Polemik Struktur Pemerintahan Tangerang Selatan

81 Andi mattalata, serta pejabat, anggota dewan, dan tokoh masyarakat perwakilan daerah yang akan dimekarkan. Seperti Paripurna pada umumnya, 10 Fraksi DPR- RI diminta untuk memberikan keputusan 12 RUU yang akan disahkan. Dalam hal ini 10 Fraksi tersebut, secara tegas menyatakan persetujuan pembentukan 12 daerah otonom baru, termasuk didalamnya tentang pembentukan Kota Tangerang Selatan. Dan dua hari kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani 12 undang-undang baru tersebut, termasuk didalamnya Undang- undang No 51 Tahun 2008 tentang pembentukan Kota tangerang Selatan. 107

C. Polemik Struktur Pemerintahan Tangerang Selatan

Setelah disermikannya Undang-undang No 51 Tahun 2008, tentunya daerah otonom baru membutuhkan yang namanya “Pemimpin”, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten tidak ingin terlalu terburu- buru untuk memutuskan siapa yang layak untuk menduduki posisi Pejabat Sementara. Walaupun sejak masuknya pembahasan pembentukan Kota Tangsel masuk pada tahap kloter satu bersama 12 daerah otonom baru lainnya sudah mulai beredar di antara anggota DPRD Tangerang dan jajaran Pemerintah kabupaten. Dalam hal ini tidak terlalu diutamakan, namun yang harus menjadi fokus pada waktu itu adalah mensukseskan percepatan pembentukan Kota Tangsel. 108 Pada dasarnya kedua institusi pemerintahan antara Pemerintah Kabupaten dan Provinsi ingin lebih menyingkapi dengan hati-hati dalam menentukan Pejabat Sementara, selain itu juga disebutkan dalam aturan Peraturan Pemerintah PP 107 Ama Micheal Hia, Keputusan Pemekaran 27 Daerah Otonomi Di Tunda Selama 7 Minggu, Pemerintah Beri Kesempatan DPOD, dalam http:www.yaahowu.com?p=470 , di tulis 10 April 2008, di sunting pada 02 Juni 2010. 108 Joniansyah, Pejabat Walikota Tangerang Selatan Disiapkan, dalam Tempo Interaktif, edisi 03 Februari 2008. 82 Nomor 78 tahun 2007 tentang tata cara pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah dan UU Nomor 32 tahun 2004 yang menyebutkan, bahwa Penjabat Walikota adalah yang mengusulkan Gubernur Banten atas pertimbangan Bupati Induk, namun hendaknya usulan dari Bupati Induk dijadikan skala prioritas utama. Dan sebaiknya, untuk jabatan Penjabat Walikota Tangsel di isi oleh pejabat yang paham dan mengerti dengan karaktertistik dari daerah yang akan dipimpinnya, ditambah lagi dengan adanya Pada PP 78 tahun 2008 pada pasal 24 disebutkan di daerah otonom baru kabupatenkota dilaksanakan oleh gubernur bersama kabupatenkota, dan dipasal Pasal 9 ayat 2, menyebutkan Penjabat Walikota Tangerang Selatan diusulkan Gubernur Banten atas pertimbangan Bupati Tangerang. 109 Namun ternyata setelah diresmikannya UU No 51 Tahun 2008, dan adanya pedoman dari Mendagri mengenai prosedur pengusulan Pejabat Sementara untuk Walikota Tangsel, kepentingan politik Bupati dan Gubernur semakin nyata, jika sebelumnya konsep pemekaran wilayah dan pembentukan Kota Tangsel telah dibawa ke arena kampanye oleh Bupati pada Pilkada 2008-2013, dan akhirnya Bupati Ismet Iskandar terpilih kembali menjadi Bupati. Kini giliran Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang menampakkan syahwat politiknya, yang berusaha memasukkan nama calon Pejabat Walikota Tangsel, hal ini di sinyalir oleh sejumlah kalangan untuk menanamkan kantong-kantong suara untuk kepentingan PEMILU-KADA Banten 2011, melalui Pejabat walikota sementara diharapkan mampu meraup suara dari para pejabat dan birokrat pemerintahan. 110 Istijar 109 Pengajuan Nama Calon Pejabat Walikota Tangsel Tunggu Pedoman Pelaksanaan, dalam http:www.koranbanten.com20081212pengajuan-nama-penjabat-walikota-tangsel- tunggu-pedoman-pelaksanaan , diposting pada 12 Desember 2008, di sunting pada 02 Juni 2010. 110 Hasil wawancara langsung Penulis dengan H. Zarkasyih Noer, pada 11 Juni 2010. 