Pemerintah Provinsi untuk menghambat, atau bahkan hingga menolak rencana pembentukan Kota Tangsel, karena seluruh syarat adminstrasi dan tekknis telah dipenuhi oleh DPRD Tangerang dan Bupati. 90 Setelah memberikan rekomendasi persetujuan, kemudian pada Selasa 29 Mei 2007, dokumen tentang pembentukan Tangsel, berikut dengan persetujuan dari DPRD Tangerang, Bupati Tangerang, DPRD Banten dan Gubernur Banten, Pemerintah dan DPRD Kabupaten Tangerang menyerahkan kelengkapan persyaratan pembbentukan Kota Tangsel kepada Komisi II DPR-RI di Bumi Serpong Damai. 91 89 Arif Wahyudi AK, Kota Tangerang Selatan Hampir Mentah Lagi, Harian Umum satelit News, edisi Kamis 06 Maret 2006. 90 Joniansyah, DPRD Setujui Pembentukan Kota Tangerang Selatan, Tempo Interaktif dalam http:www.tempo.co.idhgnusajawamadura20050313brk,20050313-08,id.html, edisi Senin 21 Mei 2007, yang disunting pada 02 Juni 2010. 91 Joniansyah, Berkas Kota Tangerang Selatan Diserahkan Ke DPR-RI, Tempo Interaktif dalam http:www.tempointeraktif.comhgjakarta20081031brk,20080203-116839,id.html , edisi 31 Oktober 2008, yang disunting pada 02 Juni 2010. dijelaskan pula dalam situs tersebut, Bupati menyerahkan berkas ke komisi II DPR-RI, berisi dua hal, yakni, presentasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD dan masalah aset daerah . Namun dalam Drs. H. Abdul Rojak, MA, dkk., Sejarah berdirinya Kota Tangerang Selatan Tangsel: Green Komunika, 2010, dokumen- dokumen tersebut memang diberikan kepada Komisi II DPR-RI oleh Bupati dan Wakil Gubernur langsung, namun tidak secara jelas dituliskan tempat dimana penyerahan tersebut, karena dalam perkembangannya, seharusnya semua persyaratan telah dicapai, kemudian dalam proses di DPR- RI ada beberapa syarat tentang kajian ilmiah mengenai batas wilayah dan batas alam yang dianggap belum diperjelas secara terperinci oleh pihak DPRD Tangerang. 73

B. Proses Pembentukan Kota tangerang Selatan