Kondisi Ekonomi Kondisi Sosiografis, Politik Dan Ekonomi

50 positif yang dilakukan oleh setiap calon walikota, terlepas dari motif politik untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. 49 Sedangkan jika di tinjau dari kondisi pertahanan dan keamanan, Tangerang Selatan belum mampu untuk bisa dikatakan baik dalam hal ini. Beberapa pekan lalu, Tangerang Selatan yang sering keluar masuk dalam beberapa pemberitaan berkaitan dengan kasus terorisme yang menjadi konsentrasi Detasement Anti Terorisme 88. Artinya dalam hal ini, wilayah Tangerang Selatan masih mudah disusupi dengan oknum-oknum yang keberadaannya identitasnya tidak jelas. Semoga dalam hal ini, pemerintah dan segenap aparatur keamanan Tangerang Selatan dapat semakin waspada dan melakukan aksi cepat tanggap dalam hal pertahanan dan keamanan, agar tidak terjadi lagi hal-hal yang dapat mencoreng pertahanan dan keamanan Tangerang Selatan itu sendiri. Oleh karena itu dalam hal ini, sangat dibutuhkan peran serta dari POLRESTA dan KODIM Tangerang Selatan, untuk mengantisipasi eskalasi kriminalitas yang semakin tinggi dan kerawanan sosial-politik yang semakin memerlukan kewaspadaan. 50

3. Kondisi Ekonomi

Wilayah Tangerang Selatan awalnya adalah wilayah pedesaan yang berevolusi dalam kurun waktu 20 menjadi wilayah perkotaan, seiring dengan datangnya urbanisasi limpahan penduduk yang terlalu padat dari wilayah perkotaan jakarta. Wilayah Tangerang Selatan yang semula berupa kawasan 49 Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom Kota Cipasera Bidang Penelitian dan Pengembangan, Kajian Awal Tentang: Peningkatan Status Wilayah Cipasera Menjadi Daerah Otonom Kota, Ciputat: copyright proposal peningkatan status Cipasera, h. 28. Dan diperkuat dengan data dari Bakor Cipasera, Menuju Kota Cipasera, Ciputat: copyright proposal Tangsel, h. 19. 50 Bakor Cipasera, Menuju Kota Cipasera, Ciputat: copyright proposal Tangsel, h.23 dan uraian selebihnya adalah hasil kesimpulan penulis dari berbagai pemberitaan di beberapa media. 51 perkebunan dan persawahan yang produktif, namun seiring perkembangan zaman Tangerang Selatan mengalami perubahan komposisi tata guna lahan, hal ini ditandai dengan semakin merebaknya kawasan pemukiman modern yang memadati wilayah Tangerang Selatan, dan konsekuensinya adalah semakin sempitnya kawasan persawahan yang ada, dan perubahan profesi mmasyarakat yang semula kebanyakan para petani menjadi para pekerja-pekerja perusahaan swasta, pedagang, penjual jasa, dan buruh. Dengan demikian artinya telah terjadi perubahan sosial ekonomi masyarakatnya dari sosial ekonomi agraris, yang merupakan ciri ekonomi pedesaan berubah menjadi kearah sosial ekonomi industrial dan perdagangan, yang merupakan ciri ekonomi perkotaan. 51 Selain itu, kecamatan Ciputat, Pamulang, Serpong, dan Pondok Aren kini sudah menjadi zona pertumbuhan ekonomi perkotaan yang maju dan dinamis di wilayah Tangerang Selatan, dimana sosial ekonomi masyarakatnya berupa sisoal ekonomi industrial dan perdagangan dengan mobilitas tinggi yang berinteraksi dan terintegrasi dengan aktifitas ekonomi perkotaan Jakarta, serta merangsang pertumbuhan aktifitas ekonomi perkotaan terhadap kecamatan-kecamatan yang ada di Tangerang Selatan. Sehingga lambat laun semua wilayah yang ada di Tangerang Selatan menjadi sektor yang berkembang secara merata, dan tidak ada ketimpangan sosial. 52 Secara umum, pendapatan suatu pemerintahan daerah salah satunya berasal dari Pendapatan Asli daerah PAD yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, laba badan milik daerah dan juga beserta dengan hasil 51 Drs. H. Abdul Rojak, MA, dkk, Sejarah Berdirinya Kota Tangerang Selatan, Tangsel: Green Komunika, 2010, h. 4-5. 52 Ibid, Komite Persiapan Pembentukan Daerah Otonom Kota Cipasera Bidang Penelitian dan Pengembangan, Ciputat: copyright proposal peningkatan status Cipasera, h. 22. 52 pengelolaannya, dengan mengingat potensi perekonomian di wilayah Tangerang Selatancukup besar, maka wilayah ini menjadi cukup prospektif bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Sebagai gambaran riil, perhitungan PAD yang diterima Tangerang Selatan berdasarkan kapasitas penduduknya dan kondisii realistik mencapai Rp 29.647.662.983 atau 16,42 dari total pendapatan kabupaten Tangerang pada tahun 2002. Dan pada tahun 2003, PAD yang diterima kota Tangerang Selatan Rp 42.801.630.762 atau 17,83. Sedangkan pada tahun 2004, PAD yang diterima kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan lagi, yang berjumlah Rp 58.094.894.137 atau setara dengan 19,80. Dilihat dari PAD, dalam hal ini jarang sekali ada pemerintahan kabupaten atau kota yang memiliki Pendapatan Asli Daerah yang demikian besar seperti yang dimiliki kota tangerang Selatan, di tambah lagi dengan peningkatan-peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Dan perhitungan ini menjadi gambaran bahwa kota Tangerang Selatan sangat siap untuuk terus membangun daerahnya di berbagai sektor, dengan demikian pendapatan ini pun akan terus berkembang seiring dengan perkembangan sektor-sektor bisnis di masyarakat dan peranan swasta ke depannya. 53

B. Sejarah Terbentuknya Kota Tangerang Selatan