83 Nusantara dalam Blog-nya menyatakan, bahwa upaya yang dilakukan Gubernur dengan menempatkan orang-orangnya dalam calon walikota Tangsel merupakan untuk sebuah ekspansi dan melanggengkan dinasti politiknya, karena bentuk ekspansi politik tidak hanya dilakukan oleh militer, dalam dunia modern ini, ekspansi politik juga dapat dilakukan dengan menanamkan para pejabat dan birokra, termasuk calon walikota di daerah pemekaran baru. 111 Pada 24 Januari 2009, diresmikan dan dilantikannya Kota tangsel dan pejabat sementara untuk walikota, di Gedung Aula Sekretariat Daerah Provinsi Banten di Serang, Banten, yang dilakukan oleh Menteri dalam Negeri H. Mardiayanto, dengan ditandai penekanan sirene dan pembukaan tirai bergambar peta Tangsel, dengan Pejabat Sementara untuk walikotanya adalah H. Muhammad Saleh MT Kepala Bina Marga dan Dinas Tata Ruang Banten dan Wakil Walikotanya adalah H.Nanang Komara Pegawai pemerintah Kabupaten, berdasarkan dengan Surat keputusan Nomor 131.368832009. Diharapkan pejabat sementara tersebut mampu mengemban cita-cita pemekaran wilayah seperti yang telah diupayakan oleh sejumlah penyelenggara pemekaran wilayah. 112 Terbukti, dari dua nama calon Pejabat Sementara untuk Walikota yang diajukan oleh pemerintah Kabupaten atau Bupati, dan satu nama calon Pejabat Sementara untuk Walikota yang diajukan oleh Pemerintah Provinsi, justru calon dari Gubernur yang menjadi Walikota terpilih dan dilantik oleh Mendagri, padahal jika Mendagri mau berfikir dan mempertimbangkan efek dari terpilihnya calon 111 Istijar Nusantara, Membaca Politik Dayang-dayang di Tangerang Selatan, dalam http:istijarok.blogspot.com2009_12_16_archive.html , diposting pada 16 Desember 2009, dan disunting pada 02 Juni 2010. 112 Mabsuti Ibnu Marhas, Menteri Dalam Negeri Resmikan Tangerang Selatan Sekaligus Melantik Walikota, Tempo Interaktif dalam http:www.tempointeraktif.comhgnusa20090124brk,20090124-156754,id.html , diposting pada 24 Januari 2009, dan disunting pada 02 Juni 2010. 84 dari Gubernur, hal ini berakibat buruk pada komunikasi politik antara walikota yang terpilih dengan Pemerintah Induk, terhitung dari sejumlah rapat yang di gelar Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Walikota dalam rangka peningkatan pembangunan dan pembentukan DPRD Tangsel, sekaligus pembentukan KPUD Tangsel, dapat di hitung dengan jari rapat tersebut dapat berjalan dengan lancar dan dihadiri kedua pihak institusi pemerintahan tersebut. 113 Terpilihnya M. Saleh sebagai Walikota Sementara atas usulan dari Gubernur, dinilai oleh sejumlah kalangan penyelenggara pemekaran wilayah merupakan bukan hal yang tepat, walaupun M. Saleh MT adalah mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum di pemprov, namun secara umum kinerja pembangunan yang diupayakan oleh Pemkot Tangsel, hasilnya dapat dikatakan nihil, adapun pembangunan yang berjalan selama 1,5 tahun pasca disahkan dan diresmikannya Kota Tangerang Selatan, adalah hasil pembangunan dari Pemerintah Kabupaten dan Provinsi yang dianggarkan sebelum diresmikannya Kota Tangsel. 114 Dalam hal ini, kinerja Pemerintah Kota atau Walikota Tangsel selama 1,5 tahun tidak dapat dijadikan tolok ukur bagi penulis dan sejumlah kalangan lainnya untuk meliahat sebuah tingkat keberhasilan, karena dalam hal ini pemerintah kota tengah menjalani masa transisi, dari yang semula hanya daerah yang berupa dari kecamatan-kecamatan saja, kini telah menjadi kota otonom baru, selain itu juga pemerintah kota yang masih seumur bayi ini tengah memulai masa pembangunannya, baik dalam bidang struktural maupun di bidang infra struktur lainnnya. Namun dalam hal ini juga—setidaknya—komunikasi politik antara 113 Istijar Nusantara, Komunikasi Politik Buntu, Pemkot Dinilai “Kacang Lupa Kulit”, dalam http:istijarok.blogspot.com2009_12_16_archive.html , diposting pada 16 Desember 2009, dan disunting pada 02 Juni 2010. 114 Hasil wawancara Penulis dengan H. Amien Djambek, pada 01 Juni 2010. 85 Pemerintah Kota dan Pemerintah daerah Induk dapat berkomunikasi dengan baik, tidak seperti “kacang lupa kulit”, setelah menjadi daerah yang otonom secara pemerintahan, lalu kemudian mengacuhkan Pemerintah induk, karena dengan terjalinnya komunikasi dengan baik antara pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten, hal dapat memaksimalkan kinerja yang selama ini tengah diupayakan dan sesuai dengan cita-cita pemekaran wilayah dan pembentukan Kota Tangerang Selatan. 115 D. Tangerang Selatan Milik Siapa?